Agro Jawa Barat Ekspansi Tanam Jagung di Banten
Jum'at, 16 April 2021 - 15:02 WIB
SERANG - PT. Agro Jawa Barat (Jabar) melakukan ekspansi usaha pertanian di wilayah Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Perusahaan plat merah milik Jawa Barat ini, telah melakukan kerjasama dengan PT. Agro Serang Berkah yang merupakan BUMD milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang untuk menanam jagung hingga 1000 hektar.
Direktur Utama PT. Agro Jabar Kurnia Fazar mengatakan, komoditas jagung sangat berpotensi untuk pengembangan usaha petani lokal di Banten. Mengingat dari 17 pabrik pakan di Pulau Jawa, 8 di antaranya terletak di wilayah Serang.
Hal ini merupakan kesempatan emas untuk membangkitkan perekonomian petani. Dengan model pemberdayaan terintegrasi dari pertanian ke industri peternakan, kualitas akan dijaga secara signifikan dibawah manajemen yang tepat guna.
"Dari 17 pabrik pakan di Pulau Jawa, 8 ada di Serang. Logika barang dekat pabrik. Sehingga minim ongkos kirim. Berarti kalau nanam di Serang akan minim ongkos kirim," katanya saat diwawancara di Kota Serang, Jumat (16/4/2021).
Ia mengaku telah memiliki 1000 ton benih jagung siap tanam untuk 12 ribu hekatare. Sedangkan pihak PT. Agro Serang Berkah baru sanggup menyedakan lahan 50 hektare. Atas hal itu, pihaknya membuka luas untuk para petani yang ingin melakukan kerjasma, dengan syarat lahannya sudah siap tanam.
"Kami punya benih siap tanam 1000 ton untuk 12 ribu hektare. Kami minta 1000 hektare ke bu Tatu (Bupati Serang), tapi siapnya 50 hektare untuk tahap awal. Kalau mau meningkatkan pendapatan petani menanam jagung di Banten," ungkapnya.
Ia menyebutkan, karakter yang bisa tumbuh di lahan basah dan kering serta kebutuhan yang cukup tinggi, menjadi salah satu alasan PT. Agro Jabar memilih ekspansi jagung di Kabupaten Serang. Terlebih, kebutuhan ayam perkapita perorangan 2,4 kiogram (Kg) pertahun. Sedangkan berdasarkan data organisasi kesehatan dunia atau WHO, standar perkapita konsumsi ayam perorang dalam setahun harusnya 12 Kg.
Di sisi lain, kebutuhan ayam untuk di DKI Jakarta dan Jabar, pemerintah selalu impor 15 ribu ton. Sementara, salah satu bahan dasar pakan ayam itu aalah jagung. Melihat hal itu, potensi ekonomi daerah sudah terlihat jelas dalam rangka mensejahterakan petani.
"Indonesia impor 15 ribu ton hanya 2 provinsi, DKI Jakarta dan Jabar. Sembada daging Jatim, Bali. Tapi Jabar dan DKI Jakarta importir terbesar, makanya perlu vertifikais ke ayam, makanya pakannya jagung 100 ribu ton pertahun. Pabriknya 8 ada di Serang," jelasnya.
Ia menjelaskan, PT. Agro Jabar bukan hanya memabntu dalam benih saja. Tapi akan mensuplai dari pupuk dan kebutuhan petani, dengan menggunakan sistem dana prestasi. Dari lahan satu hekatre, pihaknya siap membiayai modal Rp6 juta. Menurutnya, petani juga tidak perlu khawatir untuk menjual hasil panennya. Pihaknya akan menampung dan membeli dengan harga kesepakan di awal.
"Jagung per-hekatere hanya butuh Rp6 juta. Kalau 10 bulan Rp1 miliar. Tapi 6 bulan petani lapar, makanya ada dana prestasi namanya HOK Rp1 juta perbulan. Kalau petani menjaga tanaman 1 hektar 6 ton. Kalau dikali Rp4 ribu (per-kg) jadi Rp24 juta perpanen. Rp6 juta bibit, pupuk plus HOK Rp10 juta. Rp4,5 juta perbulan kalau dikali petani akan dapat," paparnya.
