Cerita Penghulu Jenaka yang Viral: Ada Calon Pengantin Kesulitan Ucap Maskawin hingga Batal Nikah
Kamis, 02 September 2021 - 08:04 WIB
MALANG - Banyak kisah menarik yang dialami Anas Fauzi, penghulu jenaka yang viral asal Malang selama bertugas. Pria yang kini menjadi penghulu di Kantor Urusan Agama (KUA) Lowokwaru, Kota Malang telah hampir bertugas 12 tahun.
Anas menuturkan, sebelum bertugas di Kota Malang, ia terlebih dahulu bertugas di sejumlah kecamatan - kecamatan di Kabupaten Malang. Setidaknya enam kecamatan yang pernah menjadi lokasi tugasnya sejak 2009, dengan menampilkan nasehat pernikahan jenaka.
"Jadi penghulu 12 tahun silam sudah seperti itu, penghulu pertama tahun 2009 bertugas di Singosari, kemudian menjadi penghulu di Kromengan, terus Gondanglegi, Poncokusumo, Pujon, Ngantang, tahun 0217 saya tugas di Lowokwaru. Gayanya sama, modelnya sama," ungkap Anas, ditemui MNC Portal Indonesia, di rumahnya Jalan Jembawan XII, Pakis, Kabupaten Malang, pada Rabu (1/9/2021) malam.
Pria yang kini tengah menempuh pendidikan doktor di Pendidikan Islam Multikultural Universitas Islam Malang (Unisma) mengingat ada calon pengantin yang batal menikah, hanya karena persoalan maskawin.
"Gegeran (pertengkaran) antara calon manten (pengantin) putra dengan calon mertuanya tengkar, gara - gara maskawin sebab maskawin susah diucap. Makanya kalau maskawin itu jangan yang susah-susah diucap," terangnya.
"Yang mengantar dan menyebut bukan dirinya wali, kesulitan ngucap, akhirnya pegel (kesal) monting (pusing), akhirnya nggak jadi nikah. Kayak gitu ada, pernah," imbuh pria Pengasuh Ponpes Ar Rozzaq, Desa Slamperejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang ini. Baca: Dua Kali Terpapar COVID-19, Dokter yang Bertugas di Batu Bara Meninggal Dunia.
Makanya Anas berpesan, agar para calon pengantin baru seharusnya memberikan mahar atau maskawin yang sederhana, dan tidak terlalu rumit diucapkan. Mengingat maskawin bukan dibuat gaya-gayaan, melainkan sesuatu hal yang sesuai kekuatan sang calon mempelai.
"Bahagia bukan karena jenis maskawin, kaya bukan karena gayanya maskawin, bahagia itu insya Allah karena hidup jujur, suami jujur istri bahagia, bukan karena maskawin, mau maskawin air minum segelas boleh, yang penting harus diberikan dan harus disesuaikan dengan kekuatannya," paparnya.
Di sisi lain, ada pesan pernikahan yang disampaikan juga kerap kali membuat calon pengantin dan pihak keluarga bersedih, lantaran ingat orang tua. "Mengingat mendiang orang tua menjadi menangis itu biasa, ya biasa saja, tetap ada," ucapnya. Baca Juga: Sempat Dikira Pingsan, Penjaga Toilet Pasar Cinde Ternyata Tewas.
Anas menuturkan, sebelum bertugas di Kota Malang, ia terlebih dahulu bertugas di sejumlah kecamatan - kecamatan di Kabupaten Malang. Setidaknya enam kecamatan yang pernah menjadi lokasi tugasnya sejak 2009, dengan menampilkan nasehat pernikahan jenaka.
"Jadi penghulu 12 tahun silam sudah seperti itu, penghulu pertama tahun 2009 bertugas di Singosari, kemudian menjadi penghulu di Kromengan, terus Gondanglegi, Poncokusumo, Pujon, Ngantang, tahun 0217 saya tugas di Lowokwaru. Gayanya sama, modelnya sama," ungkap Anas, ditemui MNC Portal Indonesia, di rumahnya Jalan Jembawan XII, Pakis, Kabupaten Malang, pada Rabu (1/9/2021) malam.
Pria yang kini tengah menempuh pendidikan doktor di Pendidikan Islam Multikultural Universitas Islam Malang (Unisma) mengingat ada calon pengantin yang batal menikah, hanya karena persoalan maskawin.
"Gegeran (pertengkaran) antara calon manten (pengantin) putra dengan calon mertuanya tengkar, gara - gara maskawin sebab maskawin susah diucap. Makanya kalau maskawin itu jangan yang susah-susah diucap," terangnya.
"Yang mengantar dan menyebut bukan dirinya wali, kesulitan ngucap, akhirnya pegel (kesal) monting (pusing), akhirnya nggak jadi nikah. Kayak gitu ada, pernah," imbuh pria Pengasuh Ponpes Ar Rozzaq, Desa Slamperejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang ini. Baca: Dua Kali Terpapar COVID-19, Dokter yang Bertugas di Batu Bara Meninggal Dunia.
Makanya Anas berpesan, agar para calon pengantin baru seharusnya memberikan mahar atau maskawin yang sederhana, dan tidak terlalu rumit diucapkan. Mengingat maskawin bukan dibuat gaya-gayaan, melainkan sesuatu hal yang sesuai kekuatan sang calon mempelai.
"Bahagia bukan karena jenis maskawin, kaya bukan karena gayanya maskawin, bahagia itu insya Allah karena hidup jujur, suami jujur istri bahagia, bukan karena maskawin, mau maskawin air minum segelas boleh, yang penting harus diberikan dan harus disesuaikan dengan kekuatannya," paparnya.
Di sisi lain, ada pesan pernikahan yang disampaikan juga kerap kali membuat calon pengantin dan pihak keluarga bersedih, lantaran ingat orang tua. "Mengingat mendiang orang tua menjadi menangis itu biasa, ya biasa saja, tetap ada," ucapnya. Baca Juga: Sempat Dikira Pingsan, Penjaga Toilet Pasar Cinde Ternyata Tewas.
(nag)
tulis komentar anda