Rumah Bolon, Istana Rumah Kayu Raja Simalungun Tak Lekang oleh Zaman di Usia 5 Abad
Jum'at, 05 Maret 2021 - 05:05 WIB
Selanjutnya Jabu Jungga adalah kediaman Panglima tentara kerajaan yang disebut “ Raja Goraha. Di bagian lain, terdapat Rumah Bayu yang berfungsi sebagai tempat menginap tamu-tamu kerajaan. Di rumah Bolon, juga terdapat rumah penjagaan yang disebut Balei Buttu, atau tempat pengawal kerajaan untuk mengawasi tamu-tamu yang datang. Bangunan lainnya yaitu, Pattangan, yang merupakan ruangan tempat bertenun para putri raja.
Losung Bolon adalah bangunan yang dijadikan tempat menumbuk padi. Ruang penyimpanan padi juga terdapat di Rumah Bolon yang disebut Tuangan, dan bangunan terakhir yaitu Jambur, yang dipakai sebagai kandang kuda dan penjaganya. Peninggalan sejarah salah satu raja Simalungun itu, saat ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata sejarah di Kabupaten Simalungun. Sayangnya, belum menjadi ikon pariwisata daerah tersebut.
Namun sayang, Rumah Bolon belum dikenal masyarakat internasional karena masih minimnya promosi terhadap keberadaan Rumah Bolon, sehingga hanya menjadi objek wisata lintasan bagi wisatawan yang akan menuju Tanah Karo atau Dairi. Selain itu, pengelolaannya yang belum maksimal menyebabkan Rumah Bolon sebagai peninggalan sejarah yang harus dilestarikan, belum menjadi tujuan wisata yang diminati wisatawan nusantara maupun mancanegara, yang berkunjung ke Sumatera Utara.
Padahal dari sisi potensi, seharusnya layak menjadi objek wisata unggulan, karena keunikannya, meski terbuat dari kayu dan berusia ratusan tahun, namun masih mampu berdiri kokoh hingga kini. Di samping sebagai potensi pariwisata yang dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata Simalungun, yang terpenting pemerintah daerah harus memberikan perhatian khusus terhadap Rumah Bolon, sebagai warisan sejarah dan satu-satunya istana Raja Simalungun yang masih tersisa sehingga tidak punah atau hilang ditelan zaman.
Wakil Ketua Bidang Kominfo DPP PMS Partuha Maujana Simalungun Lawasen Saragih berharap, pemerintah daerah bisa menjadikan Rumah Bolon sebagai objek wisata edukasi bagi para pelajar di Kabupaten Simalungun. “Ke depan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan, diharapkan mewajibkan sekolah-sekolah untuk membawa siswanya pada waktu-waktu libur sekolah ke Rumah Bolon, demi mengenal sejarah daerahnya,” ujar Lawasen.
Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Simalungun, sejak beberapa tahun ini sudah menjadikan Rumah Bolon sebagai salah satu daerah tujuan utama di Kabupaten Simalungun. Kepala Dinas Pariwisara Pemkab Simalungun, Resman Saragih mengatakan, pemerintah daerah terus berupaya menjadikan Rumah Bolon sebagai salah satu destinasi pariwisata yang diminati wisatawan.
“Saat ini, Rumah Bolon sudah menjadi salah satu daerah tujuan wisata utama di Kabupaten Simalungun, disamping Danau Toba dan objek wisata lainnya, namun memang jumlah kunjungan wisatawan yang ke sana masih didominasi wisatawan nusantara atau lokal,” tukasnya.
Losung Bolon adalah bangunan yang dijadikan tempat menumbuk padi. Ruang penyimpanan padi juga terdapat di Rumah Bolon yang disebut Tuangan, dan bangunan terakhir yaitu Jambur, yang dipakai sebagai kandang kuda dan penjaganya. Peninggalan sejarah salah satu raja Simalungun itu, saat ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata sejarah di Kabupaten Simalungun. Sayangnya, belum menjadi ikon pariwisata daerah tersebut.
Namun sayang, Rumah Bolon belum dikenal masyarakat internasional karena masih minimnya promosi terhadap keberadaan Rumah Bolon, sehingga hanya menjadi objek wisata lintasan bagi wisatawan yang akan menuju Tanah Karo atau Dairi. Selain itu, pengelolaannya yang belum maksimal menyebabkan Rumah Bolon sebagai peninggalan sejarah yang harus dilestarikan, belum menjadi tujuan wisata yang diminati wisatawan nusantara maupun mancanegara, yang berkunjung ke Sumatera Utara.
Padahal dari sisi potensi, seharusnya layak menjadi objek wisata unggulan, karena keunikannya, meski terbuat dari kayu dan berusia ratusan tahun, namun masih mampu berdiri kokoh hingga kini. Di samping sebagai potensi pariwisata yang dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata Simalungun, yang terpenting pemerintah daerah harus memberikan perhatian khusus terhadap Rumah Bolon, sebagai warisan sejarah dan satu-satunya istana Raja Simalungun yang masih tersisa sehingga tidak punah atau hilang ditelan zaman.
Wakil Ketua Bidang Kominfo DPP PMS Partuha Maujana Simalungun Lawasen Saragih berharap, pemerintah daerah bisa menjadikan Rumah Bolon sebagai objek wisata edukasi bagi para pelajar di Kabupaten Simalungun. “Ke depan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan, diharapkan mewajibkan sekolah-sekolah untuk membawa siswanya pada waktu-waktu libur sekolah ke Rumah Bolon, demi mengenal sejarah daerahnya,” ujar Lawasen.
Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Simalungun, sejak beberapa tahun ini sudah menjadikan Rumah Bolon sebagai salah satu daerah tujuan utama di Kabupaten Simalungun. Kepala Dinas Pariwisara Pemkab Simalungun, Resman Saragih mengatakan, pemerintah daerah terus berupaya menjadikan Rumah Bolon sebagai salah satu destinasi pariwisata yang diminati wisatawan.
“Saat ini, Rumah Bolon sudah menjadi salah satu daerah tujuan wisata utama di Kabupaten Simalungun, disamping Danau Toba dan objek wisata lainnya, namun memang jumlah kunjungan wisatawan yang ke sana masih didominasi wisatawan nusantara atau lokal,” tukasnya.
tulis komentar anda