Direktur Utama PT. Agro Jabar Kurnia Fazar mengatakan, komoditas jagung sangat berpotensi untuk pengembangan usaha petani lokal di Banten. Mengingat dari 17 pabrik pakan di Pulau Jawa, 8 di antaranya terletak di wilayah Serang.
Hal ini merupakan kesempatan emas untuk membangkitkan perekonomian petani. Dengan model pemberdayaan terintegrasi dari pertanian ke industri peternakan, kualitas akan dijaga secara signifikan dibawah manajemen yang tepat guna.
"Dari 17 pabrik pakan di Pulau Jawa, 8 ada di Serang. Logika barang dekat pabrik. Sehingga minim ongkos kirim. Berarti kalau nanam di Serang akan minim ongkos kirim," katanya saat diwawancara di Kota Serang, Jumat (16/4/2021).
Ia mengaku telah memiliki 1000 ton benih jagung siap tanam untuk 12 ribu hekatare. Sedangkan pihak PT. Agro Serang Berkah baru sanggup menyedakan lahan 50 hektare. Atas hal itu, pihaknya membuka luas untuk para petani yang ingin melakukan kerjasma, dengan syarat lahannya sudah siap tanam.
"Kami punya benih siap tanam 1000 ton untuk 12 ribu hektare. Kami minta 1000 hektare ke bu Tatu (Bupati Serang), tapi siapnya 50 hektare untuk tahap awal. Kalau mau meningkatkan pendapatan petani menanam jagung di Banten," ungkapnya.
Ia menyebutkan, karakter yang bisa tumbuh di lahan basah dan kering serta kebutuhan yang cukup tinggi, menjadi salah satu alasan PT. Agro Jabar memilih ekspansi jagung di Kabupaten Serang. Terlebih, kebutuhan ayam perkapita perorangan 2,4 kiogram (Kg) pertahun. Sedangkan berdasarkan data organisasi kesehatan dunia atau WHO, standar perkapita konsumsi ayam perorang dalam setahun harusnya 12 Kg.
Di sisi lain, kebutuhan ayam untuk di DKI Jakarta dan Jabar, pemerintah selalu impor 15 ribu ton. Sementara, salah satu bahan dasar pakan ayam itu aalah jagung. Melihat hal itu, potensi ekonomi daerah sudah terlihat jelas dalam rangka mensejahterakan petani.
"Indonesia impor 15 ribu ton hanya 2 provinsi, DKI Jakarta dan Jabar. Sembada daging Jatim, Bali. Tapi Jabar dan DKI Jakarta importir terbesar, makanya perlu vertifikais ke ayam, makanya pakannya jagung 100 ribu ton pertahun. Pabriknya 8 ada di Serang," jelasnya.
Ia menjelaskan, PT. Agro Jabar bukan hanya memabntu dalam benih saja. Tapi akan mensuplai dari pupuk dan kebutuhan petani, dengan menggunakan sistem dana prestasi. Dari lahan satu hekatre, pihaknya siap membiayai modal Rp6 juta. Menurutnya, petani juga tidak perlu khawatir untuk menjual hasil panennya. Pihaknya akan menampung dan membeli dengan harga kesepakan di awal.
"Jagung per-hekatere hanya butuh Rp6 juta. Kalau 10 bulan Rp1 miliar. Tapi 6 bulan petani lapar, makanya ada dana prestasi namanya HOK Rp1 juta perbulan. Kalau petani menjaga tanaman 1 hektar 6 ton. Kalau dikali Rp4 ribu (per-kg) jadi Rp24 juta perpanen. Rp6 juta bibit, pupuk plus HOK Rp10 juta. Rp4,5 juta perbulan kalau dikali petani akan dapat," paparnya.
(don)
tulis komentar anda