Antisipasi Kerusuhan, Lapas Kelas 1 Surabaya Gelar Simulasi Situasi Darurat

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 15:01 WIB
Untuk mengantisipasi kerusuhan, para petugas di Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo dibekali kemampuan dalam menghadapi situasi darurat (1/10/2021). Foto SINDOnews
SIDOARJO - Untuk mengantisipasi kerusuhan , para petugas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Surabaya di Porong, Kabupaten Sidoarjo dibekali kemampuan dalam menghadapi situasi darurat (1/10/2021). Pembekalan kemampuan petugas itu dilakukan dalam rangkaian Pelatihan Elemen Inti Standar Pengamanan dan Tim Tanggap Darurat.

Kegiatan yang bekerjasama dengan International Criminal Investigative Training (ICITAP) itu mengajarkan materi teknis. Yaitu dengan simulasi kerusuhan. Simulasi ini melibatkan tujuh orang peserta setiap sesi. Dengan rincian enam orang sebagai petugas dan satu orang sebagai warga binaan. Nampak semua peserta sangat antusias.

“Simulasi ini dilakukan semirip mungkin seperti di dalam kamar hunian ketika hendak memindahkan warga binaan,” ujar Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Krismono.



Semua petugas yang tergabung dalam Tim Tanggap Darurat (TTD) mengikuti simulasi dengan mengenakan pakaian Penanggulangan Huru-Hara (PHH). Lengkap dengan tongkat, tameng, dan borgol. Instruktur dari ICITAP Mr. Joe sebagai partner TTD bersama dua orang petugas Lapas Nusa Kambangan memimpin jalannya kegiatan. “Dalam praktek kali ini mereka semua mempraktekkan apa yang sudah di dapat selama lima hari pelatihan,” urai Krismono.

Terutama teknis pengeluaran paksa terhadap warga binaan dari atau ke sel dan standar pengawalan. Perlu diketahui, dalam SOP pengamanan, pengeluaran paksa dilakukan apabila napi akan dipindahkan ke suatu sel untuk keamanan. Apabila warga binaan sudah tidak bisa dikendalikan. “Pengeluaran paksa ini sebagai upaya terakhir apabila napi tidak dapat bekerja sama lagi dengan petugas,” beber Krismono.

Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Gatot Hari Saputro juga menjelaskan bahwa, tindakan terukur ini bisa dilakukan apabila warga binaan tidak menunjukkan etika baik saat dilakukan pemindahan atau hal lain.

Untuk itu, Gatot, meminta kepada semua peserta yang hadir agar memperhatikan dengan seksama semua instruksi yang diberikan oleh pelatih. “Agar bisa diterapkan dengan baik dan benar ketika kembali bertugas nanti,” ujarnya.
(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content