Percepat Vaksinasi COVID-19 di Bangkalan, Butuh Gotong Royong Bersama Tokoh Agama
Minggu, 08 Agustus 2021 - 11:02 WIB
Ia melanjutkan, jika para orang tua dan tokoh-tokoh yang dihormati sudah menyerukan pentingnya vaksinasi maka tidak perlu lagi iming-iming pemberian sembako bagi yang mau divaksin. Termasuk juga pemaksaan administratif, karena kepatuhan di masyarakat bisa diarahkan.
Sementara itu, Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Dr. Dominicus Husada dr.,DTM&H.,MCTM(TP).,SpA(K) mengatakan, hingga saat ini belum ada obat untuk COVID-19. Sehingga yang bisa dilakukan adalah dengan upaya pencegahan berupa protokol kesehatan 3M atau 5M serta vaksin.
Di tengah pandemi ini, gerakan hoax masih perlu diwaspadai. Mereka ini memproduksi dengan kesadarannya sebuah informasi yang menyesatkan bagi masyarakat. ”Jadi kalau bertanya silahkan pada orang yang tepat, jangan sampai informasi yang salah menjadi rujukan,” katanya.
Kepala Perwakilan Kantor UNICEF Surabaya, Ermi Ndoen menjelaskan, ada banyak kreatifitas yang ditunjukan oleh anak-anak selama masa pandemi COVID-19. Mereka tak hanya diam, beberapa diantaranya juga terus membantu teman sebayanya maupun keluarganya melalui cara mereka yang unik, termasuk ajakan untuk menerapkan protokol kesehatan serta menerapkan 3M.
“Banyak kreatifitas anak yang muncul di tengah keterbatasan masa pandemi ini. Mereka ada yang membuat lagu, video, bernyanyi di berbagai ruang digital. Ini adalah semangat gotong royong yang terus terjaga,” kata Ermi.
Ia pun yakin, dengan spirit gotong royong yang dilakukan berbagai pihak bisa memunculkan harapan di masa pandemi. “Meskipun tidak bisa kemana-mana karena pandemi ini, tapi kreatifitas anak-anak terus bermunculan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Dr. Dominicus Husada dr.,DTM&H.,MCTM(TP).,SpA(K) mengatakan, hingga saat ini belum ada obat untuk COVID-19. Sehingga yang bisa dilakukan adalah dengan upaya pencegahan berupa protokol kesehatan 3M atau 5M serta vaksin.
Di tengah pandemi ini, gerakan hoax masih perlu diwaspadai. Mereka ini memproduksi dengan kesadarannya sebuah informasi yang menyesatkan bagi masyarakat. ”Jadi kalau bertanya silahkan pada orang yang tepat, jangan sampai informasi yang salah menjadi rujukan,” katanya.
Kepala Perwakilan Kantor UNICEF Surabaya, Ermi Ndoen menjelaskan, ada banyak kreatifitas yang ditunjukan oleh anak-anak selama masa pandemi COVID-19. Mereka tak hanya diam, beberapa diantaranya juga terus membantu teman sebayanya maupun keluarganya melalui cara mereka yang unik, termasuk ajakan untuk menerapkan protokol kesehatan serta menerapkan 3M.
“Banyak kreatifitas anak yang muncul di tengah keterbatasan masa pandemi ini. Mereka ada yang membuat lagu, video, bernyanyi di berbagai ruang digital. Ini adalah semangat gotong royong yang terus terjaga,” kata Ermi.
Ia pun yakin, dengan spirit gotong royong yang dilakukan berbagai pihak bisa memunculkan harapan di masa pandemi. “Meskipun tidak bisa kemana-mana karena pandemi ini, tapi kreatifitas anak-anak terus bermunculan,” jelasnya.
(msd)
tulis komentar anda