Pemkab Lutra dan Balai Kaji Penanganan Banjir Terintegrasi Hulu ke Hilir

Jum'at, 05 Maret 2021 - 20:32 WIB
Kepala BBWSPJ, Adenan Rasyid. Foto: Humas Pemkab Luwu Utara
LUWU UTARA - Bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara (Lutra) Senin 13 Juli 2020 malam lalu, menyisahkan banyak persoalan yang harus segera ditangani dengan baik, agar bencana serupa tidak lagi terjadi.

Ketika penanganan di hilir dilakukan dengan pembangunan tanggul permanen dan penanganan lainnya, maka penanganan di hulu tetap harus menjadi perhatian, agar persoalan banjir bisa ditangani dengan baik.



Ini pula yang mendasari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ). Bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Utara , BBWSPJ berencana melakukan kegiatan detail desain penanggulangan banjir terintegrasi dari hulu ke hilir, utamanya di tiga sungai besar di Luwu Utara, yaitu Masamba, Rongkong dan Radda.

“Tahun ini kita ada kegiatan yang namanya kegiatan detail desain penanggulangan banjir Sungai Masamba dan Sungai Rongkong. Nah, ini juga sementara kita kaji seperti apa penanganan di hulu,” ungkap Kepala BBWSPJ, Adenan Rasyid, usai bertemu dengan Bupati Luwu Utara , Kamis (4/3/2021), di ruang kerja bupati.



Selain pembangunan tanggul permanen, BBWSPJ akan merancang penanganan terintegrasi dari hulu ke hilir, agar penanganan bajir bisa maksimal.

“Ini sementara kita kaji sistem penanganannya seperti apa, bukan hanya di lokasi-lokasi spot yang saat ini kita tangani, tapi sistem penanganan dari hulu ke hilirnya juga akan kita kaji. Kira-kira konstruksi apa yang cocok dengan kondisi sungai Masamba dan Rongkong,” kata Adenan.

Ia mengatakan bahwa, pembangunan Sabo Dam di hulu adalah salah satu solusi bagaimana menghadirkan penanganan banjir yang terpadu dan terintegrasi.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More