Swab Tak Kunjung Diambil, Ibu Baru Melahirkan Positif Corona Mengaku Bingung
Rabu, 22 April 2020 - 01:16 WIB
MURATARA - Kisah seorang ibu melahirkan asal Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) yang diketahui terpapar virus Corona atau Covid-19 kini kondisinya membaik dan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Sebelumnya dia dinyatakan positif berdasarkan hasil Rapid Test Positif dan dirawat di Rumah Sakit Ar-Bunda, Kota Lubuklinggau, usai melahirkan melalui Caesar.
Pasien tersebut berinisial DW (40) asal Kabupaten Muratara dari hasil Rapid Test ia positif terpapar Covid-19. Sementara bayi laki-lakinya hasil rapid test negatif. Dan kini ia kebingungan dengan kondisinya, sebab sampai dengan hari ini Selasa (21/4/2020) belum juga ada dari pihak tim Dinkes maupun gugus tugas Covid-19 Muratara mengambil sample swab yang bersangkutan.
Dan pihak RS Ar Bunda sudah berkoordinasi dengan pihak RS Rupit dan akan membawa yang bersangkutan ke RS Rupit untuk tindakan selanjutnya. Dan berdasarkan keterangan dari suami DW bahwa yang bersangkutan sudah diperbolehkan pulang oleh pihak RS dan hasil rapid test kedua kalinya masih positif, selanjutnya akan dibawa ke RS Rupit untuk diambil sampel swab-nya.
Namun pihak keluarga pasien juga sampai sekarang binggung, karena berdasarkan pemberitaan DW sudah menjalani swab, namun dalam kenyataanya belum dilakukan sampai hari ini. Sedangkan keluarga yang menjalani isolasi di salah satu hotel di Lubuklinggau sampai hari ini juga belum dilakukan rapid test. “Kami tiap hari hanya di cek suhu tubuh dan belum diambil rapid tes sama sekali sampai hari ini,” ujar AL suami DW kepada wartawan, Selasa (21/4/2020).
Menanggapi persoalan itu, salah seorang anggota DPRD Muratara Amri Sudaryono mengatakan, sangat menyayangkan apa yang terjadi di Kabupaten Muratara terhadap kesiapan dan kesigapan dalam menanggulangi wabah Covid-19 yang mendunia ini.
“Mana yang katanya Pemerintah, gugus tugas yang semua sudah siap, jangan hanya siap dibibir saja tanpa bukti nyata yang ada. Kami mendesak pemerintah segera menyiapkan rapid test yang memang harus tersedia saat ini di Kabupaten Muratara dalam kondisi Covid sekarang ini,” katanya.
Ditambahkan Amri, jangan kan rapid tes, tempat untuk isolasi sementara pasien bahkan APD pun belum tersedia. Jadi kami meminta agar Pemerintah Kabupaten Muratara segera lakukan kesiapan untuk pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19 ini, terutama itu harus tersedianya rapid test di Muratara. “Jangan selalu berbicara di media siap-siap saja, aman-aman saja, tapi dalam kenyataanya tidak ada sama sekali,” pungkasnya.
Ditambahkan Amri, untuk kali ini ia tidak akan diam saja dengan apa yang sudah terjadi di masyarakat terutama di wilayah tempat dia menjadi anggota dewan, dari awal seharusnya Pemerintah melalui gugus tugas mengambil langkah cepat dengan melakukan swab terhadap ibu melahirkan yang hasil rapid testnya positif tersebut, begitu juga dengan beberapa orang yang diisolasi di salah satu hotel di Kota Lubuklinggau.
Sementara Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Muratara, Susyanto Tunut mengatakan, jika OTG yang sedang di karantina di Hotel 929, mereka sudah menjalani rapid test, dan hasilnya negatif, nanti ia akan melakukan lagi yang ke dua.
Sementara dari 27 orang yang dikarantina di Hotel 929 tersebut, mereka ada beberapa yang akan di ambil swab-nya, mereka yang memenuhi kriteria saja yang akan diambil swab-nya. "Mereka yang memenuhi kriteria seperti Kontak paling erat dan intens dengan Suspect, dan atau OTG yang memiliki gejala, sekitar 4 atau 5 oran yang akan di Swab," katanya.
Untuk ibu yang melahirkan kalau memang masa pemulihan sudah selesai mereka sudah boleh pulang, rencana akan Karantina. Dan selanjutnya pihaknya dengan segera akan mengmbil swab yang bersangkutan. Untuk bayinya yang dilahirkan, tim medis juga sudah mengantisipasi.
