Gubernur Khofifah: Perbaikan Jembatan Ngunut Magetan Ditarget Selesai 4 Bulan
Jum'at, 19 Maret 2021 - 14:12 WIB
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memperkirakan, perbaikan secara permanen jembatan Ngunut di Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan memakan waktu hingga 4 bulan.
Baik dimulai dari pemberian bronjong, pembentukan plengsengan, hingga pembenahan jembatan permanen yang terdampak.
Orang nomor satu di Jatim itu menyatakan, putusnya Jembatan Ngunut sangat berdampak pada dinamika mobilitas keseharian warga. Hal ini karena Jembatan Ngunut, menghubungkan
antara Kabupaten Ponorogo-Kabupaten Magetan. Namun sayangnya pada Selasa (16/3/2021) lalu ambrol akibat tergerus aliran sungai yang debit airnya tinggi.
“Untuk itu, saya menginstruksikan perbaikan plengsengan sungai bisa segera dilakukan. Kita sudah kroscek ketersediaan bronjong milik Pemkab Magetan, ditambah lagi bronjong bantuan dari Pemprov juga. Ketersediaannya cukup, sehingga bisa dimulai sesegera mungkin,” katanya, Jumat (19/3/2021).
Melihat kondisi di sekitar Jembatan, Khofifah menyampaikan perlunya percepatan normalisasi sungai.
Namun bukan hanya sekadar normalisasi, lanjutnya. Pembenahan lingkungan sekitar sungai juga harus segera dilakukan. Mulai bronjong dan plengsengan yang permanen di area kritis perlu diprioritaskan.
Baca juga: Prostitusi di Ruang Karaoke Bertarif Rp1 Juta di Blitar Dibongkar Polda Jatim
“BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sudah mewanti-wanti tentang intensitas hujan yang tinggi. Jadi bencana banjir yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Jatim akan kita detailkan kembali upaya pengendaliannya bersama tim BBWS Brantas dan Bengawan Solo. Kita cari solusi secara integratif dan komprehensif,” ungkap Khofifah.
Baca juga: Mulai Besok, Tarif Pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Naik Menjadi Rp30.000
Diketahui, hujan deras yang melanda Magetan pada Selasa (16/3/2021) yang berlangsung selama kurang lebih 5 jam berdampak pada longsor dan banjir. Hal ini menyebabkan pada rusaknya jembatan penghubung antar desa, antar kecamatan hingga antar kabupaten.
Baik dimulai dari pemberian bronjong, pembentukan plengsengan, hingga pembenahan jembatan permanen yang terdampak.
Orang nomor satu di Jatim itu menyatakan, putusnya Jembatan Ngunut sangat berdampak pada dinamika mobilitas keseharian warga. Hal ini karena Jembatan Ngunut, menghubungkan
antara Kabupaten Ponorogo-Kabupaten Magetan. Namun sayangnya pada Selasa (16/3/2021) lalu ambrol akibat tergerus aliran sungai yang debit airnya tinggi.
“Untuk itu, saya menginstruksikan perbaikan plengsengan sungai bisa segera dilakukan. Kita sudah kroscek ketersediaan bronjong milik Pemkab Magetan, ditambah lagi bronjong bantuan dari Pemprov juga. Ketersediaannya cukup, sehingga bisa dimulai sesegera mungkin,” katanya, Jumat (19/3/2021).
Melihat kondisi di sekitar Jembatan, Khofifah menyampaikan perlunya percepatan normalisasi sungai.
Namun bukan hanya sekadar normalisasi, lanjutnya. Pembenahan lingkungan sekitar sungai juga harus segera dilakukan. Mulai bronjong dan plengsengan yang permanen di area kritis perlu diprioritaskan.
Baca juga: Prostitusi di Ruang Karaoke Bertarif Rp1 Juta di Blitar Dibongkar Polda Jatim
“BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sudah mewanti-wanti tentang intensitas hujan yang tinggi. Jadi bencana banjir yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Jatim akan kita detailkan kembali upaya pengendaliannya bersama tim BBWS Brantas dan Bengawan Solo. Kita cari solusi secara integratif dan komprehensif,” ungkap Khofifah.
Baca juga: Mulai Besok, Tarif Pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Naik Menjadi Rp30.000
Diketahui, hujan deras yang melanda Magetan pada Selasa (16/3/2021) yang berlangsung selama kurang lebih 5 jam berdampak pada longsor dan banjir. Hal ini menyebabkan pada rusaknya jembatan penghubung antar desa, antar kecamatan hingga antar kabupaten.
(boy)
tulis komentar anda