Jawa Timur Darurat COVID-19, Sehari Bertambah 1.203 Kasus
Kamis, 01 Juli 2021 - 10:47 WIB
SURABAYA - Lonjakan kasus baru COVID-19 di Jawa Timur (Jatim) semakin mengkhawatirkan. Pada Rabu (30/6/2021) kasus COVID-19 di provinsi ini bertambah 1.203 kasus. Jumlah tersebut menjadi penambahan kasus harian tertinggi di Jatim selama pandemi COVID-19 sejak Maret 2020 lalu.
Sehingga, jumlah total kasus COVID-19 di Jatim sebanyak 173.033 kasus. Dari jumlah itu, yang berhasil sembuh sebanyak 151.602 kasus dan yang meninggal dunia sebanyak 12.800 kasus. Baca juga: COVID-19 di Jatim Sasar Anak-anak, 14.173 Positif dan 75 Meninggal Dunia
"Tingginya penambahan kasus COVID-19 harian itu tersebar merata di 38 Kabupaten/Kota," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Jatim, dr Makhyan Jibril, Kamis (1/7/2021).
Sejumlah kabupaten/kota yang menjadi penyumbang terbesar kasus COVID-19 di Jatim antara lain, 78 dari Kabupaten Mojokerto, 75 dari Kota Surabaya, 61 dari Sidoarjo, 60 dari Bangkalan, 59 dari Banyuwangi, 48 dari Jombang, 41 dari Jember.
Ada 39 dari Situbondo, 36 dari Kota Madiun, 35 dari Kabupaten Malang, 35 dari Trenggalek, 35 dari Nganjuk, 35 dari Kabupaten Pasuruan, 34 dari Kota Mojokerto, 33 dari Kabupaten Blitar, 32 dari Kabupaten Probolinggo, 32 dari Magetan.
Sementara itu, epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair), Dr Windhu Purnomo mengatakan, penularan kasus COVID-19 di Jatim sudah cukup tinggi. Salah satu penyebabnya, kemungkinan karena ada varian baru, yakni varian Delta asal India. "Virus ini penularanya sangat cepat," ujarnya.
Pihaknya memberi sejumlah rekomendasi untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Pertama, mencegah melalui upaya primodial atau promosi. Seperti sosialisasi dalam berbagai bentuk kegiatan dan konten, agar masyarakat mau berperilaku aman bagi dirinya dan orang lain.
Kedua, dengan cara primer. Yakni membuat masyarakat melaksanakan 3M (Memakai MAsker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak). Ketiga, melakukan pencegahan skunder, yang sifatnya kuratif.
Menurut Windhu, kuratif awal adalah deteksi dini atau tracing. Hal ini agar seseorang yang terdeteksi dini untuk melakukan isolasi agar tidak menularkan virus ke orang lain. "Maka perlu ada karantina wilayah atau PPKM yang membuat orang tetap di rumah," tandasnya.
Sehingga, jumlah total kasus COVID-19 di Jatim sebanyak 173.033 kasus. Dari jumlah itu, yang berhasil sembuh sebanyak 151.602 kasus dan yang meninggal dunia sebanyak 12.800 kasus. Baca juga: COVID-19 di Jatim Sasar Anak-anak, 14.173 Positif dan 75 Meninggal Dunia
"Tingginya penambahan kasus COVID-19 harian itu tersebar merata di 38 Kabupaten/Kota," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Jatim, dr Makhyan Jibril, Kamis (1/7/2021).
Sejumlah kabupaten/kota yang menjadi penyumbang terbesar kasus COVID-19 di Jatim antara lain, 78 dari Kabupaten Mojokerto, 75 dari Kota Surabaya, 61 dari Sidoarjo, 60 dari Bangkalan, 59 dari Banyuwangi, 48 dari Jombang, 41 dari Jember.
Ada 39 dari Situbondo, 36 dari Kota Madiun, 35 dari Kabupaten Malang, 35 dari Trenggalek, 35 dari Nganjuk, 35 dari Kabupaten Pasuruan, 34 dari Kota Mojokerto, 33 dari Kabupaten Blitar, 32 dari Kabupaten Probolinggo, 32 dari Magetan.
Sementara itu, epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair), Dr Windhu Purnomo mengatakan, penularan kasus COVID-19 di Jatim sudah cukup tinggi. Salah satu penyebabnya, kemungkinan karena ada varian baru, yakni varian Delta asal India. "Virus ini penularanya sangat cepat," ujarnya.
Pihaknya memberi sejumlah rekomendasi untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Pertama, mencegah melalui upaya primodial atau promosi. Seperti sosialisasi dalam berbagai bentuk kegiatan dan konten, agar masyarakat mau berperilaku aman bagi dirinya dan orang lain.
Kedua, dengan cara primer. Yakni membuat masyarakat melaksanakan 3M (Memakai MAsker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak). Ketiga, melakukan pencegahan skunder, yang sifatnya kuratif.
Baca Juga
Menurut Windhu, kuratif awal adalah deteksi dini atau tracing. Hal ini agar seseorang yang terdeteksi dini untuk melakukan isolasi agar tidak menularkan virus ke orang lain. "Maka perlu ada karantina wilayah atau PPKM yang membuat orang tetap di rumah," tandasnya.
(don)
tulis komentar anda