Makassar Gempar, Pria Asal Solo Tewas Tergantung Usai Pamit Salat Subuh
Jum'at, 16 April 2021 - 22:37 WIB
MAKASSAR - Warga perumahan Bukit Baruga, Jalan Tanjung Pinang, Kecamatan Manggala , Kota Makassar digemparkan dengan penemuan MA yang tewas tergantung di bagian belakang rumahnya, Jumat (16/4/2021).
Pria berusia 29 tahun itu merupakan warga asal Solo , Jawa Tengah ( Jateng ), yang telah tinggal lama di kawasan itu bersama bapaknya WG (55).
Kanit Reskrim Polsek Manggala, Iptu Nurtcahyana mengungkapkan, pihaknya mendapat laporan kejadian tersebut dari ayah korban berinisial WG. Lelaki 55 tahun itu menemukan putranya menggantung di ruang belakangan tempat jemuran pada pukul 10.18 Wita.
Petugas Polsek, kata Nurtcahyana lalu berkoordinasi dengan tim Inafis Polrestabes Makassar dan Dokpol Polda Sulsel. Setiba di lokasi petugas melakukan olah tempat kejadian perkara, garis polisi dipasang.
Nurtcahyana mengatakan, dari hasil pengumpulan bahan dan keterangan, sebelum ditemukan menggantung, MA berpamitan salat subuh di masjid tidak jauh dari kediamannya.
“Begitu ayahnya bangun, mencari anaknya. Tidak kunjung kelihatan akhirnya didapati di ruang belakang rumah dengan kondisi menggantung. Diduga kuat bunuh diri. Tidak ada tanda-tanda kekerasan juga didapati," kata Nurtcahyana.
Awalnya, WG meminta bantuan ke petugas keamanan perumahan untuk menurunkan jasad MA. Sekuriti bernama Sirajuddin lalu menghubungi pihak kepolisian. “Hasil pendalaman korban mengalami depresi. Kita masih dalami lagi keterangan tersebut," ujar Nurtcahyana.
Meski begitu, menurut Nurtcahyana kematian MA sudah diikhlaskan pihak keluarga. "Rencananya jenazah korban akan dibawa ke kampung halamannya di Solo, Jawa tengah," tukas perwira pertama Polri dua balok ini.
Pria berusia 29 tahun itu merupakan warga asal Solo , Jawa Tengah ( Jateng ), yang telah tinggal lama di kawasan itu bersama bapaknya WG (55).
Kanit Reskrim Polsek Manggala, Iptu Nurtcahyana mengungkapkan, pihaknya mendapat laporan kejadian tersebut dari ayah korban berinisial WG. Lelaki 55 tahun itu menemukan putranya menggantung di ruang belakangan tempat jemuran pada pukul 10.18 Wita.
Petugas Polsek, kata Nurtcahyana lalu berkoordinasi dengan tim Inafis Polrestabes Makassar dan Dokpol Polda Sulsel. Setiba di lokasi petugas melakukan olah tempat kejadian perkara, garis polisi dipasang.
Baca Juga
Nurtcahyana mengatakan, dari hasil pengumpulan bahan dan keterangan, sebelum ditemukan menggantung, MA berpamitan salat subuh di masjid tidak jauh dari kediamannya.
“Begitu ayahnya bangun, mencari anaknya. Tidak kunjung kelihatan akhirnya didapati di ruang belakang rumah dengan kondisi menggantung. Diduga kuat bunuh diri. Tidak ada tanda-tanda kekerasan juga didapati," kata Nurtcahyana.
Baca Juga
Awalnya, WG meminta bantuan ke petugas keamanan perumahan untuk menurunkan jasad MA. Sekuriti bernama Sirajuddin lalu menghubungi pihak kepolisian. “Hasil pendalaman korban mengalami depresi. Kita masih dalami lagi keterangan tersebut," ujar Nurtcahyana.
Meski begitu, menurut Nurtcahyana kematian MA sudah diikhlaskan pihak keluarga. "Rencananya jenazah korban akan dibawa ke kampung halamannya di Solo, Jawa tengah," tukas perwira pertama Polri dua balok ini.
(nic)
Lihat Juga :
tulis komentar anda