Bagikan Obat Gratis bagi Pasien Isoman, Ridwan Kamil Dinilai Pro Kemanusiaan
Selasa, 13 Juli 2021 - 17:39 WIB
"Saya juga bersyukur semua keputusan yang diambil (Ridwan Kamil) saat ini masih berdasarkan pada akal, pada ilmu pengetahuan, pada ilmu kesehatan khususnya," katanya.
Senada dengan Erry, pengamat kebijakan publik Universitas Padjajaran (Unpad), Yogi Suprayogi Sugandi pun menilai pembagian obat dan vitamin gratis bagi pasien isoman sebagai kebijakan yang tepat. Bahkan, kata dia, kebijakan tersebut inovatif hingga akhirnya ditiru oleh pemerintah pusat.
"Jadi kan ini inovasi kebijakan. Saya menyatakan bahwa ini sebuah inovasi dari Pak Ridwan Kamil dan memang ditiru oleh pusat," katanya.
Menurutnya, kebijakan ini sangat tepat diterapkan di tengah tingginya kebutuhan masyarakat terhadap obat dan vitamin saat ini. Bahkan, kata Yogi, kebijakan ini pun bisa menjadi alat perlawanan terhadap harga obat-obatan yang mahal.
"Kebijakan gubernur sangat tepat sekali, cuma memang waktunya saja saat PPKM ini," katanya.
Meski begitu, Yogi juga mengingatkan bahwa kebijakan yang baik ini harus disertai prinsip kehati-hatian, terutama dalam mencegah adanya monopoli jenis dan merek obat dari perusahaan tertentu yang digunakan dalam program ini.
Dia juga menekankan, kebijakan yang bersifat kebencanaan ini harus tetap menerapkan prinsip ketelitian dari pihak Dinas Kesehatan, termasuk pengawasan dari aparat penegak hukum agar jangan sampai terjebak pada permainan spekulan obat.
"Dalam artian, jangan sampai niatan yang baik, tapi pelaksanaannya jadi buruk. Saya yakin Pak Gubernur tidak ada niatan jelek dengan kebijakan ini, malahan bagus,” ujarnya.
Yogi menyarankan, agar pelaksanaan kebijakan ini berjalan lancar, Pemprov Jabar juga perlu menerjunkan aparat pengawas internal pemerintah yang terdiri dari berbagai unsur penegak hukum dan pengawasan. Namun, keterlibatan mereka jangan sampai malah menghalangi laju inovasi kebijakan ini.
"Jadi tetap diawasi, tapi jangan sampai menghalangi juga inovasi kebijakan ini karena menurut saya sudah cukup baik kebijakan Gubernur, malah ditiru oleh pusat dan daerah lain meniru," tandasnya.
Senada dengan Erry, pengamat kebijakan publik Universitas Padjajaran (Unpad), Yogi Suprayogi Sugandi pun menilai pembagian obat dan vitamin gratis bagi pasien isoman sebagai kebijakan yang tepat. Bahkan, kata dia, kebijakan tersebut inovatif hingga akhirnya ditiru oleh pemerintah pusat.
"Jadi kan ini inovasi kebijakan. Saya menyatakan bahwa ini sebuah inovasi dari Pak Ridwan Kamil dan memang ditiru oleh pusat," katanya.
Menurutnya, kebijakan ini sangat tepat diterapkan di tengah tingginya kebutuhan masyarakat terhadap obat dan vitamin saat ini. Bahkan, kata Yogi, kebijakan ini pun bisa menjadi alat perlawanan terhadap harga obat-obatan yang mahal.
"Kebijakan gubernur sangat tepat sekali, cuma memang waktunya saja saat PPKM ini," katanya.
Meski begitu, Yogi juga mengingatkan bahwa kebijakan yang baik ini harus disertai prinsip kehati-hatian, terutama dalam mencegah adanya monopoli jenis dan merek obat dari perusahaan tertentu yang digunakan dalam program ini.
Dia juga menekankan, kebijakan yang bersifat kebencanaan ini harus tetap menerapkan prinsip ketelitian dari pihak Dinas Kesehatan, termasuk pengawasan dari aparat penegak hukum agar jangan sampai terjebak pada permainan spekulan obat.
"Dalam artian, jangan sampai niatan yang baik, tapi pelaksanaannya jadi buruk. Saya yakin Pak Gubernur tidak ada niatan jelek dengan kebijakan ini, malahan bagus,” ujarnya.
Yogi menyarankan, agar pelaksanaan kebijakan ini berjalan lancar, Pemprov Jabar juga perlu menerjunkan aparat pengawas internal pemerintah yang terdiri dari berbagai unsur penegak hukum dan pengawasan. Namun, keterlibatan mereka jangan sampai malah menghalangi laju inovasi kebijakan ini.
"Jadi tetap diawasi, tapi jangan sampai menghalangi juga inovasi kebijakan ini karena menurut saya sudah cukup baik kebijakan Gubernur, malah ditiru oleh pusat dan daerah lain meniru," tandasnya.
tulis komentar anda