Tekan Kasus COVID-19, PDIP Jatim Usulkan Pembentukan Pusat Isolasi Terpadu di Desa dan Kelurahan
Minggu, 01 Agustus 2021 - 16:43 WIB
SURABAYA - Ketua Fraksi PDIP DPRD Provinsi Jatim, Sri Untari Bisowarno menyarankan pembentukan pusat isolasi terpadu dan terpusat di tiap-tiap balai desa maupun kelurahan yang ada di Jawa Timur (Jatim).
Hal ini mendesak untuk dilakukan mengingat persebaran kasus COVID-19 yang telah masuk ke lingkungan terkecil.
"Persebaran klaster keluarga harus menjadi perhatian pemerintah. Melalui pusat isolasi terpadu dan terpusat ini, setidaknya dapat menekan persebaran klaster keluarga," kata Untari, Minggu (1/8/2021).
Dalam rangka mempersiapkan balai desa dan kelurahan isolasi terpadu, tentunya harus ditunjang dengan penyediaan fasilitas kesehatan seperti bed, kamar tidur dan oksigen yang memadai. Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah harus melakukan upaya refocusing anggaran untuk mempersiapkan sarana dan prasarana tempat isolasi terpadu (isoter).
Baca juga: Menyedihkan, Pasutri Aktivis Kemanusiaan Meninggal Dunia Terpapar COVID-19
Anggaran yang dapat dilakukan refocusing, lanjut dia, dapat berupa Anggaran Refocusing Pemerintah Daerah, dan Anggaran Refocusing Pemerintah Provinsi. Serta, dapat juga menggunakan Dana Desa, yang oleh Pemerintah Pusat, penggunaannya dapat dialokasikan untuk penanganan COVID-19. "Ini semua dihitung dan masing-masing ini akan dibantu dengan jumlah populasi yang berbeda maka bed akan berbeda juga," ujarnya.
Sekretaris DPD PDIP Jatim ini berpandangan, langkah ini dapat menjadi rujukan kebijakan, berkaca dari efektivitas Kampung Tangguh dapat melakukan penanganan pandemi COVID-19 di tingkatan paling mikro. "Untuk tenaga kesehatannya bisa ambil dari Puskesdes dan Polindes, atau bisa merekrut relawan yang ada. Mereka bisa direkrut untuk membantu penguatan kampung tangguh," jelasnya.
Apabila langkah ini akan dijalankan oleh pemerintah, maka harus ada sosialisasi secara masif kepada warga di tiap daerah, melalui tokoh-tokoh masyarakat yang ada di tiap kelurahan maupun kecamatan."Nanti bisa ada rembuk warga bahwa COVID-19 bukan penyakit yang harus dijauhi oleh masyarakat. Yang kena COVID-19 harus dibantu, bukan dijauhi," tukasnya.
Selain itu, pelaksanaan isoter dapat memberikan ketenangan secara psikologis bagi pasien COVID-19. Pasalnya, pasien lebih dekat dengan keluarga dan lingkungan terdekatnya. Pemberian dukungan secara moril dari masyarakat di sekelilingnya juga memiliki kontribusi cukup besar mempercepat pemulihan warga terinfeksi COVID-19."Kita kampanyekan, melalui psikis yang sehat dan mental yang kuat, maka akan memperkuat dan menjaga imun kita untuk lebih fit," katanya.
Hal ini mendesak untuk dilakukan mengingat persebaran kasus COVID-19 yang telah masuk ke lingkungan terkecil.
"Persebaran klaster keluarga harus menjadi perhatian pemerintah. Melalui pusat isolasi terpadu dan terpusat ini, setidaknya dapat menekan persebaran klaster keluarga," kata Untari, Minggu (1/8/2021).
Dalam rangka mempersiapkan balai desa dan kelurahan isolasi terpadu, tentunya harus ditunjang dengan penyediaan fasilitas kesehatan seperti bed, kamar tidur dan oksigen yang memadai. Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah harus melakukan upaya refocusing anggaran untuk mempersiapkan sarana dan prasarana tempat isolasi terpadu (isoter).
Baca juga: Menyedihkan, Pasutri Aktivis Kemanusiaan Meninggal Dunia Terpapar COVID-19
Anggaran yang dapat dilakukan refocusing, lanjut dia, dapat berupa Anggaran Refocusing Pemerintah Daerah, dan Anggaran Refocusing Pemerintah Provinsi. Serta, dapat juga menggunakan Dana Desa, yang oleh Pemerintah Pusat, penggunaannya dapat dialokasikan untuk penanganan COVID-19. "Ini semua dihitung dan masing-masing ini akan dibantu dengan jumlah populasi yang berbeda maka bed akan berbeda juga," ujarnya.
Sekretaris DPD PDIP Jatim ini berpandangan, langkah ini dapat menjadi rujukan kebijakan, berkaca dari efektivitas Kampung Tangguh dapat melakukan penanganan pandemi COVID-19 di tingkatan paling mikro. "Untuk tenaga kesehatannya bisa ambil dari Puskesdes dan Polindes, atau bisa merekrut relawan yang ada. Mereka bisa direkrut untuk membantu penguatan kampung tangguh," jelasnya.
Apabila langkah ini akan dijalankan oleh pemerintah, maka harus ada sosialisasi secara masif kepada warga di tiap daerah, melalui tokoh-tokoh masyarakat yang ada di tiap kelurahan maupun kecamatan."Nanti bisa ada rembuk warga bahwa COVID-19 bukan penyakit yang harus dijauhi oleh masyarakat. Yang kena COVID-19 harus dibantu, bukan dijauhi," tukasnya.
Selain itu, pelaksanaan isoter dapat memberikan ketenangan secara psikologis bagi pasien COVID-19. Pasalnya, pasien lebih dekat dengan keluarga dan lingkungan terdekatnya. Pemberian dukungan secara moril dari masyarakat di sekelilingnya juga memiliki kontribusi cukup besar mempercepat pemulihan warga terinfeksi COVID-19."Kita kampanyekan, melalui psikis yang sehat dan mental yang kuat, maka akan memperkuat dan menjaga imun kita untuk lebih fit," katanya.
(msd)
tulis komentar anda