Makan Bareng Tetangga di Jalan, Jaga Silaturahmi Cara Jitu Usir Rindu Kampung

Minggu, 24 Mei 2020 - 14:57 WIB
Warga Perumahan P4A Pudakpayung Banyumanik, Semarang, selepas salat Idul Fitri menggelar tikar sambil makan bersama di jalan.Foto/iNews TV/Taufik Budii jalan tepat depan rumah masing-masing.
Tak mudik ke kampung halaman bukan menjadi halangan bagi warga di Kota Semarang Jawa Tengah, kehilangan makna Hari Raya Idul Fitri. Mereka menggelar tikar untuk makan bersama di depan rumah masing-masing, sembari merajut tali silaturahmi.

Kesibukan terlihat di sebuah gang Perumahan P4A Pudakpayung Banyumanik Semarang, selepas salat Idul Fitri di rumah. Mereka keluar rumah sambil menggelar tikar di jalan tepat depan rumah masing-masing.

Warga pun membawa beragam makanan khas Lebaran yang akan disantap bersama. Di antaranya opor ayam, gulai daging, sambal goreng hati, dan tak ketinggalan makanan khas lebaran berupa ketupat. Untuk menghilangkan rasa enek, disediakan pula puding segar.



Semua makanan dari setiap rumah digelar. Setiap warga beserta anak-anak dipersilakan untuk memilih menu yang paling disukai. Menambah porsi atau ingin mencicipi menu yang lain, juga tak ada larangan. Semua merayakan hari kemenangan Idul Fitri 1441 H.

Meski makan bersama, namun protokol kesehatan menjaga jarak tetap diperhatikan. Setiap keluarga yang beranggotakan sekira 3-5 orang berada di tikar masing-masing. Sambil menunggu giliran mengambil makanan, mereka tak diizinkan menyeberang ke tikar keluarga lain. Disiplin ketat itu untuk mencegah penyebaran COVID-19.

“Makan bersama ini untuk merayakan Lebaran Idul Fitri, namun kita tetap mematuhi anjuran pemerintah agar tak membuat kerumunan, kita menjaga jarak. Tidak ada salaman,” kata Ketua RT 1/11 Kelurahan Pudakpayung, Hatta Bhineka, Minggu (24/5/2020).

“Semoga wabah Corona ini segera berakhir dan kita bisa kembali beraktivitas normal seperti biasanya,” tuturnya sembari gendong anaknya yang masih bayi.

Berlebaran bersama tetangga ini juga sebagai pengobat rindu keluarga besar di kampung halaman karena tak bisa mudik. Selama masa pandemi COVID-19, warga berdiam diri di rumah sesuai anjuran pemerintah.

“Saya tidak bisa mudik ke Kuningan Jawa Barat pada Lebaran kali ini. Tapi kita tetap bisa melakukan silaturahmi dengan keluarga besar dengan cara virtual,” kata seorang warga, Enih Nuraheni.

“Ketika tidak pulang, maka kami di gang sini bersepakat untuk bersilaturahmi Lebaran namun tetap menjaga jarak. Tadi kita bawa makanan lalu ditaruh di tikar, warga bebas mau ambil apa saja. Saling merasakan makanan tetangga biar lebih guyub,” tambahnya.

Pada kegiatan ini warga selalu diingatkan untuk mematuhi anjuran pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Menghindari kerumunan dan menjaga jarak dinilai sebagai cara yang efektif untuk menghindari penularan virus.
(zil)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content