Limbah Domestik Masih Jadi Masalah di Kota Bandung
Minggu, 02 Januari 2022 - 08:42 WIB
Yana juga mengapresiasi pembangunan SPALD Terpusat yang di atasnya terdapat ruang publik, sehingga bisa dicontoh kewilayahan lain agar dibagian atas SPALD dapat dimanfaatkan.
"Kita lihat ini sudah lebih dari 1 bulan IPAL ini berfungsi, tidak bau, dan bisa dipakai ruang publik, disini digunakan untuk ruang bermain anak, kalau di tempat lain itu ada Balai RW, ada tempat-tempat fasilitas publik lainnya," katanya.
Sementara itu, Kepala BBPW Jawa Barat, Oscar R.H. Siagian mengaku, pihaknya ikut andil dalam pengendalian pencemaran DAS Citarum yang banyak penyebab pencemarannya, salah satunya limbah domestik.
"Dalam upaya pengendalian pencemaran DAS Citarum, kami melalui pendekatan struktural dan kultural. Di sini (pembangunan SPALD Terpusat), sifatnya berbasis masyarakat," katanya.
"Program ini merupakan program bersama, dan Pemkot Bandung juga berpartisipasi aktif. Kami harap dukungan terus dilakukan dengan fasilitasi dan pendampingan, sehingga derajat kesehatan masyarakat juga meningkat," harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Dansektor 22 Satgas Citarum Harum, Kolonel Inf Eppy Gustiawan mengatakan, pembangunan SPALD Terpusat tersebut menjadi titik lokasi yang juga merupakan salah satu program Citarum Harum.
"Saya berharap nanti ke depannya ini bisa diterima oleh masyarakat, dirawat dan dipelihara. Sehingga ke depannya Bandung bisa menjadi kota sehat dengan mengurangi limbah-limbah domestiknya," harapnya.
Sedangkan Ketua KSM Sauyunan Pisan, Eden Gunawan mengungkapkan, pihaknya dipercaya membangun SPALD Terpusat dengan anggaran Rp500 juta, dan bisa terwujud dengan kolaborasi yang baik bersama masyarakat dan Kewilyahan.
"Sanimas ini minimal untuk target sambungan rumah yang masuk ke dalam SPALD ini adalah minimal 75 rumah. Alhamdulillah ini bisa lebih, sekitar 92 rumah atau 103 KK yang bisa tersambung ke SPALD ini," ucapnya.
"Dari semua teknis yang disarankan atau diharuskan dari PUPR, kami laksanakan sepenuhnya seperti adanya grasstrap untuk penjebak lemak. Hampir tiap rumah dilaksanakan, secara teknis kami laksanakan semua di lapangan," imbuhnya.
"Kita lihat ini sudah lebih dari 1 bulan IPAL ini berfungsi, tidak bau, dan bisa dipakai ruang publik, disini digunakan untuk ruang bermain anak, kalau di tempat lain itu ada Balai RW, ada tempat-tempat fasilitas publik lainnya," katanya.
Sementara itu, Kepala BBPW Jawa Barat, Oscar R.H. Siagian mengaku, pihaknya ikut andil dalam pengendalian pencemaran DAS Citarum yang banyak penyebab pencemarannya, salah satunya limbah domestik.
"Dalam upaya pengendalian pencemaran DAS Citarum, kami melalui pendekatan struktural dan kultural. Di sini (pembangunan SPALD Terpusat), sifatnya berbasis masyarakat," katanya.
"Program ini merupakan program bersama, dan Pemkot Bandung juga berpartisipasi aktif. Kami harap dukungan terus dilakukan dengan fasilitasi dan pendampingan, sehingga derajat kesehatan masyarakat juga meningkat," harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Dansektor 22 Satgas Citarum Harum, Kolonel Inf Eppy Gustiawan mengatakan, pembangunan SPALD Terpusat tersebut menjadi titik lokasi yang juga merupakan salah satu program Citarum Harum.
"Saya berharap nanti ke depannya ini bisa diterima oleh masyarakat, dirawat dan dipelihara. Sehingga ke depannya Bandung bisa menjadi kota sehat dengan mengurangi limbah-limbah domestiknya," harapnya.
Sedangkan Ketua KSM Sauyunan Pisan, Eden Gunawan mengungkapkan, pihaknya dipercaya membangun SPALD Terpusat dengan anggaran Rp500 juta, dan bisa terwujud dengan kolaborasi yang baik bersama masyarakat dan Kewilyahan.
"Sanimas ini minimal untuk target sambungan rumah yang masuk ke dalam SPALD ini adalah minimal 75 rumah. Alhamdulillah ini bisa lebih, sekitar 92 rumah atau 103 KK yang bisa tersambung ke SPALD ini," ucapnya.
"Dari semua teknis yang disarankan atau diharuskan dari PUPR, kami laksanakan sepenuhnya seperti adanya grasstrap untuk penjebak lemak. Hampir tiap rumah dilaksanakan, secara teknis kami laksanakan semua di lapangan," imbuhnya.
tulis komentar anda