Sumut Tak Mau Buru-buru Terapkan New Normal, Gubernur: Kami Serap Aspirasi Pakar dan Warga
Rabu, 03 Juni 2020 - 09:19 WIB
MEDAN - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menegaskan dirinya tidak akan buru-buru menerapkan kebijakan New Normal di Sumatera Utara.
Edy Rahmayadi jutru ingin melakukan berbagai persiapan sebelum kebijakan New Normal dapat diterapkan.
Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci seminar online (Webinar) Sumut Menghadapi New Normal (Tinjauan Aspek Kesehatan, Sosial dan Ekonomi), Selasa (02/06). (BACA JUGA: Serang Polisi dengan Parang, Jairin Siagian Sekarat Ditembus 2 Peluru)
Seminar yang diikuti 300 peserta dari kalangan akademisi, asosiasi dan masyarakat umum tersebut merupakan bagian dari penyerapan aspirasi dalam perumusan kebijakan Sumut menuju New Normal.
"Kita diperintahkan untuk berbuat. Saya berharap semua ikut serta memikirkan. Sehingga kebijakan yang sudah dipilih dapat benar dilaksanakan. Kalau tidak bisa dalam empat belas hari, kita perpanjang lagi. Kita tidak buru-buru. Sama-sama kita fikirkan, kita bahas, insyaallah bermanfaat," ujar Edy Rahmayadi. Edy Rahmayadi
Edy menerapkan prinsip kehati-hatian dalam bertindak. Selama 14 hari hingga satu bulan ke depan menurutnya adalah masa transisi untuk mengkaji, menyusun kebijakan, melakukan sosialisasi dan edukasi untuk menyiapkan masyarakat menyambut new normal. (BACA JUGA: Komisi Informasi Pusat Minta Pemerintah Terbuka dan Transfaran Soal Dana Haji 2020)
Di bidang pendidikan misalnya, pelaksanaan new normal dilakukan dengan berbaga syarat diantaranya dilaksanakan rapid tes untuk seluruh guru dan pegawai sekolah, sterilisasi disenfektan secara periodek terhadap ruang kelas, ruang guru, ruang fungsional termasuk kantin, pengadaan masker seluruh sekolah, penyediaan temperatur check, sarana cuci tangan, hand sanitizer, pengaturan tempat duduk, pengaturan jam belajar mengajar dan pembatasan jumlah murid/ siswa.
Edy Rahmayadi mengatakan bila tidak memenuhi syarat-syarat dimaksud, maka pihaknya akan menunda aktivitas normal di pendidikan. "Jika belum bisa, jangan kita masukkan dulu anak-anak kita, saya yang tanggungjawab," ujarnya sebagaimana dikutip covid19.sumutprov.go.id.
Sebelumnya, webinar dibuka oleh Kepala Badan Litbang Provsu yang juga menjabat Plt Kadis Kominfo Irman Oemar. Kemudian webinar dilanjutkan dengan paparan narasumber yaitu Prof. Dr Tamsil Syaifuddin, Sp.P(K) mewakili aspek kesehatan, Prof. Wan Syaifuddin, M.A,Ph.D. dari sisi aspek budaya dan Kepala BI Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Hidayat dari aspek ekonomi serta moderator Wakil Rektor III Umsu DR Rudianto, M.Si. (BACA JUGA: Pemberangkatan Haji 2020 Dibatalkan, DPR: Kemenag Seharusnya Berkonsultasi Dulu)
Prof Tamsil yang juga guru besar tetap Fakultas Kedokteran UISU mengatakan saat ini strategi yang perlu diambil adalah bagaimana memperlambat sumber penularan dengan cara yang paling efektif yaitu mudah, murah dan dampak ekonomi paling minimal.
Menurutnya yang masuk kriteria tersebut adalah penerapan kebiasaan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan jaga jarak dengan baik di tengah masyarakat. "Karena kita Covid-19 ini tidak akan lenyap dalam waktu singkat, maka yang paling penting adalah bagaimana membangun karakter ini di tengah masyarakat," ujar Tamsil.
