Rumah Bolon, Istana Rumah Kayu Raja Simalungun Tak Lekang oleh Zaman di Usia 5 Abad

Jum'at, 05 Maret 2021 - 05:05 WIB
loading...
Rumah Bolon, Istana Rumah Kayu Raja Simalungun Tak Lekang oleh Zaman di Usia 5 Abad
Rumah Bolon Pematang Purba di kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Foto: Istimewa
A A A
SIMALUNGUN - Rumah Bolon di Kabupaten Simalungun di Sumatera Utara (Sumut), jika dilihat sepintas oleh orang yang datang ke daerah itu, adalah rumah yang berumur puluhan tahun, namun siapa sangka rumah kayu yang masih berdiri kokoh itu, sudah berdiri sejak tahun 1515 masehi.

Hingga kini, meski usianya sudah 500-an tahun namun masih kokoh dan tak lekang oleh zaman. Yah rumah kayu itu adalah istana peninggalan Raja Simalungun, yakni Raja Purba yang dikenal dengan Tuan Raendan (Pangultop-ultop). Raja Purba dikenal oleh rakyat Simalungun sebagai raja yang sangat piawai dalam memimpin, sehingga sosoknya pun sangat disegani oleh masyarakat.



Raja yang mempunyai 24 orang istri tersebut, merupakan seorang raja yang jasa-jasanya dalam membangun kebudayaan daerahnya, telah diakui karena kejayaan kebudayaan Simalungun sendiri berada pada masa kepemimpinannya.

Rumah Bolon, Istana Rumah Kayu Raja Simalungun Tak Lekang oleh Zaman di Usia 5 Abad

Untuk sampai ke Rumah Bolon Pamatang Purba di Kecamatan Purba, yang berjarak sekitar 170 kilometer dari Medan dan 70 kilometer dari Kota Pematangsiantar harus membutuhkan waktu 1,5 jam dari Pematangsiantar maupun Berastagi, Kabupaten Tanah Karo yang juga merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Sumatera Utara.

Di tempat tinggal raja yang telah berusia lebih dari 500 tahun itu, terdapat beberapa buah tanduk kerbau. Tanduk kerbau tersebut merupakan yang pernah digunakan pada upacara adat Simalungun , yang dipimpin langsung oleh Raja Purba. Rumah Bolon dibangun dengan gotong royong oleh masyarakat, dengan menggunakan kayu hutan dan tidak memakai paku, namun sampai saat ini masih dapat berdiri kokoh.

Selain sebagai istana tempat tinggal raja, masih memiliki 9 bagian bangunan lainnya yang masih satu kesatuan dengan dengan rumah utama atau istana raja. Bangunan lainnya yang masih merupakan bagian dari Rumah Bolon yaitu, Lopou yang merupakan kamar tidur raja,menerima tamu-tamu terhormat serta sidang-sidang terbatas yang bersifat khusus. Kemudian ada lagi Balei Bolon, tempat mengadakan musyawarah atau peradilan.



Selanjutnya Jabu Jungga adalah kediaman Panglima tentara kerajaan yang disebut “ Raja Goraha. Di bagian lain, terdapat Rumah Bayu yang berfungsi sebagai tempat menginap tamu-tamu kerajaan. Di rumah Bolon, juga terdapat rumah penjagaan yang disebut Balei Buttu, atau tempat pengawal kerajaan untuk mengawasi tamu-tamu yang datang. Bangunan lainnya yaitu, Pattangan, yang merupakan ruangan tempat bertenun para putri raja.

Rumah Bolon, Istana Rumah Kayu Raja Simalungun Tak Lekang oleh Zaman di Usia 5 Abad


Losung Bolon adalah bangunan yang dijadikan tempat menumbuk padi. Ruang penyimpanan padi juga terdapat di Rumah Bolon yang disebut Tuangan, dan bangunan terakhir yaitu Jambur, yang dipakai sebagai kandang kuda dan penjaganya. Peninggalan sejarah salah satu raja Simalungun itu, saat ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata sejarah di Kabupaten Simalungun. Sayangnya, belum menjadi ikon pariwisata daerah tersebut.

Namun sayang, Rumah Bolon belum dikenal masyarakat internasional karena masih minimnya promosi terhadap keberadaan Rumah Bolon, sehingga hanya menjadi objek wisata lintasan bagi wisatawan yang akan menuju Tanah Karo atau Dairi. Selain itu, pengelolaannya yang belum maksimal menyebabkan Rumah Bolon sebagai peninggalan sejarah yang harus dilestarikan, belum menjadi tujuan wisata yang diminati wisatawan nusantara maupun mancanegara, yang berkunjung ke Sumatera Utara.

Rumah Bolon, Istana Rumah Kayu Raja Simalungun Tak Lekang oleh Zaman di Usia 5 Abad


Padahal dari sisi potensi, seharusnya layak menjadi objek wisata unggulan, karena keunikannya, meski terbuat dari kayu dan berusia ratusan tahun, namun masih mampu berdiri kokoh hingga kini. Di samping sebagai potensi pariwisata yang dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata Simalungun, yang terpenting pemerintah daerah harus memberikan perhatian khusus terhadap Rumah Bolon, sebagai warisan sejarah dan satu-satunya istana Raja Simalungun yang masih tersisa sehingga tidak punah atau hilang ditelan zaman.



Wakil Ketua Bidang Kominfo DPP PMS Partuha Maujana Simalungun Lawasen Saragih berharap, pemerintah daerah bisa menjadikan Rumah Bolon sebagai objek wisata edukasi bagi para pelajar di Kabupaten Simalungun. “Ke depan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan, diharapkan mewajibkan sekolah-sekolah untuk membawa siswanya pada waktu-waktu libur sekolah ke Rumah Bolon, demi mengenal sejarah daerahnya,” ujar Lawasen.

Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Simalungun, sejak beberapa tahun ini sudah menjadikan Rumah Bolon sebagai salah satu daerah tujuan utama di Kabupaten Simalungun. Kepala Dinas Pariwisara Pemkab Simalungun, Resman Saragih mengatakan, pemerintah daerah terus berupaya menjadikan Rumah Bolon sebagai salah satu destinasi pariwisata yang diminati wisatawan.

“Saat ini, Rumah Bolon sudah menjadi salah satu daerah tujuan wisata utama di Kabupaten Simalungun, disamping Danau Toba dan objek wisata lainnya, namun memang jumlah kunjungan wisatawan yang ke sana masih didominasi wisatawan nusantara atau lokal,” tukasnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1827 seconds (0.1#10.140)