Musim Hujan Tiba, Intensitas Petir di Jabar Naik Ribuan Kali Lipat
Minggu, 14 November 2021 - 11:40 WIB
BANDUNG - Masyarakat diminta mewaspadai terjadinya sambaran petir yang cenderung naik cukup signifikan sejak musim hujan terjadi di Jawa Barat. BMKG mencatat, kenaikan sambaran petir naik ribuan kali lipat sejak musim hujan tiba.
Berdasarkan hasil pengolahan petir cloud to ground (CG) atau awam ke bumi, di wilayah Jawa Barat Bulan Oktober tahun 2021 menunjukkan bahwa kejadian petir CG sebanyak 411.237 kejadian. Sebelum musim hujan, kenaikan sambaran petir yang terpantau BMKG hanya belasan hingga ratusan.
Baca juga: Banjir dan Longsor Mengintai, Jabar Kampanyekan Tanam Pohon dan Sumur Resapan
Sementara pada musim hujan, jumlahnya naik ribuan kali lipat. Misalnya data 1 Oktober, petir tercatat hanya 24 kali kejadian. Sedangkan 31 Oktober tercatat mencapai 56.000 kejadian.
"Jumlah kejadian petir pada bulan Oktober di wilayah Jawa Barat sebesar 38% merupakan jenis petir CG+ dan 62% merupakan jenis petir CG-. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian petir di Provinsi Jawa Barat didominasi oleh petir CG dengan jenis petir CG-," kata Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu.
Menurut dia, wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah dengan sambaran petir tertinggi sebanyak 85.403 kejadian. Sedangkan wilayah Kota Cirebon merupakan daerah dengan jumlah sambaran terendah yaitu sebanyak 79 kejadian.
Baca juga: Target Vaksinasi Daerah Terpencil di Sukabumi dan Bogor Masih Rendah
"Pada bulan Oktober ini, Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah dengan kerapatan sambaran petir tertinggi sedangkan daerah dengan kerapatan sambaran petir terendah di Kabupaten Pangandaran," jelas dia.
Penentuan kerapatan sambaran petir dipengaruhi oleh luas wilayah yang lebih kecil dengan jumlah sambaran petir yang lebih sedikit namun kerapatannya menjadi lebih besar.
Lebih lanjut Teguh Rahayu menjelaskan, Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi topografi yang sangat beragam yaitu, di sebelah utara terdiri dari dataran rendah, sebelah tengah dataran tinggi bergunung-gunung dan di sebelah selatan terdiri dari daerah berbukit-bukit dengan sedikit pantai.
Kondisi topografi sangat mempengaruhi kerawanan sambaran petir utamanya petir CG (cloud to ground). Perbukitan merupakan salah satu yang dapat memaksa pengangkatan uap air yang cukup banyak dari laut yang menjadi awan konvektif.
Dari kondisi ini terlihat di beberapa wilayah di Jawa Barat termasuk daerah rawan sambaran petir seperti di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan hasil pengolahan petir cloud to ground (CG) atau awam ke bumi, di wilayah Jawa Barat Bulan Oktober tahun 2021 menunjukkan bahwa kejadian petir CG sebanyak 411.237 kejadian. Sebelum musim hujan, kenaikan sambaran petir yang terpantau BMKG hanya belasan hingga ratusan.
Baca juga: Banjir dan Longsor Mengintai, Jabar Kampanyekan Tanam Pohon dan Sumur Resapan
Sementara pada musim hujan, jumlahnya naik ribuan kali lipat. Misalnya data 1 Oktober, petir tercatat hanya 24 kali kejadian. Sedangkan 31 Oktober tercatat mencapai 56.000 kejadian.
"Jumlah kejadian petir pada bulan Oktober di wilayah Jawa Barat sebesar 38% merupakan jenis petir CG+ dan 62% merupakan jenis petir CG-. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian petir di Provinsi Jawa Barat didominasi oleh petir CG dengan jenis petir CG-," kata Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu.
Menurut dia, wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah dengan sambaran petir tertinggi sebanyak 85.403 kejadian. Sedangkan wilayah Kota Cirebon merupakan daerah dengan jumlah sambaran terendah yaitu sebanyak 79 kejadian.
Baca juga: Target Vaksinasi Daerah Terpencil di Sukabumi dan Bogor Masih Rendah
"Pada bulan Oktober ini, Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah dengan kerapatan sambaran petir tertinggi sedangkan daerah dengan kerapatan sambaran petir terendah di Kabupaten Pangandaran," jelas dia.
Penentuan kerapatan sambaran petir dipengaruhi oleh luas wilayah yang lebih kecil dengan jumlah sambaran petir yang lebih sedikit namun kerapatannya menjadi lebih besar.
Lebih lanjut Teguh Rahayu menjelaskan, Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi topografi yang sangat beragam yaitu, di sebelah utara terdiri dari dataran rendah, sebelah tengah dataran tinggi bergunung-gunung dan di sebelah selatan terdiri dari daerah berbukit-bukit dengan sedikit pantai.
Kondisi topografi sangat mempengaruhi kerawanan sambaran petir utamanya petir CG (cloud to ground). Perbukitan merupakan salah satu yang dapat memaksa pengangkatan uap air yang cukup banyak dari laut yang menjadi awan konvektif.
Dari kondisi ini terlihat di beberapa wilayah di Jawa Barat termasuk daerah rawan sambaran petir seperti di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang.
(msd)
tulis komentar anda