Siasat 2 Jenderal Bersihkan Tentara Siliwangi dari Antek PKI

Minggu, 26 September 2021 - 05:05 WIB
Dalam melakukan upaya pembersihan terhadap unsur militer dan sipil yang pro dalam Gerakan 30 September 1965, Mayjen TNI Ibrahim Adjie berpesan kepada jajaran Kodam Siliwangi agar tidak membunuh anggota PKI, namun hanya sebatas menangkapnya saja.



Hal ini dilakukan Ibrahim Adjie karena telah mendapat pesan dari Presiden Soekarno di Istana Bogor agar tidak membunuhi anggota PKI karena belum tentu terlibat langsung dalam Gerakan 30 September 1965.

Kemudian pada 4 Oktober 1965 pasukan pemukul Kodam VI/Siliwangi dan jajaran Korem 63/Sunan Gunung Jati melancarkan gerakan operasi militer untuk menyergap 150 orang anggota pasukan G30S/PKI yang melarikan diri dari jakarta ke daerah Cirebon.

Selanjutnya, sampai dengan 12 Oktober 1965 operasi pembersihan terhadap gerombolan G30S/PKI di daerah Korem 63/Sunan Gunung Jati, Cirebon telah berhasil menahan 834 orang yang dicurigai terlibat dalam pemberontakan.

Lalu pada 14 Oktober 1965 di Pegaden Haru telah dilakukan penggerebekan oleh Kodam Siliwangi terhadap rumah seorang WNI keturunan China. Rumah itu diketahui sering digunakan sebagai tempat rapat-rapat gelap dalam usaha mereka membantu G30S/PKI.



Pada 12 Oktober 1965 pukul 03.00 Pasukan Kodam VI/ Siliwangi berhasil menyerahkan eks Letkol Untung Syamsuri, Ketua “Dewan Revolusi”. Dia telah berhasil ditangkap di daerah Kodam VII/Diponegoro oleh Polisi Militer setempat.

Kemudian Untung dibawa ke Cirebon Karena masuk wilayah Kodam VI/Siliwangi sehingga pengawalan terhadap Letkol Untung hingga ke Jakarta diserahkan ke Tentara Siliwangi.

Penyerahan eks Letkol Untung ke Jakarta dilakukan dengan pengawalan ketat Pasukan Kodam Siliwangi yaitu satu Peleton Para Kujang I, satu Unit Kavaleri dan satu Unit Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad).
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More