Menjelang Musim Hujan, Titik Rawan Banjir Perlu Diwaspadai
Senin, 30 Agustus 2021 - 08:53 WIB
MAKASSAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memprediksi musim hujan akan datang lebih cepat tahun ini. Titik-titik rawan banjir di Kota Makassar perlu diwaspadai. Peristiwa banjir yang merugikan warga hampir setiap tahun harus diantisipasi.
Adapun yang menjadi wilayah rawan banjir di Kota Makassar di antaranya Kodam III, Kawasan Rappokalling, Coko Nuri, Swadaya, dan Nipa-nipa (Blok 8 dan 10 Antang).
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Makassar bersama pihak kecamatan mulai bergerak melakukan pembenahan drainase untuk mengantisipasi dampak masuknya musim hujan.
"PU sementara melakukan pengerukan sedimen di 43 titik. Sedimen yang dikeruk itu sekitar 192 kubik per hari, kita percepat karena memang ada antisipasi hujan lebih awal," terang Kepala Bidang PSDA dan Drainase DPU Makassar, Syafar Madjid.
Sementara lima titik krusial, kata dia, telah mendapat perlakuan khusus dengan pengerahan dua eskavator spider untuk mengangkut sedimen.
Dia mengakui jumlah tersebut masih minim. DPU Makassar sempat berencana melakukan penambahan satu unit dengan pagu Rp3,5 miliar agar pengerukan bisa lebih cepat. Hanya saja, pengadaan batal dilakukan akibat adanya adjustment anggaran.
Syafar mengatakan, pihaknya juga sudah berkoordinasi khusus jauh-jauh hari dengan Balai Besar Wilayah Pompengan dan Jeneberang ( BBWSPJ ) untuk melakukan pengerukan kanal dan sungai, salah satu contohnya Sungai Balangturungan.
"Seperti di kawasan Nipah-Nipah, salah satunya Antang Blok 10 yang terdampak itu, makanya kota koordinasi dengan balai besar wilayah sungai karena itu ranahnya," ucapnya.
Adapun yang menjadi wilayah rawan banjir di Kota Makassar di antaranya Kodam III, Kawasan Rappokalling, Coko Nuri, Swadaya, dan Nipa-nipa (Blok 8 dan 10 Antang).
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Makassar bersama pihak kecamatan mulai bergerak melakukan pembenahan drainase untuk mengantisipasi dampak masuknya musim hujan.
"PU sementara melakukan pengerukan sedimen di 43 titik. Sedimen yang dikeruk itu sekitar 192 kubik per hari, kita percepat karena memang ada antisipasi hujan lebih awal," terang Kepala Bidang PSDA dan Drainase DPU Makassar, Syafar Madjid.
Sementara lima titik krusial, kata dia, telah mendapat perlakuan khusus dengan pengerahan dua eskavator spider untuk mengangkut sedimen.
Dia mengakui jumlah tersebut masih minim. DPU Makassar sempat berencana melakukan penambahan satu unit dengan pagu Rp3,5 miliar agar pengerukan bisa lebih cepat. Hanya saja, pengadaan batal dilakukan akibat adanya adjustment anggaran.
Syafar mengatakan, pihaknya juga sudah berkoordinasi khusus jauh-jauh hari dengan Balai Besar Wilayah Pompengan dan Jeneberang ( BBWSPJ ) untuk melakukan pengerukan kanal dan sungai, salah satu contohnya Sungai Balangturungan.
"Seperti di kawasan Nipah-Nipah, salah satunya Antang Blok 10 yang terdampak itu, makanya kota koordinasi dengan balai besar wilayah sungai karena itu ranahnya," ucapnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda