Cuaca Buruk, Nelayan di Pesisir Maros Enggan Melaut
Jum'at, 29 Oktober 2021 - 19:05 WIB
MAROS - Puluhan nelayan di Desa pesisir Tupabiring, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros terpaksa harus menyandarkan kapalnya. Mereka memilih tidak melaut selama sebulan karena cuaca buruk.
Salah seorang nelayan, Suleman mengaku enggan melaut karena angin kencang dan gelombang tinggi yang kerap kali terjadi. Kondisi ini menurutnya bisa membahayakan bagi nelayan jika dipaksakan melaut.
Baca Juga: nelayan
"Kalau cuaca sudah seperti ini kita hanya bisa pasrah. Yang kami lakukan sekarang hanya memperbaiki kapal dan jaring penangkap ikan yang rusak," jelasnya.
Diakui Sulaeman, di desanya sendiri ada sekitar 50 kapal besar yang berhenti melaut karena ketinggian gelombang mencapai 2-3 meter menjelang siang dan malam.
"Di kampung kami ini ada sekitar 50 kapal besar yang tidak turun melaut dan ini akan terjadi selama beberapa bulan ke depan, penghasilan pun otomatis sudah tidak ada sementara biaya hidup sekarang lumayan besar," ungkapnya.
Baca Juga: nelayannelayan yang tidak tersentuh bantuan pemerintah.
"Agar bisa bertahan sehari-hari kita kerjakan apa yang bisa dikerjakan misalnya pergi jadi kuli bangunan, karena di sini masih banyak nelayan yang tidak tersentuh bantuan pemerintah," tutup Sulaeman.
Beberapa waktu lalu, Kepala BMKG Kabupaten Maros, Rahmat, mengatakan, saat ini Kabupaten Maros dan sekitarnya berpotensi hujan saat siang dan juga sore hari.
"Ini diprediksi akan terus terjadi sampai beberapa hari ke depan. Selanjutnya November dan Desember akan mulai masuk musim hujan, meski kadang ada beberapa hari di mana tidak turun hujan," terangnya.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat Maros agar terus waspada. Sebab, hujan lebat biasanya terjadi diselingi dengan angin kencang.
Baca Juga: BMKG(luq)
Salah seorang nelayan, Suleman mengaku enggan melaut karena angin kencang dan gelombang tinggi yang kerap kali terjadi. Kondisi ini menurutnya bisa membahayakan bagi nelayan jika dipaksakan melaut.
Baca Juga: nelayan
"Kalau cuaca sudah seperti ini kita hanya bisa pasrah. Yang kami lakukan sekarang hanya memperbaiki kapal dan jaring penangkap ikan yang rusak," jelasnya.
Diakui Sulaeman, di desanya sendiri ada sekitar 50 kapal besar yang berhenti melaut karena ketinggian gelombang mencapai 2-3 meter menjelang siang dan malam.
"Di kampung kami ini ada sekitar 50 kapal besar yang tidak turun melaut dan ini akan terjadi selama beberapa bulan ke depan, penghasilan pun otomatis sudah tidak ada sementara biaya hidup sekarang lumayan besar," ungkapnya.
Baca Juga: nelayannelayan yang tidak tersentuh bantuan pemerintah.
"Agar bisa bertahan sehari-hari kita kerjakan apa yang bisa dikerjakan misalnya pergi jadi kuli bangunan, karena di sini masih banyak nelayan yang tidak tersentuh bantuan pemerintah," tutup Sulaeman.
Beberapa waktu lalu, Kepala BMKG Kabupaten Maros, Rahmat, mengatakan, saat ini Kabupaten Maros dan sekitarnya berpotensi hujan saat siang dan juga sore hari.
"Ini diprediksi akan terus terjadi sampai beberapa hari ke depan. Selanjutnya November dan Desember akan mulai masuk musim hujan, meski kadang ada beberapa hari di mana tidak turun hujan," terangnya.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat Maros agar terus waspada. Sebab, hujan lebat biasanya terjadi diselingi dengan angin kencang.
Baca Juga: BMKG(luq)
Lihat Juga :
tulis komentar anda