5 Peneliti Muda Dapat Penghargaan Merck Young Scientist Award

Selasa, 14 Desember 2021 - 00:54 WIB
Lima peneliti muda berhasil meraih Merck Young Scientist Award 2021. Foto ist
BOGOR - Lima peneliti muda berhasil meraih Merck Young Scientist Award 2021. Penghargaan ini diharapkan bisa mendorong upaya Indonesia dalam memajukan inovasi riset life science yang dapat bermanfaat bagi peningkatan kesehatan masyarakat.

Christopher Thomas, Presiden Direktur PT Merck Chemicals and Life Science mengatakan, penghargaan diberikan untuk mengapresiasi ilmuwan muda yang telah melakukan penelitian di Indonesia.Tahun ini, lanjut dia, Merck menerima 120 proposal riset dalam tiga kategori yang berbeda: biologi, kimia, dan studi COVID-19.

“Banyaknya jumlah proposal yang kami terima menunjukkan tingginya minat peserta dalam mendorong riset life science di Indonesia, salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia,” kata Christopher saat menyampaikan pengumuman pemenang penghargaan, Minggu (12/12/2021)

Kelima peneliti muda itu, adalah Ahanasia Amanda Septevani, sebagai pemenang pertama dengan risetnya berjudul 'Advancement of Green Biorefinery: Lignin Derived from Biomass Black Liquor Sludge towards Eco-Friendly and High-Performance of Flame Retardant'.

Pietradewi Hartrianti, sebagai pemenang kedua dengan risetnya berjudul 'Self-Healing Properties of Keratin Composite Hydrogels and Their Prospect as Bio-ink for 3D-Printed Organoid Model'.



Andri Hardiansyah, sebagai pemenang ketiga dengan risetnya berjudul 'Facile and Green Synthesis of Hydrogels of Graphene/Polymer for Tissue Engineering and Drug Delivery Applications: Evaluation of Chemical Interaction, Structure, Cellular In Vitro Study and Response to The External Stimuli'.

Febri Wulandari, sebagai pemenang keempat dengan risetnya berjudul 'Estimating The Anti-Proliferative Effects of A New Monocarbonyl Curcumin Analog with Fluor Substituent, FCCA-1, in Combination with Doxorubicin'.

Yesiska Kristina Hartanti, pemenang kelima dengan riset berjudul 'Lumbricus rubellus Protein Fraction DLBS1033N Prevents High Glucose-Induced Schwann Cell Cytotoxicity: The Role of Cell Viability, Apoptosis, and Differentiation in An In Vitro Model for Diabetic Neuropathy'.

Dr Ratih Asmana Ningrum, Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan, proses seleksi dilakukan secara ketat. Panel juri memberikan penilaian berdasarkan tiga aspek peneliatan, yaitu proses dan pelaksanaan riset, kreativitas dan originalitas riset, dan juga kemampuan riset dalam mengingkatkan kesehatan masyarakat dan mendorong perkembangan sektor life science.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More