Ubah Lahan Kritis Jadi Produktif, ASN di Gunungkidul Raih Kalpataru
Selasa, 26 Oktober 2021 - 04:27 WIB
GUNUNGKIDUL - Upaya mengatasi lahan kritis di Gunungkidul selalu mendapatkan perhatian berbagai pihak. Namun siapa sangka dengan sentuhan lembut perempuan penyuluh pertanian, lahan kritis di Kapanewon Rongkop bisa disulap menjadi lahan hijau yang bermanfaat dan lebih produktif
Adalah Suswaningsih, Penyuluh Pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian Rongkop yang dengan tekun mengajak warga di Kalurahan Karangwuni dan Melikan di Kapanewon Rongkop untuk merubah lahan di sekitar yang dikenal bebatuan dan tandus serta gersang. Kerja gigih bersama masyarakat ini menjadikannya mendapatkan penghargaan lingkungan berupa anugerah kalpataru .
Beberapa upaya yang dilakukan Suswaningsih ini di antaranya kegiatan membangun ketahanan konservasi lahan kritis, membangun ketahanan pangan, dan pemanfaatan sumber pangan lokal.
"Fokus pengelolaan lahan pangan yang saya dampingi berada di Kalurahan Karangwuni, sedangkan pengelolaan lahan kritis berada di Kalurahan Melikan Kapanewon Rongkop," terangnya kepada wartawan, Senin (25/10/2021).
Dijelaskannya, untuk pemanfaatan lahan non produktif, dirinya mengajak masyarakat mengembangkan tanaman pangan dan kayu-kayuan serta pengembangan tanaman lokal. Untuk pengolahan hasil pertanian, lanjutnya dilakukan dengan tetap mempertahankan konservasi lahan tersebut.
Kegiatan yang dilakukan ASN di Dinas Pertanian dan Pangan ini tidak main-main. Karena dikembangkan pada lahan sangat luas, lahan dengan luas lima hektare untuk jenis tanaman kayu-kayuan, kemudian tanaman pangan dengan sistem tumpangsari dengan luasan wilayah 903,7 meter persegi.
Tidak hanya itu untuk lahan pengembangan konservasi dengan luas 203 Hektare. "Kemudian aktivitas pendampingan lainnya berupa pemanfaatan pekarangan dengan tanaman konsumsi sayuran cabe, sawi, terong dan tanaman konsumsi lainnya l," ungkapnya.
Untuk usaha ternak juga dilakukan dengan pengembangan penanaman hijauan pakan ternak jenis rumput gajah gluricide, turi dan lain sebagainya. Dari peternakan tersebut, kata dia, juga dilanjutkan pengolahan pupuk yang bermanfaat untuk pertanian. "Jadi ada siklus dari ketersediaan lahan dimanfaatkan berguna keluarga dan untuk ternak dan pupuknya kembali untuk pertanian," beber dia.
Begitu juga dengan usaha produksi lainnya. Seperti usaha jenang dodol, kripik pisang, yang dikelola melalui KWT (Kelompok Wanita Tani). "Upaya ini saya lakukan sejak 1996 silam. Jadi membutuhkan proses panjang," imbuh Suswa sapaan akrabnya. Baca: Digerebek Suami, Istri dan Pria Selingkuhan Sembunyi di Bawah Ranjang.
Adalah Suswaningsih, Penyuluh Pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian Rongkop yang dengan tekun mengajak warga di Kalurahan Karangwuni dan Melikan di Kapanewon Rongkop untuk merubah lahan di sekitar yang dikenal bebatuan dan tandus serta gersang. Kerja gigih bersama masyarakat ini menjadikannya mendapatkan penghargaan lingkungan berupa anugerah kalpataru .
Beberapa upaya yang dilakukan Suswaningsih ini di antaranya kegiatan membangun ketahanan konservasi lahan kritis, membangun ketahanan pangan, dan pemanfaatan sumber pangan lokal.
"Fokus pengelolaan lahan pangan yang saya dampingi berada di Kalurahan Karangwuni, sedangkan pengelolaan lahan kritis berada di Kalurahan Melikan Kapanewon Rongkop," terangnya kepada wartawan, Senin (25/10/2021).
Dijelaskannya, untuk pemanfaatan lahan non produktif, dirinya mengajak masyarakat mengembangkan tanaman pangan dan kayu-kayuan serta pengembangan tanaman lokal. Untuk pengolahan hasil pertanian, lanjutnya dilakukan dengan tetap mempertahankan konservasi lahan tersebut.
Kegiatan yang dilakukan ASN di Dinas Pertanian dan Pangan ini tidak main-main. Karena dikembangkan pada lahan sangat luas, lahan dengan luas lima hektare untuk jenis tanaman kayu-kayuan, kemudian tanaman pangan dengan sistem tumpangsari dengan luasan wilayah 903,7 meter persegi.
Tidak hanya itu untuk lahan pengembangan konservasi dengan luas 203 Hektare. "Kemudian aktivitas pendampingan lainnya berupa pemanfaatan pekarangan dengan tanaman konsumsi sayuran cabe, sawi, terong dan tanaman konsumsi lainnya l," ungkapnya.
Untuk usaha ternak juga dilakukan dengan pengembangan penanaman hijauan pakan ternak jenis rumput gajah gluricide, turi dan lain sebagainya. Dari peternakan tersebut, kata dia, juga dilanjutkan pengolahan pupuk yang bermanfaat untuk pertanian. "Jadi ada siklus dari ketersediaan lahan dimanfaatkan berguna keluarga dan untuk ternak dan pupuknya kembali untuk pertanian," beber dia.
Begitu juga dengan usaha produksi lainnya. Seperti usaha jenang dodol, kripik pisang, yang dikelola melalui KWT (Kelompok Wanita Tani). "Upaya ini saya lakukan sejak 1996 silam. Jadi membutuhkan proses panjang," imbuh Suswa sapaan akrabnya. Baca: Digerebek Suami, Istri dan Pria Selingkuhan Sembunyi di Bawah Ranjang.
tulis komentar anda