China Sebut Demonstrasi di AS Perlihatkan Permasalahan Rasial
Rabu, 03 Juni 2020 - 15:25 WIB
BEIJING - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan, demonstrasi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) menunjukan betapa dalamnya masalah rasial dan kebrutalan polisi di AS. Demonstrasi, yang telah menyebar di 140 kota di AS disebabkan oleh pembunuhan George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun oleh petugas polisi.
"Kejadian ini mencerminkan betapa parahnya masalah rasisme dan kebrutalan polisi di AS dan betapa mendesaknya masalah ini perlu diselesaikan. AS harus melindungi hak-hak hukum minoritas," ucap Zhao, seperti dilansir South China Morning Post pada Rabu (3/6/2020). (Baca juga: Inggris Peringatkan China: Jangan Rusak Permata Hong Kong )
Zhao kemudian menyebut AS memiliki standar ganda karena memuji demonstran di Hong Kong sebagai pahlawan, sementara di sisi lain Washington menyebut demonstran yang mengecam kematian Floyd dan kebrutalan polisi sebagai perusuh.
Dia mengatakan bahwa selama aksi demonstrasi di Hong Kong, apa yang dia sebut sebagai pasukan internal dan eksternal bertindak sangat keterlaluan untuk memecah belah negara, menumbangkan rezim dan mengatur serangan teroris.Demonstrasi Damai George Flyod Berubah Rusuh, Empat Polisi AS Tertembak
"Gerakan-gerakan pro-kemerdekaan dan massa berpakaian hitam ini sangat membahayakan keamanan nasional. Mengapa AS memuliakan apa yang disebut pasukan pro-kemerdekaan di Hong Kong sebagai pahlawan, tetapi menyebut para pemrotes kecewa dengan rasisme dalam perusuh AS?" tanya Zhao.
"Mengapa AS mengkritik polisi Hong Kong yang sangat terkendali, tetapi menembak para pengunjuk rasa domestiknya dan bahkan memobilisasi pasukan Garda Nasionalnya?" tukasnya.
"Kejadian ini mencerminkan betapa parahnya masalah rasisme dan kebrutalan polisi di AS dan betapa mendesaknya masalah ini perlu diselesaikan. AS harus melindungi hak-hak hukum minoritas," ucap Zhao, seperti dilansir South China Morning Post pada Rabu (3/6/2020). (Baca juga: Inggris Peringatkan China: Jangan Rusak Permata Hong Kong )
Zhao kemudian menyebut AS memiliki standar ganda karena memuji demonstran di Hong Kong sebagai pahlawan, sementara di sisi lain Washington menyebut demonstran yang mengecam kematian Floyd dan kebrutalan polisi sebagai perusuh.
Dia mengatakan bahwa selama aksi demonstrasi di Hong Kong, apa yang dia sebut sebagai pasukan internal dan eksternal bertindak sangat keterlaluan untuk memecah belah negara, menumbangkan rezim dan mengatur serangan teroris.Demonstrasi Damai George Flyod Berubah Rusuh, Empat Polisi AS Tertembak
"Gerakan-gerakan pro-kemerdekaan dan massa berpakaian hitam ini sangat membahayakan keamanan nasional. Mengapa AS memuliakan apa yang disebut pasukan pro-kemerdekaan di Hong Kong sebagai pahlawan, tetapi menyebut para pemrotes kecewa dengan rasisme dalam perusuh AS?" tanya Zhao.
"Mengapa AS mengkritik polisi Hong Kong yang sangat terkendali, tetapi menembak para pengunjuk rasa domestiknya dan bahkan memobilisasi pasukan Garda Nasionalnya?" tukasnya.
(don)
tulis komentar anda