Awas, Varian E484K COVID-19 Tidak Terdeteksi Antibodi dan Lebih Ganas

Rabu, 14 April 2021 - 11:32 WIB
Pakar Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) sekaligus dokter di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Agung Dwi Wahyu Widodo. Foto/Ist.
SURABAYA - Mutasi Sars-CoV-2 atau COVID-19 hingga kini masih terus berlanjut. Kemunculan varian E484K beberapa waktu lalu disebut-sebut lebih ganas. Pasalnya virus itu dapat menghindar dari beberapa antibodi yang sudah terbentuk.



"Beberapa monoklonal antibodi gagal mendeteksi keberadaan atau melakukan netralisasi pada virus yang memiliki Varian E484K," kata Pakar Imunologi Universitas Airlangga, Agung Dwi Wahyu Widodo, Rabu (14/4/2021).



Ia melanjutkan, varian E484K telah mengalami mutasi pada asam amino glutamic acid, yaitu e yang berubah menjadi lisin pada spike. Mutasi tersebut berada dekat dengan puncak spike. Sehingga struktur protein pada spike berubah. Perubahan itulah yang menyebabkan virus dapat menghindar dari antibodi COVID-19 .



Terkait efikasi vaksin terhadap varian E484K , ia mengungkapkan, usai dilakukan tes netralisasi, beberapa vaksin menunjukkan hasil yang cukup bagus. Terutama pada orang yang sudah divaksin.

Tetapi, katanya, efek netralisasi mengalami penurunan pada varian yang memiliki mutasi E484K . Seperti pada Pfizer dan Moderna. Sedangkan Johnson & Johnson, Astrazeneca, dan Novavax dilaporkan mengalami penurunan yang lebih daripada Pfizer dan Moderna.



"Beberapa sampel dari pasien yang sudah terinfeksi COVID-19 atau vaksin Sera juga mengalami proses penurunan. Tepatnya pada mekanisme netralisasi ketika dilakukan pemeriksaan memakai Varian E484K," kata Ketua Cabang Perhimpunan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PERDALIN) Surabaya itu.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content