Stok Darah Berkurang, PMI Ajak Masyarakat Ikut Menyumbang
Jum'at, 17 September 2021 - 22:59 WIB
JAKARTA - Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) menipis selama pandemi COVID-19. Data PMI menunjukkan, bila sebelum pandemi ketersediaan darah bisa untuk 4 hari, sekarang hanya cukup untuk 2 hari. Agar stok darah kembali stabil, PMI mengajak masyarakat untuk ikut menyumbangkan darahnya.
Kepala Bidang Unit Donor Darah PMI Pusat, Linda Lukitari mengungkapkan, situasi donor darah sebelum dan setelah pandemi memang sangat berbeda. Penyebabnya, kata Linda, akses ke unit donor darah.
"Selain pendonor tidak lagi leluasa mendatangi unit donor darah, banyak perkantoran menjalankan Work From Home (bekerja dari rumah) dan kegiatan di fasilitas publik tidak berjalan seperti biasa, sehingga lokasi donor darah pun berkurang," ujar Lindadalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), Kamis (16/9/2021).
Mobil donor darah juga tidak dapat beroperasi seperti sebelum masa pandemi. Hingga September ini, lanjut dia, stok darah belum bisa dibilang cukup, terutama di beberapa daerah dan golongan darah tertentu. "Namun sudah cukup membaik, jika dibandingkan dengan situasi pada awal pandemi di 2021. Pada saat itu, terjadi penurunan sampai sekitar 60 persen,” ujar Linda.
Faktor lain, sambung Linda, adanya kekhawatiran pendonor akan penularan COVID-19. Guna mengatasi hal tersebut, pihaknya selalu memastikan penerapan protokol kesehatan ketat di lokasi pengambilan donor darah oleh para petugas. "Semua sudah divaksin. Calon pendonor juga diwajibkan mematuhi protokol kesehatan," imbuhnya.
Terkait permintaan plasma konvalesen yang tinggi selama pandemi, Linda mengatakan bahwa PMI tidak melayani permintaan secara individu. Permintaan tersebut harus dilakukan melalui rumah sakit.
Ketersediaan donor plasma konvalesen, tambahnya, lebih berkendala, karena tidak setiap penyintas dapat menjadi donor. “Dari 100 orang, paling hanya 20 orang yang bisa lolos menjadi pendonor,” ujarnya.
Dalam memenuhi ketersediaan darah maupun plasma konvalesen ini PMI berkolaborasi dengan beberapa mitra yang membantu menggalang pendonor, salah satunya Redblood.
Redblood adalah aplikasi untuk mempermudah para pendonor darah. Selain memberikan informasi jadwal donor darah, di dalam aplikasi ini juga terdapat fitur edukasi guna meyakinkan masyarakat akan pentingnya melakukan donor darah.
CEO Reblood, Leonika Sari menjelaskan bahwa pihaknya mendorong masyarakat termasuk anak muda, untuk melakukan donor secara rutin. "Donor darah idealnya 60 hari sekali. Sedangkan donor plasma konvalesen bisa 2 minggu sekali. Sebaiknya kita lakukan secara proaktif, bukan reaktif. Jangan donor darah hanya ketika ada kerabat yang membutuhkan,” beber Leonika.
Menurutnya, permasalahan kurangnya ketersediaan darah tidak bisa ditangani hanya oleh pemerintah. Namun perlu keterlibatan pihak swasta, komunitas, instansi, TNI-Polri, dan terutama kesadaran dan semangat masyarakat sebagai pelaku donor.
Karena itu, Olivia Zalianti -public figure yang pernah menjadi pendonor darah rutin PMI- mengajak masyarakat agar tidak takut donor darah. “Semua sudah ada sistemnya, skrining kesehatan juga sudah diatur dengan sangat baik. Dengan donor darah, kita bisa jadi bagian untuk membantu masyarakat luas,” tegas Olivia.
Kepala Bidang Unit Donor Darah PMI Pusat, Linda Lukitari mengungkapkan, situasi donor darah sebelum dan setelah pandemi memang sangat berbeda. Penyebabnya, kata Linda, akses ke unit donor darah.
"Selain pendonor tidak lagi leluasa mendatangi unit donor darah, banyak perkantoran menjalankan Work From Home (bekerja dari rumah) dan kegiatan di fasilitas publik tidak berjalan seperti biasa, sehingga lokasi donor darah pun berkurang," ujar Lindadalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), Kamis (16/9/2021).
Mobil donor darah juga tidak dapat beroperasi seperti sebelum masa pandemi. Hingga September ini, lanjut dia, stok darah belum bisa dibilang cukup, terutama di beberapa daerah dan golongan darah tertentu. "Namun sudah cukup membaik, jika dibandingkan dengan situasi pada awal pandemi di 2021. Pada saat itu, terjadi penurunan sampai sekitar 60 persen,” ujar Linda.
Faktor lain, sambung Linda, adanya kekhawatiran pendonor akan penularan COVID-19. Guna mengatasi hal tersebut, pihaknya selalu memastikan penerapan protokol kesehatan ketat di lokasi pengambilan donor darah oleh para petugas. "Semua sudah divaksin. Calon pendonor juga diwajibkan mematuhi protokol kesehatan," imbuhnya.
Terkait permintaan plasma konvalesen yang tinggi selama pandemi, Linda mengatakan bahwa PMI tidak melayani permintaan secara individu. Permintaan tersebut harus dilakukan melalui rumah sakit.
Ketersediaan donor plasma konvalesen, tambahnya, lebih berkendala, karena tidak setiap penyintas dapat menjadi donor. “Dari 100 orang, paling hanya 20 orang yang bisa lolos menjadi pendonor,” ujarnya.
Dalam memenuhi ketersediaan darah maupun plasma konvalesen ini PMI berkolaborasi dengan beberapa mitra yang membantu menggalang pendonor, salah satunya Redblood.
Redblood adalah aplikasi untuk mempermudah para pendonor darah. Selain memberikan informasi jadwal donor darah, di dalam aplikasi ini juga terdapat fitur edukasi guna meyakinkan masyarakat akan pentingnya melakukan donor darah.
CEO Reblood, Leonika Sari menjelaskan bahwa pihaknya mendorong masyarakat termasuk anak muda, untuk melakukan donor secara rutin. "Donor darah idealnya 60 hari sekali. Sedangkan donor plasma konvalesen bisa 2 minggu sekali. Sebaiknya kita lakukan secara proaktif, bukan reaktif. Jangan donor darah hanya ketika ada kerabat yang membutuhkan,” beber Leonika.
Menurutnya, permasalahan kurangnya ketersediaan darah tidak bisa ditangani hanya oleh pemerintah. Namun perlu keterlibatan pihak swasta, komunitas, instansi, TNI-Polri, dan terutama kesadaran dan semangat masyarakat sebagai pelaku donor.
Karena itu, Olivia Zalianti -public figure yang pernah menjadi pendonor darah rutin PMI- mengajak masyarakat agar tidak takut donor darah. “Semua sudah ada sistemnya, skrining kesehatan juga sudah diatur dengan sangat baik. Dengan donor darah, kita bisa jadi bagian untuk membantu masyarakat luas,” tegas Olivia.
(don)
tulis komentar anda