Fenomena Orang Tua Menolak Anaknya Divaksin Jadi Tantangan Pemerintah
Sabtu, 17 Juli 2021 - 07:56 WIB
CIMAHI - Vaksinasi COVID-19 bagi anak sekolah usia 12 sampai 17 tahun di Jawa Barat sudah berjalan pada Rabu (14/7/2021). Kendati begitu, banyak tantangan dan kendala. Salah satunya, sikap orang tua yang menolak anaknya divaksin.
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil mengakui bahwa masih banyak orang tua yang tidak mengizinkan anak mereka untuk mendapatkan suntik vaksin COVID-19. Ini terjadi karena informasi hoaks yang beredar sehingga terjadi penolakan.
"Yang perlu dilakukan pada orang tua ketika menolak anaknya divaksin adalah dengan sosialisasi dan edukasi," ucapnya saat memantau pelaksanaan gebyar vaksinasi COVID-19 di Kota Cimahi, Jumat (16/7/2021).
Atalia mengatakan, pihaknya menyambut baik pelaksanaan vaksinasi bagi anak sekolah. Pasalnya mereka adalah pihak yang terdampak pandemi COVID-19 sehingga harus dilindungi.
"Pelajar adalah pihak terdampak pandemi, mereka harus belajar jarak jauh terus menerus. Vaksinasi ini upaya agar pelajar memiliki kekebalan dan pembelajaran tatap muka (PTM) segera digelar," ujarnya. Baca juga: Bupati Targetkan 50 Persen Masyarakat Gowa Telah Divaksin Pada Desember
Atalia meminta agar orang tua tidak perlu terlalu khawatir soal vaksinasi COVID-19 bagi anak. Apalagi selama vaksinasi di Kota Bandung yang sudah dilakukan, semua berjalan baik dan tidak ada laporan efek setelahnya. Kalau misalnya banyak yang menanyakan bahwa ada yang divaksin kemudian sakit, itu harus dilihat dulu latar belakangnya seperti apa.
Dia berharap, dengan vaksinasi terhadap anak sekolah kegiatan belajar mengajar secara tatap muka bisa segera digelar. Sebab kasihan juga kepada pelajar yang sudah lebih dari setahun terakhir menjalani pembelajaran jarak jauh, yang dikhawatirkan menimbulkan kejenuhan.
"Kita bisa berharap segera melaksanakan kegiatan pembelajaran langsung secara bertahap. Saya yakin orang tua yang menolak anaknya divaksin lambat laun akan mau juga," pungkasnya.
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil mengakui bahwa masih banyak orang tua yang tidak mengizinkan anak mereka untuk mendapatkan suntik vaksin COVID-19. Ini terjadi karena informasi hoaks yang beredar sehingga terjadi penolakan.
"Yang perlu dilakukan pada orang tua ketika menolak anaknya divaksin adalah dengan sosialisasi dan edukasi," ucapnya saat memantau pelaksanaan gebyar vaksinasi COVID-19 di Kota Cimahi, Jumat (16/7/2021).
Atalia mengatakan, pihaknya menyambut baik pelaksanaan vaksinasi bagi anak sekolah. Pasalnya mereka adalah pihak yang terdampak pandemi COVID-19 sehingga harus dilindungi.
"Pelajar adalah pihak terdampak pandemi, mereka harus belajar jarak jauh terus menerus. Vaksinasi ini upaya agar pelajar memiliki kekebalan dan pembelajaran tatap muka (PTM) segera digelar," ujarnya. Baca juga: Bupati Targetkan 50 Persen Masyarakat Gowa Telah Divaksin Pada Desember
Atalia meminta agar orang tua tidak perlu terlalu khawatir soal vaksinasi COVID-19 bagi anak. Apalagi selama vaksinasi di Kota Bandung yang sudah dilakukan, semua berjalan baik dan tidak ada laporan efek setelahnya. Kalau misalnya banyak yang menanyakan bahwa ada yang divaksin kemudian sakit, itu harus dilihat dulu latar belakangnya seperti apa.
Dia berharap, dengan vaksinasi terhadap anak sekolah kegiatan belajar mengajar secara tatap muka bisa segera digelar. Sebab kasihan juga kepada pelajar yang sudah lebih dari setahun terakhir menjalani pembelajaran jarak jauh, yang dikhawatirkan menimbulkan kejenuhan.
"Kita bisa berharap segera melaksanakan kegiatan pembelajaran langsung secara bertahap. Saya yakin orang tua yang menolak anaknya divaksin lambat laun akan mau juga," pungkasnya.
(don)
tulis komentar anda