Alarm Tanda Bahaya! Varian Delta Masuk Merauke Papua, 10 Sampel Positif
Selasa, 20 Juli 2021 - 17:32 WIB
JAYAPURA - Varian Delta COVID-19 telah masuk ke Merauke, Papua . Temuan itu berdasarkan hasil pemeriksaan 12 sampel yang dikirim ke Litbangkes. Juru Bicara Satgas COVID-19 Papua, dr Silwanus Sumule mengungkapkan, dari 12 sampel yang dikirim dari RSUD Merauke ke Litbangkes Papua, 10 sampel dinyatakan positif.
Baca juga: Selamatkan Papua Dari COVID-19, Lukas Enembe Tutup Akses Laut dan Udara Selama 1 Bulan
Silwanus menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih memeriksa beberapa sampel yang dikirim dari Kabupaten Mimika dan Kota Jayapura.
Baca juga: Sempat Sesak Nafas dan Kurang Enak Badan, Bupati Cantik Ini Positif COVID-19 Varian Delta
"Hingga saat ini data yang sudah keluar baru dari Kabupaten Merauke . Sementara untuk daerah lain seperti Jayapura dan Timika datanya belum keluar," katanya kepada wartawan di Jayapura, Selasa (20/7/2021).
Namun yang pasti, lanjut dia, varian Delta ini sudah ada di Papua. "Saya mau sampaikan bahwa virus ini dibawa oleh manusia, selama belum ada penutupan bandara atau pelabuhan, maka masih memungkinkan varian delta ini sudah menyebar ke daerah lain. Namun kami berharap tidak demikian," tandas Silwanus.
Dia menambahkan, saat ini Litbangkes Papua sudah bisa memeriksa sampel untuk varian Delta, namun tidak semua sampel bisa diperiksa. Pasalnya Litbangkes Papua hanya memiliki satu komputer super untuk memeriksa sampel varian delta.
"Tidak semua sampel bisa dikirim dan diperiksa untuk varian Delta , hanya sampel pasien yang dicurigai ada varian Delta itu saja yang akan dikirim, yakni dengan indikasi sampel itu memiliki CT yang rendah sekali atau gambaran kliniknya memang jelek," jelasnya.
Silwanus juga mengakui bahwa membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk memeriksa sampel varian Delta dengan metode scansic genonic dan memakai super komputer.
"Dengan masuknya varian Delta di Papua, maka prokes 3M ini harus lebih di perketat lagi. Kita di papua sudah tidak bisa main-main lagi, data menunjukan bahwa varian Delta ini tujuh kali lebih ganas dari varian sebelumnya," tegasnya.
Menurut Silwanus, yang terpenting adalah saat ini masyarakat harus betul-betul perketat prokes dan diperlukan kolaborasi antara masyarakat dan Satgas COVID-19 agar bisa sama-sama mengalahkan virus Corona di Papua.
"Kami juga berharap pihak Kepolisian agar lebih tegas kepada warga yang masih mengabaikan prokes, khususnya di daerah merah yang telah di tetapkan aturan PPKM Mikro," pungkasnya.
Baca juga: Selamatkan Papua Dari COVID-19, Lukas Enembe Tutup Akses Laut dan Udara Selama 1 Bulan
Silwanus menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih memeriksa beberapa sampel yang dikirim dari Kabupaten Mimika dan Kota Jayapura.
Baca juga: Sempat Sesak Nafas dan Kurang Enak Badan, Bupati Cantik Ini Positif COVID-19 Varian Delta
"Hingga saat ini data yang sudah keluar baru dari Kabupaten Merauke . Sementara untuk daerah lain seperti Jayapura dan Timika datanya belum keluar," katanya kepada wartawan di Jayapura, Selasa (20/7/2021).
Namun yang pasti, lanjut dia, varian Delta ini sudah ada di Papua. "Saya mau sampaikan bahwa virus ini dibawa oleh manusia, selama belum ada penutupan bandara atau pelabuhan, maka masih memungkinkan varian delta ini sudah menyebar ke daerah lain. Namun kami berharap tidak demikian," tandas Silwanus.
Dia menambahkan, saat ini Litbangkes Papua sudah bisa memeriksa sampel untuk varian Delta, namun tidak semua sampel bisa diperiksa. Pasalnya Litbangkes Papua hanya memiliki satu komputer super untuk memeriksa sampel varian delta.
"Tidak semua sampel bisa dikirim dan diperiksa untuk varian Delta , hanya sampel pasien yang dicurigai ada varian Delta itu saja yang akan dikirim, yakni dengan indikasi sampel itu memiliki CT yang rendah sekali atau gambaran kliniknya memang jelek," jelasnya.
Silwanus juga mengakui bahwa membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk memeriksa sampel varian Delta dengan metode scansic genonic dan memakai super komputer.
"Dengan masuknya varian Delta di Papua, maka prokes 3M ini harus lebih di perketat lagi. Kita di papua sudah tidak bisa main-main lagi, data menunjukan bahwa varian Delta ini tujuh kali lebih ganas dari varian sebelumnya," tegasnya.
Menurut Silwanus, yang terpenting adalah saat ini masyarakat harus betul-betul perketat prokes dan diperlukan kolaborasi antara masyarakat dan Satgas COVID-19 agar bisa sama-sama mengalahkan virus Corona di Papua.
"Kami juga berharap pihak Kepolisian agar lebih tegas kepada warga yang masih mengabaikan prokes, khususnya di daerah merah yang telah di tetapkan aturan PPKM Mikro," pungkasnya.
(shf)
tulis komentar anda