Jika Dimediasi oleh Vladimir Putin, Palestina Siap Berunding dengan Israel

Rabu, 03 Juni 2020 - 10:40 WIB
Rencana Israel mencaplok bagian-bagian Tepi Barat kembali direspon Palestina. Foto : SINDOnews/Doc
YERUSALEM - Rencana Israel mencaplok bagian-bagian Tepi Barat kembali direspon Palestina. Mereka membuka ruang perundingan dengan Israel, namun dengan syarat yakni dimediasi oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"Kami mempercayai Presiden Vladimir Putin dan yakin bahwa pertemuan seperti itu akan membuahkan hasil, dan berhasil membawa kami kembali ke perundingan, serta menghentikan rencana Israel untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki," katanya seperti dikutip dari Arab News, Rabu (03/06/2020).

Baca : Perdana Menteri Israel Umumkan Siap Rampas Wilayah Tepi Barat



Al-Maliki mengatakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah dua kali menggagalkan rencana Rusia untuk mengadakan diskusi di Moskow. "Palestina bersedia melakukan pembicaraan dengan Israel melalui konferensi video dan di bawah naungan Rusia," ujarnya.

"Sisi Palestina akan melihat ide jika Rusia merasa itu layak," imbuhnya.

Seorang analis senior di International Crisis Group, Ofer Zalzberg, mengatakan kepada Arab News bahwa Moskow telah terlibat secara terpisah dengan Gedung Putih dan Ramallah tentang menghentikan atau menunda rencana aneksasi kontroversial Israel, yang mengancam Netanyahu untuk diimplementasikan pada 1 Juli.

"Poin yang menonjol tampaknya berada di sekitar apakah rencana Trump harus menjadi pusat diskusi. Tidak cukup hanya menyetujui saluran pembicaraan, baik itu Rusia atau yang lain. Substansi pembicaraan itu penting,” ujarnya.

Baca Juga : Sejumlah Negara Ini Berhasil Intervensi Siaran Berbasis Internet



Zalzberg mengatakan para penentang aneksasi sedang menunggu para pemimpin Palestina untuk mengusulkan rencana dan agenda perdamaian mereka sendiri, dan merasa frustrasi karena tidak ada yang akan datang.

Upaya juga sedang dilakukan untuk pertahanan baru Israel dan menteri luar negeri untuk bertemu dengan para pemimpin utama Arab termasuk Raja Abdullah dari Yordania, untuk membujuk mereka bahwa aneksasi akan merusak peluang perdamaian.
(sri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content