Letusan Gunung Semeru, Jayabaya dan Ramalan Terbelahnya Pulau Jawa

Minggu, 05 Desember 2021 - 09:09 WIB
PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada tahun 2008, tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008. Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas pernah juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.

baca juga: Erupsi Gunung Semeru, BNPB Siapkan Titik Pengungsian Sektoral di Lapangan Kamarkajang

Menurut data PVMBG, kata dia, aktivitas Gunung Semeru berada di kawah Jonggring Seloko. Kawah ini berada di sisi tenggara Puncak Mahameru. Sedangkan karakter letusannya, Gunung Semeru ini bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3 - 4 kali setiap jam.

Karakter letusan vulcanian berupa letusan eksplosif dapat menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya. Sedangkan karakter letusan strombolian biasanya terjadi pembentukan kawan dan lidah lava baru.

Saat ini, Gunung Semeru berada pada status level II atau waspada. Mengulas ke belakang, akan ada banyak orang yang mengakitkan letusan Gunung Semeru ini dengan Ramalan Jayabaya. Raja Kediri itu meramalkan Pulau Jawa suatu saat akan terbelah.

Ramalan itu juga dikaitkan dengan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet yang berada di lima kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Pemalang, dan Tegal.

Bahkan, mitos itu pun sampai saat ini masih diyakini warga sekitar lereng Gunung Slamet. Terlebih lagi, gunung dengan ketinggian 3.428 meter itu berada nyaris di tengah-tengah antara pantai utara dan selatan Jawa.

Cerita ini sudah lama berkembang di warga Banyumas dan sekitarnya yang dikaitkan dengan ramalan Jayabaya. Mereka meyakini mitos yang menyebutkan Pulau Jawa akan terbelah jika Gunung Slamet meletus. Meski demikian, sampai saat ini mitos tersebut belum dapat dibuktikan secara nyata.

Di kalangan pendaki, Gunung Slamet cukup populer meski medannya cukup sulit. Kaki gunung itu terletak di kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas. Sebagaimana gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Slamet terbentuk akibat subduksi lempeng Indo-Australia pada lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa.

Retakan pada lempeng membuka jalur lava ke permukaan. Gunung ini sempat meletus pada 1999 dan sering mengalami erupsi kecil. Pada Maret 2014 status gunung ini menjadi waspada. Berdasarkan data PVMBG aktivitas Gunung Slamet masih fluktuatif.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content