Kecewa Layanan RS Swasta, Bupati Blora: Menyedihkan, Mosok Satu Ruangan Diisi 6 Orang
Senin, 08 Februari 2021 - 16:32 WIB
BLORA - Bupati Blora, Djoko Nugroho jengkel dengan manajemen rumah sakit (RS) swasta dalam menangani pasien COVID-19. RS swasta dinilai tidak serius dan terkesan seadanya dalam menyiapkan fasilitas bagi pasien COVID-19.
Kekesalan Bupati Blora disampaikan ketika vaksinasi tahap dua di rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Soetidjono, Blora. Djoko Nugroho kesal saat melihat rendahnya tingkat kesembuhan COVID-19 di Kabupaten Blora.
"Tingkat kesembuhan masih di bawah Nasional dan Provinsi saya mengamini, iya. Karena saya melihat manajemen rumah sakit di Blora, khususnya swasta dalam menyediakan ruang isolasi kesannya terpaksa. Dengan peralatan yang seadanya, menyedihkan sekali. Mosok satu ruangan diisi enam orang," ungkapnya, Senin (8/2/2021).
Bupati mencontohkan ketika kakak kandungnya terpapar COVID-19, dan dirawat disalah satu rumah sakit swasta di Blora.
"Saya melakoni (mengalami) sendiri, kakak kandung saya. Namanya orang sakit, apalagi seperti itu, dikasih yang menarik jangan mikir biaya dulu. Biaya belakanganlah. Kita perlu rapat, mengasih imbauan kepada rekan-rekan kita. Salah satu yang membuat penderita sembuh berikan pelayanan semenarik mungkin. Itu sudah obat, ini penting, serius sekali," imbuhnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Henny Indriyanti mengatakan, angka kesembuhan pasien COVID-19 di Blora sebesar 79%, sementara tingkat Provinsi sebesar 82,8%. Sedangkan di tingkat pusat sebesar 86%. Rendahnya angka kesembuhan ini disebabkan karena keterlambatan penanganan pasien COVID-19.
"Kenapa angka kesembuhan kita rendah, karena datangnya terlambat. Jadi kalau sudah datang terlambat di rumah sakit berat. Kalau kita lihat angka kematian yang terjadi kebanyakan pasien datang terlambat. Makanya saya mohon, tolong kalau sudah terkonfirmasi positif, ketika disuruh mondok langsung dibawa ke rumah sakit. Enggak usah takut," tegasnya.
Kekesalan Bupati Blora disampaikan ketika vaksinasi tahap dua di rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Soetidjono, Blora. Djoko Nugroho kesal saat melihat rendahnya tingkat kesembuhan COVID-19 di Kabupaten Blora.
"Tingkat kesembuhan masih di bawah Nasional dan Provinsi saya mengamini, iya. Karena saya melihat manajemen rumah sakit di Blora, khususnya swasta dalam menyediakan ruang isolasi kesannya terpaksa. Dengan peralatan yang seadanya, menyedihkan sekali. Mosok satu ruangan diisi enam orang," ungkapnya, Senin (8/2/2021).
Bupati mencontohkan ketika kakak kandungnya terpapar COVID-19, dan dirawat disalah satu rumah sakit swasta di Blora.
"Saya melakoni (mengalami) sendiri, kakak kandung saya. Namanya orang sakit, apalagi seperti itu, dikasih yang menarik jangan mikir biaya dulu. Biaya belakanganlah. Kita perlu rapat, mengasih imbauan kepada rekan-rekan kita. Salah satu yang membuat penderita sembuh berikan pelayanan semenarik mungkin. Itu sudah obat, ini penting, serius sekali," imbuhnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Henny Indriyanti mengatakan, angka kesembuhan pasien COVID-19 di Blora sebesar 79%, sementara tingkat Provinsi sebesar 82,8%. Sedangkan di tingkat pusat sebesar 86%. Rendahnya angka kesembuhan ini disebabkan karena keterlambatan penanganan pasien COVID-19.
"Kenapa angka kesembuhan kita rendah, karena datangnya terlambat. Jadi kalau sudah datang terlambat di rumah sakit berat. Kalau kita lihat angka kematian yang terjadi kebanyakan pasien datang terlambat. Makanya saya mohon, tolong kalau sudah terkonfirmasi positif, ketika disuruh mondok langsung dibawa ke rumah sakit. Enggak usah takut," tegasnya.
(shf)
tulis komentar anda