PPKM Level 4 di Kota Makassar Harus Dibarengi Penguatan 3T
Kamis, 12 Agustus 2021 - 08:23 WIB
"Jadi ada memang penurunan sekitar untuk BOR isolasi. Dari sisi angka kematian memang 1,5% sekarang 1,7% ada peningkatan. Kematian rata-rata harian untuk Sulsel 20-25 satu hari," ucapnya.
Sejalan, Epidemiolog lainnya, Ansariadi juga menganggap penerapan PPKM belum begitu memberikan dampak signifikan terhadap penurunan kasus, khususnya di Kota Makassar. Dia mengatakan angka positif rate Kota Makassar masih terpaut 30-40%.
Tercatat sejak pekan ke-80 Covid-19 tepatnya penerapan pertama kali jam malam dan PPKM, kasus mingguan terus tumbuh, dari 860 pada pekan 80, kemudian naik 1481 pada pekan 81, kembali naik 1.874 pada pekan 82, selanjutnya 2.445 pada pekan 83, 3.098 pada pekan 84 dan 2551 pada pekan 85.
"Kalau melihat grafik yang ada saat ini, belum nampak ada perubahan yang signifikan, (penurunan kasus)," ujar Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas itu.
Demikian juga kasus kematian tercatat cenderung tinggi dan banyak menyerang umur 50 hingga 69 tahun dengan jumlah 170 hingga 350-an kasus, meski sebagian besar yang terkonfirmasi berada di umur 20 hingga 39 dengan jumlah 8,9 ribu hingga 8,7 ribu kasus.
Ansariadi melanjutkan perubahan signifikan selama PPKM menurutnya dapat dicapai jika karantina dilakukan secara ketat. Faktanya, masyarakat kurang disiplin dalam melakukan karantina.
"Kematian yang terlaporkan di layanan kesehatan masih tinggi, kematian di masyarakat yang dirawat di rumah juga meningkat. Angka positif rate masih sekitar 30-40%. Ini menunjukkan bahwa transmisi atau penularan di masyarakat masih cukup tinggi," katanya.
Selain itu case finding (penemuan kasus) lewat tracing dan testing perlu secara masif dilakukan.
"Jadi jika ingin ada perubahan yang signifikan, karantina yang ketat disertai dengan case finding (penemuan kasus) yang masif di masyarakat," pungkasnya.
Sejalan, Epidemiolog lainnya, Ansariadi juga menganggap penerapan PPKM belum begitu memberikan dampak signifikan terhadap penurunan kasus, khususnya di Kota Makassar. Dia mengatakan angka positif rate Kota Makassar masih terpaut 30-40%.
Tercatat sejak pekan ke-80 Covid-19 tepatnya penerapan pertama kali jam malam dan PPKM, kasus mingguan terus tumbuh, dari 860 pada pekan 80, kemudian naik 1481 pada pekan 81, kembali naik 1.874 pada pekan 82, selanjutnya 2.445 pada pekan 83, 3.098 pada pekan 84 dan 2551 pada pekan 85.
"Kalau melihat grafik yang ada saat ini, belum nampak ada perubahan yang signifikan, (penurunan kasus)," ujar Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas itu.
Demikian juga kasus kematian tercatat cenderung tinggi dan banyak menyerang umur 50 hingga 69 tahun dengan jumlah 170 hingga 350-an kasus, meski sebagian besar yang terkonfirmasi berada di umur 20 hingga 39 dengan jumlah 8,9 ribu hingga 8,7 ribu kasus.
Ansariadi melanjutkan perubahan signifikan selama PPKM menurutnya dapat dicapai jika karantina dilakukan secara ketat. Faktanya, masyarakat kurang disiplin dalam melakukan karantina.
"Kematian yang terlaporkan di layanan kesehatan masih tinggi, kematian di masyarakat yang dirawat di rumah juga meningkat. Angka positif rate masih sekitar 30-40%. Ini menunjukkan bahwa transmisi atau penularan di masyarakat masih cukup tinggi," katanya.
Selain itu case finding (penemuan kasus) lewat tracing dan testing perlu secara masif dilakukan.
"Jadi jika ingin ada perubahan yang signifikan, karantina yang ketat disertai dengan case finding (penemuan kasus) yang masif di masyarakat," pungkasnya.
tulis komentar anda