Harga Tiket Melambung, Ratusan Pemudik Tetap Padati Loket Bus di Jambi
Minggu, 02 Mei 2021 - 15:20 WIB
JAMBI - Menjelang diberlakukannya Permen Nomor 13 tahun 2021 tentang peniadaan mudik lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah, sejumlah loket perusahaan otobus (PO) yang ada di Kota Jambi terlihat ramai dipadati calon penumpang yang akan berangkat ke luar Provinsi Jambi.
Seperti halnya di PO Putra Remaja yang beroperasi di Jalan Kapten Patimura, Kota Jambi terlihat disesaki oleh calon penumpang serta barang bawaannya yang ingin melakukan perjalanan ke luar kota.
Seorang penumpang asal Jambi, Suharti yang ingin pulang ke Cilacap, Jawa Tengah, terpaksa mudik lantaran rasa rindu untuk ketemu orang tua dan keluarga di Pulau Jawa. "Apalah arti uang dibandingkan tidak bisa ketemu sama orang tua, soalnya pulang ke sana 2 tahun sekali," ungkapnya, Minggu (2/5/2021).
Disamping itu, dirinya tidak keberatan dengan ongkos jasa angkutan penumpang Jawa-Sumatera yang melambung tinggi. "Harga tiket dari Jambi ke Cilacap 700 ribu, ditambah biaya test rapid antigen 150 ribu," ujar Suharti.
Menurutnya, tidak keberatan dengan ongkos bahkan jika ongkos naik menjadi Rp1 juta per orang dari Jambi ke Pulau Jawa. "Saya tidak masalah ongkos naik dibandingkan rasa rindu ingin ketemu orang tua dan keluarga di Pulau Jawa," imbuhnya.
Sementara itu, pihak tenaga medis dari Klinik Mizan Medika terlihat sedang melakukan rapid test kepada ratusan calon penumpang yang akan bertolak ke kampung halaman. "Yang sudah melakukan antigen atau rapid test, boleh muat barangnya di bagasi," cetus seorang pemuda di PO Putra Remaja.
Mendengar instruksi tersebut, sebagian penumpang bergegas membawa barang bawaan masuk kebagasi bus tujuan mereka masing-masing. Baca: Ninja dan Beat Beradu Banteng di Tulungagung, 1 Pemotor Meregang Nyawa.
Pengurus PO Putra Remaja, Satria mengatakan bahwa pihaknya pada tanggal 5 Mei mendatang sudah tidak beroperasi dan memberikan pelayanan apapun.
Sedangkan untuk calon penumpang yang telah melakukan rapid test dengan hasil positif tidak diperkenankan pergi menggunakan jasa angkutan yang dikelola pihaknya. Baca Juga: Perangi Balap Liar, Polisi Jaga Lokasi hingga Sita 17 Sepeda Motor.
"Kita maju sehari, di tanggal 5 kita sudah stop, untuk tindakan bagi penumpang yang hasil rapid testnya samar-samar garis dua tetap tidak kita izinkan naik ke bus. Dan uangnya kita kembalikan," tukas Satria.
Seperti halnya di PO Putra Remaja yang beroperasi di Jalan Kapten Patimura, Kota Jambi terlihat disesaki oleh calon penumpang serta barang bawaannya yang ingin melakukan perjalanan ke luar kota.
Seorang penumpang asal Jambi, Suharti yang ingin pulang ke Cilacap, Jawa Tengah, terpaksa mudik lantaran rasa rindu untuk ketemu orang tua dan keluarga di Pulau Jawa. "Apalah arti uang dibandingkan tidak bisa ketemu sama orang tua, soalnya pulang ke sana 2 tahun sekali," ungkapnya, Minggu (2/5/2021).
Disamping itu, dirinya tidak keberatan dengan ongkos jasa angkutan penumpang Jawa-Sumatera yang melambung tinggi. "Harga tiket dari Jambi ke Cilacap 700 ribu, ditambah biaya test rapid antigen 150 ribu," ujar Suharti.
Menurutnya, tidak keberatan dengan ongkos bahkan jika ongkos naik menjadi Rp1 juta per orang dari Jambi ke Pulau Jawa. "Saya tidak masalah ongkos naik dibandingkan rasa rindu ingin ketemu orang tua dan keluarga di Pulau Jawa," imbuhnya.
Sementara itu, pihak tenaga medis dari Klinik Mizan Medika terlihat sedang melakukan rapid test kepada ratusan calon penumpang yang akan bertolak ke kampung halaman. "Yang sudah melakukan antigen atau rapid test, boleh muat barangnya di bagasi," cetus seorang pemuda di PO Putra Remaja.
Mendengar instruksi tersebut, sebagian penumpang bergegas membawa barang bawaan masuk kebagasi bus tujuan mereka masing-masing. Baca: Ninja dan Beat Beradu Banteng di Tulungagung, 1 Pemotor Meregang Nyawa.
Pengurus PO Putra Remaja, Satria mengatakan bahwa pihaknya pada tanggal 5 Mei mendatang sudah tidak beroperasi dan memberikan pelayanan apapun.
Sedangkan untuk calon penumpang yang telah melakukan rapid test dengan hasil positif tidak diperkenankan pergi menggunakan jasa angkutan yang dikelola pihaknya. Baca Juga: Perangi Balap Liar, Polisi Jaga Lokasi hingga Sita 17 Sepeda Motor.
"Kita maju sehari, di tanggal 5 kita sudah stop, untuk tindakan bagi penumpang yang hasil rapid testnya samar-samar garis dua tetap tidak kita izinkan naik ke bus. Dan uangnya kita kembalikan," tukas Satria.
(nag)
tulis komentar anda