Sosok KGPAA Mangkunegara IX, Pemimpin yang Peduli Perkembangan Kesenian
Jum'at, 13 Agustus 2021 - 10:02 WIB
Padalal perlu karakter yang kuat dan latihan yang keras untuk mencapai tingkat seorang penari yang layak tampil memerankan Bambangan. Namun semua itu bisa dilakukannya.
Pada 2 Agustus tahun 1987 ayahandanya, KGPAA Mangkoenagoro VIII wafat. Selanjutnya selama sekitar 1 tahun Pura Mangkunegaran tidak memiliki penguasa. Kemudian pada 24 Januari 1988, GPH Sudjiwo Kusumo dinobatkan menjadi penguasa Mangkunegaran dengan gelar KGPAA Aryo Mangkoenagoro IX.
Saat penobatannya dipenuhi suasana sakral, digelar Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Tari Palguna Palgunadi.
Mangkoenagoro IX merupakan raja masa kini atau raja modern yang peduli akan perkembangan kesenian. Hal itu dia lakukan dengan menempatkan kesenian khususnya seni tari yang mengikuti perkembangan zaman. Disamping itu, Mangkoenagoro IX juga menampilkan Pura Mangkunegaran sebagai pusat budaya Jawa, kepada para pengunjung pura selalu disuguhkan kesenian Mangkunegaran seperti tari, wayang kulit, dan fragmen.
Dalam pemerintahan Mangkoenagoro IX, kehidupan tari gaya Mangkunegaran semakin berkembang. Karya-karya yang dihasilkannya pada masa Mangkoenagoro IX diantaranya yakni Tari Bedhaya Suryosumirat (1990), Tari Kontemporer Panji Sepuh (1993), Tari Harjuna Sasrabahu, Tari Puspita Ratna (1998), Tari Kontemporer Negeri Sembako (1998), Tari Kontemporer Krisis (1999), Drama tari Mintaraga, serta Drama tari Dewa Ruci.
Almarhum KGPAA Mangkunegara IX rencananya dimakamkan di Astana Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, Jumat (13/8/2021). Sebelum dimakamkan, jenazah akan disemayamkan di Pura Mangkunegaran terlebih dahulu.
“Untuk kabar selanjutnya masih menunggu dari keluarga, nanti ada keterangan pers,” kata Humas Pura Mangkunegaran Joko Pramudyo, Jumat (13/8/2021)
Saat ini, keluarga besar Pura Mangkunegaran di Solo masih menunggu kedatangan jenazah KGPAA Mangkunegara IX yang wafat karena sakit di Jakarta dini hari tadi sekitar pukul 02.50 WIB.
Jenazah dibawa menuju melalui jalan darat dari Jakarta menuju Solo pukul 07.00 WIB. Sampai di Pura Mangkunegaran Solo dijadwalkan pukul 11.30 WIB.
Pada 2 Agustus tahun 1987 ayahandanya, KGPAA Mangkoenagoro VIII wafat. Selanjutnya selama sekitar 1 tahun Pura Mangkunegaran tidak memiliki penguasa. Kemudian pada 24 Januari 1988, GPH Sudjiwo Kusumo dinobatkan menjadi penguasa Mangkunegaran dengan gelar KGPAA Aryo Mangkoenagoro IX.
Saat penobatannya dipenuhi suasana sakral, digelar Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Tari Palguna Palgunadi.
Mangkoenagoro IX merupakan raja masa kini atau raja modern yang peduli akan perkembangan kesenian. Hal itu dia lakukan dengan menempatkan kesenian khususnya seni tari yang mengikuti perkembangan zaman. Disamping itu, Mangkoenagoro IX juga menampilkan Pura Mangkunegaran sebagai pusat budaya Jawa, kepada para pengunjung pura selalu disuguhkan kesenian Mangkunegaran seperti tari, wayang kulit, dan fragmen.
Dalam pemerintahan Mangkoenagoro IX, kehidupan tari gaya Mangkunegaran semakin berkembang. Karya-karya yang dihasilkannya pada masa Mangkoenagoro IX diantaranya yakni Tari Bedhaya Suryosumirat (1990), Tari Kontemporer Panji Sepuh (1993), Tari Harjuna Sasrabahu, Tari Puspita Ratna (1998), Tari Kontemporer Negeri Sembako (1998), Tari Kontemporer Krisis (1999), Drama tari Mintaraga, serta Drama tari Dewa Ruci.
Almarhum KGPAA Mangkunegara IX rencananya dimakamkan di Astana Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, Jumat (13/8/2021). Sebelum dimakamkan, jenazah akan disemayamkan di Pura Mangkunegaran terlebih dahulu.
“Untuk kabar selanjutnya masih menunggu dari keluarga, nanti ada keterangan pers,” kata Humas Pura Mangkunegaran Joko Pramudyo, Jumat (13/8/2021)
Saat ini, keluarga besar Pura Mangkunegaran di Solo masih menunggu kedatangan jenazah KGPAA Mangkunegara IX yang wafat karena sakit di Jakarta dini hari tadi sekitar pukul 02.50 WIB.
Jenazah dibawa menuju melalui jalan darat dari Jakarta menuju Solo pukul 07.00 WIB. Sampai di Pura Mangkunegaran Solo dijadwalkan pukul 11.30 WIB.
(shf)
tulis komentar anda