Geger, Pemuda Pringapus Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri
Jum'at, 17 Desember 2021 - 20:05 WIB
SEMARANG - Nova (18) warga Dusun Kemasan, Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang ditemukan tewas akibat gantung diri di rumahnya, Jumat (17/12/2021). Tak pelak, peristiwa ini menggemparkan warga sekitar lokasi kejadian.
Warga pun berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian untuk melihat secara langsung kondisi korban dan ingin mengetahui penyebabnya. Namun sejauh ini, belum diketahui secara pasti penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Informasi yang dihimpun wartawan menyebutkan, peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh sejumlah anak-anak yang sedang bermain sekitar pukul 15.00 WIB.
Ketika bermain di dekat lokasi kejadian, secara tidak sengaja mereka melihat ada kaki orang menggantung di angin-angin jendela.
Selanjutnya, mereka melaporkan hal itu kepada Parni (60). Mendapat laporan tersebut, Parni langsung memanggil Musliman (56) untuk mengecek kebenarannya. Ternyata benar terlihat ada kaki menggantung.
Kemudian para saksi meminta bantuan warga sekitar masuk ke dalam kamar. Namun pintu kamar terkunci dari dalam. Kejadian ini langsung dilaporkan ke kepolisian.
"Korban ditemukan sudah meninggal dunia gantung diri. Yang melihat pertama kali anak-anak," kata Triyono warga sekitar.
Mengetahui adanya peristiwa tersebut, Babinsa Desa Klepu Serma Samidi beserta Babhinkamas Desa Klepu Bripka Jatmiko dan sejumlah anggota Polsek Bergas yang dipimpin Kapolsek Bergas AKP Wahyono langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan pengamanan. Baca: Garang Saat Keroyok 2 Pemuda, 48 Pesilat Loyo Diringkus Polres Jombang.
Setelah tim Inavis Polres Semarang bersama tim medis Puskesmas Pringapus datang, pintu kamar langsung dibuka secara paksa.
Setelah pintu terbuka, tim Inafis dan petugas medis langsung melakukan pemeriksaan. Korban sudah meninggal dalam kondisi gantung diri dengan tali kain warna kuning dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun dugaan tindak pidana pada tubuh korban. Disimpulkan bahwa korban meninggal akibat bunuh diri. Baca Juga: Nataru, KAI Daop 4 Semarang Sediakan 8.000 Tiket per Hari.
Pihak keluarga korban pun menerima kejadian ini. Keluarga korban juga tidak berkenan dilakukan autopsi dengan membuat surat pernyataan.
Warga pun berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian untuk melihat secara langsung kondisi korban dan ingin mengetahui penyebabnya. Namun sejauh ini, belum diketahui secara pasti penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Informasi yang dihimpun wartawan menyebutkan, peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh sejumlah anak-anak yang sedang bermain sekitar pukul 15.00 WIB.
Ketika bermain di dekat lokasi kejadian, secara tidak sengaja mereka melihat ada kaki orang menggantung di angin-angin jendela.
Selanjutnya, mereka melaporkan hal itu kepada Parni (60). Mendapat laporan tersebut, Parni langsung memanggil Musliman (56) untuk mengecek kebenarannya. Ternyata benar terlihat ada kaki menggantung.
Kemudian para saksi meminta bantuan warga sekitar masuk ke dalam kamar. Namun pintu kamar terkunci dari dalam. Kejadian ini langsung dilaporkan ke kepolisian.
"Korban ditemukan sudah meninggal dunia gantung diri. Yang melihat pertama kali anak-anak," kata Triyono warga sekitar.
Mengetahui adanya peristiwa tersebut, Babinsa Desa Klepu Serma Samidi beserta Babhinkamas Desa Klepu Bripka Jatmiko dan sejumlah anggota Polsek Bergas yang dipimpin Kapolsek Bergas AKP Wahyono langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan pengamanan. Baca: Garang Saat Keroyok 2 Pemuda, 48 Pesilat Loyo Diringkus Polres Jombang.
Setelah tim Inavis Polres Semarang bersama tim medis Puskesmas Pringapus datang, pintu kamar langsung dibuka secara paksa.
Setelah pintu terbuka, tim Inafis dan petugas medis langsung melakukan pemeriksaan. Korban sudah meninggal dalam kondisi gantung diri dengan tali kain warna kuning dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun dugaan tindak pidana pada tubuh korban. Disimpulkan bahwa korban meninggal akibat bunuh diri. Baca Juga: Nataru, KAI Daop 4 Semarang Sediakan 8.000 Tiket per Hari.
Pihak keluarga korban pun menerima kejadian ini. Keluarga korban juga tidak berkenan dilakukan autopsi dengan membuat surat pernyataan.
(nag)
tulis komentar anda