Sementara itu juga dia membantah kalau alat Rapid Test di tim medis Muratara tidak ada. "Rapid test saat ini ada, cukup, tapi kan tidak setiap orang harus di Rapid Test, Sesuai kebutuhan," ujarnya.
Pasien tersebut berinisial DW (40) asal Kabupaten Muratara dari hasil Rapid Test ia positif terpapar Covid-19. Sementara bayi laki-lakinya hasil rapid test negatif. Dan kini ia kebingungan dengan kondisinya, sebab sampai dengan hari ini Selasa (21/4/2020) belum juga ada dari pihak tim Dinkes maupun gugus tugas Covid-19 Muratara mengambil sample swab yang bersangkutan.
Dan pihak RS Ar Bunda sudah berkoordinasi dengan pihak RS Rupit dan akan membawa yang bersangkutan ke RS Rupit untuk tindakan selanjutnya. Dan berdasarkan keterangan dari suami DW bahwa yang bersangkutan sudah diperbolehkan pulang oleh pihak RS dan hasil rapid test kedua kalinya masih positif, selanjutnya akan dibawa ke RS Rupit untuk diambil sampel swab-nya.
Namun pihak keluarga pasien juga sampai sekarang binggung, karena berdasarkan pemberitaan DW sudah menjalani swab, namun dalam kenyataanya belum dilakukan sampai hari ini. Sedangkan keluarga yang menjalani isolasi di salah satu hotel di Lubuklinggau sampai hari ini juga belum dilakukan rapid test. “Kami tiap hari hanya di cek suhu tubuh dan belum diambil rapid tes sama sekali sampai hari ini,” ujar AL suami DW kepada wartawan, Selasa (21/4/2020).
Menanggapi persoalan itu, salah seorang anggota DPRD Muratara Amri Sudaryono mengatakan, sangat menyayangkan apa yang terjadi di Kabupaten Muratara terhadap kesiapan dan kesigapan dalam menanggulangi wabah Covid-19 yang mendunia ini.
“Mana yang katanya Pemerintah, gugus tugas yang semua sudah siap, jangan hanya siap dibibir saja tanpa bukti nyata yang ada. Kami mendesak pemerintah segera menyiapkan rapid test yang memang harus tersedia saat ini di Kabupaten Muratara dalam kondisi Covid sekarang ini,” katanya.
Ditambahkan Amri, jangan kan rapid tes, tempat untuk isolasi sementara pasien bahkan APD pun belum tersedia. Jadi kami meminta agar Pemerintah Kabupaten Muratara segera lakukan kesiapan untuk pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19 ini, terutama itu harus tersedianya rapid test di Muratara. “Jangan selalu berbicara di media siap-siap saja, aman-aman saja, tapi dalam kenyataanya tidak ada sama sekali,” pungkasnya.
Ditambahkan Amri, untuk kali ini ia tidak akan diam saja dengan apa yang sudah terjadi di masyarakat terutama di wilayah tempat dia menjadi anggota dewan, dari awal seharusnya Pemerintah melalui gugus tugas mengambil langkah cepat dengan melakukan swab terhadap ibu melahirkan yang hasil rapid testnya positif tersebut, begitu juga dengan beberapa orang yang diisolasi di salah satu hotel di Kota Lubuklinggau.
Sementara Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Muratara, Susyanto Tunut mengatakan, jika OTG yang sedang di karantina di Hotel 929, mereka sudah menjalani rapid test, dan hasilnya negatif, nanti ia akan melakukan lagi yang ke dua.
Sementara dari 27 orang yang dikarantina di Hotel 929 tersebut, mereka ada beberapa yang akan di ambil swab-nya, mereka yang memenuhi kriteria saja yang akan diambil swab-nya. "Mereka yang memenuhi kriteria seperti Kontak paling erat dan intens dengan Suspect, dan atau OTG yang memiliki gejala, sekitar 4 atau 5 oran yang akan di Swab," katanya.
Untuk ibu yang melahirkan kalau memang masa pemulihan sudah selesai mereka sudah boleh pulang, rencana akan Karantina. Dan selanjutnya pihaknya dengan segera akan mengmbil swab yang bersangkutan. Untuk bayinya yang dilahirkan, tim medis juga sudah mengantisipasi.
Sementara itu juga dia membantah kalau alat Rapid Test di tim medis Muratara tidak ada. "Rapid test saat ini ada, cukup, tapi kan tidak setiap orang harus di Rapid Test, Sesuai kebutuhan," ujarnya.
(mhd)
tulis komentar anda