Kudo Kardono Panglima Majapahit, Sepupu Gajah Mada Penumpas Pemberontakan Ra Kuti
Selasa, 11 Januari 2022 - 05:25 WIB
Sementara untuk mengatur strategi dan pertahanan perang, Panglima Perang Kerajaan Kudo Kardono mendirikan pertahanan yang belakangan dijadikan sebagai kawasan makam yang kini banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai penjuru.
Bergolaknya kerajaan dan seringnya perang menyiratkan bahwa Prabu Jayanegara bukanlah raja yang disukai keseluruhan rakyat Majapahit saat itu.
Terbukti dari banyaknya pergolakan yang terjadi di berbagai wilayah teritori Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahannya. Salah satu pemberontakan yang paling terkenal adalah pemberontakan dari salah seorang Dharmaputra yang bernama Ra Kuti.
Naskah Pararaton bahkan menyebut Jayanegara dengan sebutan yang kurang pantas yaitu Kala Gemet yang bermakna orang jahat (penjahat) yang lemah (karena Jayanegara sering sakit-sakitan).
Ejekan ini kemungkinan terjadi akibat antipati dari para Dharmaputra kepada Jayanegara yang disebabkan sikap tidak senonohnya yang melarang dua putri keturunan dari Gayatri dan Tribhuwaneswari untuk menikah.
Selain itu "darah campuran" Prabu Jayanegara yang merupakan keturunan Jawa-Melayu dan bukan keturunan Kertanegara murni disinyalir menjadi salah satu penyebab banyaknya pemberontakan yang terjadi.
Baca Juga
Bergolaknya kerajaan dan seringnya perang menyiratkan bahwa Prabu Jayanegara bukanlah raja yang disukai keseluruhan rakyat Majapahit saat itu.
Terbukti dari banyaknya pergolakan yang terjadi di berbagai wilayah teritori Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahannya. Salah satu pemberontakan yang paling terkenal adalah pemberontakan dari salah seorang Dharmaputra yang bernama Ra Kuti.
Naskah Pararaton bahkan menyebut Jayanegara dengan sebutan yang kurang pantas yaitu Kala Gemet yang bermakna orang jahat (penjahat) yang lemah (karena Jayanegara sering sakit-sakitan).
Ejekan ini kemungkinan terjadi akibat antipati dari para Dharmaputra kepada Jayanegara yang disebabkan sikap tidak senonohnya yang melarang dua putri keturunan dari Gayatri dan Tribhuwaneswari untuk menikah.
Selain itu "darah campuran" Prabu Jayanegara yang merupakan keturunan Jawa-Melayu dan bukan keturunan Kertanegara murni disinyalir menjadi salah satu penyebab banyaknya pemberontakan yang terjadi.
tulis komentar anda