Ganjar Bangun Rumah Warga Miskin Jateng, Ini Konsep Inovasinya
Rabu, 24 November 2021 - 11:30 WIB
Program inovasinya ini sudah diimplementasikan dan telah diproyeksikan yang dimana total sasaran sebanyak 125 desa tersebar di 5 daerah yakni Brebes, Pemalang, Banjarnegara, Banyumas dan Kebumen.
“Ketika nanti sampai akhir tahun ini (target) kemiskinan ekstrem mesti nol, kita sudah punya roadmap-nya,” terangnya.
Selain dapat memenuhi layanan dasar masyarakat miskin, kata Ganjar, Simperum ini bahkan dapat membantu dan memudahkan verifikasi dari sasaran PKE tersebut.
Lebih jauh, Ganjar menyebut inovasinya ini dapat memberikan tingkat akurasi data RTLH hingga mencapai angka 80 persen dan nihil duplikasi data yang mana data lebih presisi dan akurat.
“Efisiensi waktu dari 7 hari menjadi 75 menit, efisiensi biaya karena paperless dan juga efisiensi SDM yang semula tiga orang kini bisa satu orang,” tuturnya.
Inovasi aplikasi ini sudah ditiru beberapa provinsi dan daerah. Antara lain Kalimantan Utara, Kabupaten Blora, dan Brebes. “Niatan dari inovasi ini adalah bagaimana inovasi menyelesaikan persoalan yang ada di setiap sektor dan subsektor di jawa tengah,” terangnya.
Jateng Goyeng Mbangun Omah Bareng juga memfasilitasi pembangunan rumah warga miskin melaluo program Tuku Lemah Oleh Omah. Difasilitasi oleh Pemprov Jateng terkait pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) untuk penyiapan pembangunan rumah, kemudian pembelian tanah melalui kredit mikro BPR BKK Jateng dan juga memfasilitasi pembangunan rumah melalui bantuan sosial stimulan rumah sederhana sehat.
Adapun tujuan dalam programnya ini dapat meminimalisir angka backlog rumah di Jateng dengan sasarannya masyarakat miskin non-bankable yang tidak memiliki rumah.
“Yang pertama setidak-tidaknya pada saat kami coba menangani masalah, satu data bantuan sosial saat itu begitu rumitnya dan ternyata data-data angka kemiskinan dan sebagainya menjadi soal-soal. Pada saat itu kami mencoba komunikasi dengan kawan kawan kades dan kawan kawan kades ternyata menyampaikan keluh kesahnya itu,” tuturnya
Dalam bentuk programnya diwujudkan berupa bantuan sosial stimulan pembangunan rumah bagi keluarga miskin yang belum memenuhi syarat rumah layak huni yakni memiliki rumah dengan tipe 36.Untuk besarnya bantuan yang berupa struktur ruspin dan arsitektural senilai Rp35 juta.
“Ketika nanti sampai akhir tahun ini (target) kemiskinan ekstrem mesti nol, kita sudah punya roadmap-nya,” terangnya.
Selain dapat memenuhi layanan dasar masyarakat miskin, kata Ganjar, Simperum ini bahkan dapat membantu dan memudahkan verifikasi dari sasaran PKE tersebut.
Lebih jauh, Ganjar menyebut inovasinya ini dapat memberikan tingkat akurasi data RTLH hingga mencapai angka 80 persen dan nihil duplikasi data yang mana data lebih presisi dan akurat.
“Efisiensi waktu dari 7 hari menjadi 75 menit, efisiensi biaya karena paperless dan juga efisiensi SDM yang semula tiga orang kini bisa satu orang,” tuturnya.
Inovasi aplikasi ini sudah ditiru beberapa provinsi dan daerah. Antara lain Kalimantan Utara, Kabupaten Blora, dan Brebes. “Niatan dari inovasi ini adalah bagaimana inovasi menyelesaikan persoalan yang ada di setiap sektor dan subsektor di jawa tengah,” terangnya.
Jateng Goyeng Mbangun Omah Bareng juga memfasilitasi pembangunan rumah warga miskin melaluo program Tuku Lemah Oleh Omah. Difasilitasi oleh Pemprov Jateng terkait pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) untuk penyiapan pembangunan rumah, kemudian pembelian tanah melalui kredit mikro BPR BKK Jateng dan juga memfasilitasi pembangunan rumah melalui bantuan sosial stimulan rumah sederhana sehat.
Adapun tujuan dalam programnya ini dapat meminimalisir angka backlog rumah di Jateng dengan sasarannya masyarakat miskin non-bankable yang tidak memiliki rumah.
“Yang pertama setidak-tidaknya pada saat kami coba menangani masalah, satu data bantuan sosial saat itu begitu rumitnya dan ternyata data-data angka kemiskinan dan sebagainya menjadi soal-soal. Pada saat itu kami mencoba komunikasi dengan kawan kawan kades dan kawan kawan kades ternyata menyampaikan keluh kesahnya itu,” tuturnya
Dalam bentuk programnya diwujudkan berupa bantuan sosial stimulan pembangunan rumah bagi keluarga miskin yang belum memenuhi syarat rumah layak huni yakni memiliki rumah dengan tipe 36.Untuk besarnya bantuan yang berupa struktur ruspin dan arsitektural senilai Rp35 juta.
Lihat Juga :
tulis komentar anda