Lanjutkan Kiprah Pendiri Persis, IKA-PPI Pajagalan Gelar Muskernas di Bandung

Sabtu, 29 Mei 2021 - 10:48 WIB
Pesantren Pajagalan Bandung, cikal bakal lahirnya Pesantren Persis di Indonesia. Foto/Istimewa
BANDUNG - Alumni Pesantren Persatuan Islam (Persis) Pajagalan Bandung yang tergabung dalam Ikatan Alumni Pesantren Persatuan Islam (IKA-PPI) Pajagalan Bandung menggelar musyawarah kerja nasional (Muskernas) I danpelantikan pengurus di Hotel Savoy Homan, Kota Bandung, Sabtu (29/5/2021).

Dalam Muskernas, sebanyak 50 alumni terbaik juga bakal dilantik sebagai pengurus IKA-PPI Pajagalan Bandung. Mereka akan berkiprah melalui 8 bidang dan 22 divisi. Muskernas dan pelantikan tersebut mengangkat tema "Menegaskan Peran, Meluaskan Kiprah IKA-PPI Pajagalan Bandung untuk Agama dan Bangsa".

"Muskernas dan pelantikan ini sebagai ikhtiar untuk memastikan soliditas, bahkan kualitas alumni PPI Pajagalan Bandung yang sejalan dengan cita-cita dan kiprah para pendiri dan tokoh-tokoh pendahulu Persis yang mengambil andil untuk kemurnian agama dan kemajuan bangsa indonesia," tegas Ketua Umum IKA-PPI Pajagalan Bandung, Deni Saeful Bukhari di Bandung, Jumat (28/5/2021).



Deni menuturkan, Pesantren Pajagalan Bandung merupakan cikal bakal dari lahirnya ratusan pesantren Persis di Indonesia. Tidak hanya itu, pesantren ini pun menjadi madrasah utama lahirnya para ulama dan pendidik yang mengabdi serta mengembangkan dakwah Islam di Tanah Air selepas menyelesaikan pendidikannya.

"Bahkan, Ketua Umum Persatuan Islam hari ini (KH Aceng Zakaria) yang juga Pemimpin Pondok Pesantren Persis 99 Rancabango, Kabupaten Garut merupakan jebolan Pesantren Pajagalan Bandung," katanya.

Selain itu, Pesantren Pajagalan Bandung juga menjadi pesantren pertama yang menerapkan bentuk klasikal dimana saat itu pesantren umumnya menerapkan sistem sorogan dan bandongan atau wetonan. Bahkan, pesantren yang dirintis oleh guru besar Persis, A Hassan dan para muridnya 1936 itu juga mengajarkan ilmu-ilmu alam serta ilmu pendidikan atau keguruan (pedagogik).

"Konsep yang hari ini kita kenal diterapkan di berbagai pesantren modern telah dilakukan oleh Pesantren Pajagalan Bandung jauh sebelum kemerdekaan," ungkapnya.

Tidak hanya itu, lanjut Deni, berbicara mengenai kemerdekaan, para pendiri Pesantren Pajagalan Bandung kalau itu sudah meyakini bahwa ilmu adalah senjata dalam melawan penjajahan, baik penjajahan budaya yang mereduksi ajaran-ajaran agama, termasuk penjajahan bangsa yang merenggut hak asasi manusia untuk merdeka.

"Aspek inilah yang seyogyanya mesti terus dipertahankan, baik oleh lembaga pendidikan maupun para lulusannya yang mengkhidmatkan diri melalui ilmu di tengah masyarakat," tegasnya.

Menurut Deni, berdasarkan sejarah penting dan kiprah yang luas tersebut, peran alumni menjadi sangat sentral guna menjaga cita dan melanjutkan perjuangan para pendiri Pesantren Pajagalan Bandung.

"Hadirnya IKA-PPI Pajagalan Bandung ini bukanlah suatu keterlambatan, namun bentuk penegasan karena jika ditanyakan apakah kontribusi alumni PPI Pajagalan Bandung untuk bangsa? cukup lah melihat ratusan Pesantren Persis yang berdiri hari ini serta ratuan ribu lulusannya yang berdaya bagi umat dan masyarakat," papar Deni.

Oleh karenanya, Deni kembali menegaskan, hadirnya IKA-PPI Pajagalan Bandung merupakan transformasi kiprah alumni dalam bentuk yang lebih menyesuaikan dengan kebutuhan zaman saat ini. Deni menambahkan, hingga saat ini, terdapat 51 angkatan Pesantren Pajagalan Bandung dari tahun 1969 yang masih eksis dengan ragam profesi dan potensi."Ini adalah modal yang begitu besar dalam upaya transformasi alumni menjadi ikatan alumni Pesantren Pajagalan Bandung," tandasnya.
(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content