Karena menurutnya adalah keliru bila menyebutkan tenaga medis sebagai garda terdepan melawan Covid-19. Menurutnya justeru masyarakat dengan kebiasaan penerpaan protokol kesehatan dapat menurunkan penyebaran covid-19. (IP)
Edy Rahmayadi jutru ingin melakukan berbagai persiapan sebelum kebijakan New Normal dapat diterapkan.
Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci seminar online (Webinar) Sumut Menghadapi New Normal (Tinjauan Aspek Kesehatan, Sosial dan Ekonomi), Selasa (02/06). (BACA JUGA: Serang Polisi dengan Parang, Jairin Siagian Sekarat Ditembus 2 Peluru)
Seminar yang diikuti 300 peserta dari kalangan akademisi, asosiasi dan masyarakat umum tersebut merupakan bagian dari penyerapan aspirasi dalam perumusan kebijakan Sumut menuju New Normal.
"Kita diperintahkan untuk berbuat. Saya berharap semua ikut serta memikirkan. Sehingga kebijakan yang sudah dipilih dapat benar dilaksanakan. Kalau tidak bisa dalam empat belas hari, kita perpanjang lagi. Kita tidak buru-buru. Sama-sama kita fikirkan, kita bahas, insyaallah bermanfaat," ujar Edy Rahmayadi. Edy Rahmayadi
Edy menerapkan prinsip kehati-hatian dalam bertindak. Selama 14 hari hingga satu bulan ke depan menurutnya adalah masa transisi untuk mengkaji, menyusun kebijakan, melakukan sosialisasi dan edukasi untuk menyiapkan masyarakat menyambut new normal. (BACA JUGA: Komisi Informasi Pusat Minta Pemerintah Terbuka dan Transfaran Soal Dana Haji 2020)
Di bidang pendidikan misalnya, pelaksanaan new normal dilakukan dengan berbaga syarat diantaranya dilaksanakan rapid tes untuk seluruh guru dan pegawai sekolah, sterilisasi disenfektan secara periodek terhadap ruang kelas, ruang guru, ruang fungsional termasuk kantin, pengadaan masker seluruh sekolah, penyediaan temperatur check, sarana cuci tangan, hand sanitizer, pengaturan tempat duduk, pengaturan jam belajar mengajar dan pembatasan jumlah murid/ siswa.
Edy Rahmayadi mengatakan bila tidak memenuhi syarat-syarat dimaksud, maka pihaknya akan menunda aktivitas normal di pendidikan. "Jika belum bisa, jangan kita masukkan dulu anak-anak kita, saya yang tanggungjawab," ujarnya sebagaimana dikutip covid19.sumutprov.go.id.
Sebelumnya, webinar dibuka oleh Kepala Badan Litbang Provsu yang juga menjabat Plt Kadis Kominfo Irman Oemar. Kemudian webinar dilanjutkan dengan paparan narasumber yaitu Prof. Dr Tamsil Syaifuddin, Sp.P(K) mewakili aspek kesehatan, Prof. Wan Syaifuddin, M.A,Ph.D. dari sisi aspek budaya dan Kepala BI Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Hidayat dari aspek ekonomi serta moderator Wakil Rektor III Umsu DR Rudianto, M.Si. (BACA JUGA: Pemberangkatan Haji 2020 Dibatalkan, DPR: Kemenag Seharusnya Berkonsultasi Dulu)
Prof Tamsil yang juga guru besar tetap Fakultas Kedokteran UISU mengatakan saat ini strategi yang perlu diambil adalah bagaimana memperlambat sumber penularan dengan cara yang paling efektif yaitu mudah, murah dan dampak ekonomi paling minimal.
Menurutnya yang masuk kriteria tersebut adalah penerapan kebiasaan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan jaga jarak dengan baik di tengah masyarakat. "Karena kita Covid-19 ini tidak akan lenyap dalam waktu singkat, maka yang paling penting adalah bagaimana membangun karakter ini di tengah masyarakat," ujar Tamsil.
Karena menurutnya adalah keliru bila menyebutkan tenaga medis sebagai garda terdepan melawan Covid-19. Menurutnya justeru masyarakat dengan kebiasaan penerpaan protokol kesehatan dapat menurunkan penyebaran covid-19. (IP)
(vit)
Lihat Juga :
tulis komentar anda