Klaster Keluarga Mengila, Warga Surabaya Positif Rapid Antigen Harus Langsung Isoman

Senin, 19 Juli 2021 - 18:47 WIB
Vaksinasi COVID-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur terus dilakukan untuk menciptakan herd immunity. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
SURABAYA - Lonjakan klaster keluarga di Kota Surabaya , Jawa Timur menggila. Kini, standar perawatan COVID-19 kepada warga yang rapid antigennya positif harus melakukan isolasi mandiri. Sehingga tidak harus menunggu hasil swab PCR keluar.

Baca juga: Salurkan Bansos PPKM Darurat di Jatim, Kapolri: Habiskan Stok, Kalau Kurang Ajukan Lagi

Langkah ini diambil sebagai upaya preventif dan kuratif untuk mencegah klaster di lingkungan keluarga. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menginstruksikan kepada seluruh Puskesmas di 31 kecamatan agar menerapkan standar penanganan COVID-19 kepada warga yang hasil rapid antigennya positif .



Baca juga: Dampak PPKM Darurat, Forkopimda Jatim Salurkan Bansos dan Ajak Masyarakat Bervaksin

Standar ini juga diterapkan sebagai upaya percepatan penanganan COVID-19. "Kalau ada warga hasil rapid antigen-nya positif , maka langsung dikasih obat-obatan, beri vitamin dan permakanan. Jadi tidak harus menunggu hasil swab PCRnya keluar," kata Eri saat meninjau vaksinasi massal di Jalan Tambak Asri, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Surabaya, Senin (19/7/2021).

Ia melanjutkan, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh warga Surabaya apabila mengalami gejala batuk maupun flu, supaya segera memeriksakan diri ke Puskesmas. Selain dilakukan pemeriksaan kesehatan, warga tersebut juga di-rapid antigen .

"Kalau ada yang sakit misal batuk atau flu, saya harap agar bisa langsung ke Puskesmas. Ketika ada yang batuk flu, langsung dilakukan pemeriksaan rapid antigen ," ungkapnya.

Nantinya, apabila hasil rapid antigen positif, Eri berharap, warga tersebut berkenan untuk menjalani isolasi ke Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT), Hotel Asrama Haji (HAH) atau tempat-tempat yang telah disediakan Pemkot Surabaya. Utamanya, bagi warga yang rumahnya kurang layak apabila digunakan untuk isolasi mandiri (isoman).

"Makanya saya punya kebijakan kalau rapid antigen positif, langsung ditarik isolasi agar jangan di dalam rumah. Karena COVID-19 ini bukan aib, tapi penyakit yang bisa disembuhkan. Kita harus semangati mereka," katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content