Ini Penampakan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Bandung
Senin, 07 Juni 2021 - 11:58 WIB
BANDUNG - Simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah SD hingga SMP negeri dan swasta di Kota Bandung, Jabar mulai digelar Senin (7/6/2021).
Baca juga: Kasus COVID-19 Meningkat, Disdik Cimahi Belum Putuskan Gelar PTM 19 Juli
Dari pantauan di lapangan, jumlah siswa yang melakukan simulasi juga sangat terbatas. Di SD Santo Yusup Jalan Jawa, simulasi diikuti siswa SD kelas 6. Dalam satu kelas hanya diikuti antara 3-6 siswa.
Baca juga: Persiapan PTM, Kemendikbudristek Berikan Wejangan untuk Guru dan Tendik
Tak seperti sekolah biasa, kondisi sekolah juga sangat sepi. Tidak ada siswa bermain di luar ruangan. Atau pedagang di sekitar sekolah. Hanya tampak beberapa kelas yang melakukan pembelajaran.
Kendati melakukan pembelajaran di dalam kelas, guru juga secara langsung melakukan pembelajaran daring. Sehingga antara siswa di kelas dan di rumah mendapatkan pelajaran sama.
"Untuk simulasi di SD kami ini, sekarang hanya diikuti siswa kelas 6 SD. Sementara siswa lainnya bakal digilir hari selanjutnya. Nanti setiap hari hanya ada dua kelas saja," kata Kepala SD Santo Yusup, Yohana Dhita.
Menurut dia, sebelum melakukan pembelajaran, pihaknya selalu melakukan screening kepada siswa dan keluarganya. Jika ditemukan ada keluarga yang positif, atau sedang mengalami sakit yang berpotensi rentan terinfeksi COVID-19, pihaknya akan melarang siswa datang.
Dalam simulasi PTM ini, dari 321 siswa hanya 30% yang diperbolehkan ikut sekolah tatap muka. Artinya, mereka mengikuti pembelajaran daring.
Baca juga: Kasus COVID-19 Meningkat, Disdik Cimahi Belum Putuskan Gelar PTM 19 Juli
Dari pantauan di lapangan, jumlah siswa yang melakukan simulasi juga sangat terbatas. Di SD Santo Yusup Jalan Jawa, simulasi diikuti siswa SD kelas 6. Dalam satu kelas hanya diikuti antara 3-6 siswa.
Baca juga: Persiapan PTM, Kemendikbudristek Berikan Wejangan untuk Guru dan Tendik
Tak seperti sekolah biasa, kondisi sekolah juga sangat sepi. Tidak ada siswa bermain di luar ruangan. Atau pedagang di sekitar sekolah. Hanya tampak beberapa kelas yang melakukan pembelajaran.
Kendati melakukan pembelajaran di dalam kelas, guru juga secara langsung melakukan pembelajaran daring. Sehingga antara siswa di kelas dan di rumah mendapatkan pelajaran sama.
"Untuk simulasi di SD kami ini, sekarang hanya diikuti siswa kelas 6 SD. Sementara siswa lainnya bakal digilir hari selanjutnya. Nanti setiap hari hanya ada dua kelas saja," kata Kepala SD Santo Yusup, Yohana Dhita.
Menurut dia, sebelum melakukan pembelajaran, pihaknya selalu melakukan screening kepada siswa dan keluarganya. Jika ditemukan ada keluarga yang positif, atau sedang mengalami sakit yang berpotensi rentan terinfeksi COVID-19, pihaknya akan melarang siswa datang.
Dalam simulasi PTM ini, dari 321 siswa hanya 30% yang diperbolehkan ikut sekolah tatap muka. Artinya, mereka mengikuti pembelajaran daring.
(shf)
tulis komentar anda