Baru Seumur Jagung, Proyek Talud Penahan Abrasi Senilai Hampir Rp2 Miliar Rusak Parah
Sabtu, 30 Januari 2021 - 14:07 WIB
PESISIR BARAT - Proyek pembangunan talud penahan abrasi di pantai Labuhan Jukung, Kecamatan Pesisir Tengah, milik Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat, Lampung yang baru selesai dibangun bulan Desember 2020 lalu Rusak.
Proyek yang bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus) APBN Tahun Anggaran (TA) 2020 sebesar Rp1,8 miliar lebih itu dikerjakan oleh CV Karya Agung Perdana, rusak di sejumlah titik pondasi akibat terkikis air laut.
Kepala Dinas Pariwisata Gunawan, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya membenarkan Proyek pembangunan talud itu baru selesai dikerjakan. "Kalau saya tidak lupa pembangunan itu dikerjakan di bulan Oktober dan selesai di bulan Desember," terangnya.
Selain menjabat sebagai Kepala Dinas, Gunawan merupakan Pengguna Anggaran (PA) serta merangkap sebagai PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Dirinya menjelaskan, dari nilai anggaran sebesar itu, ada tiga item pekerjaan yang dibangun.
Baca juga: Gempa Berpusat di Darat Bermagnitudo 5,4 Guncang Wilayah Maluku
"Dengan Anggaran hampir Rp2 miliar, ada tiga item yang dibangun. Talut abrasi sepanjang 275 meter, dengan tinggi 3 meter. Rabat beton panjang 275 meter lebar 1,5 cm dan 8 unit GRC dengan ukuran 2 kali 3 meter. Semua dikerjakan dengan perencanaan yang matang oleh konsultan serta rekanan yang profesional," lanjut Gunawan.
Baca juga: Merasa Disudutkan, Keluarga Korban Bantah Pernyataan Pelaku Pembunuhan Istri Secara Sadis
Namun, saat disinggung soal kontruksi bangunan talud yang rusak setelah satu bulan selesai dibangun, PPK berdalih itu hal wajar karena bangunan terkikis ombak.
"Karena cuaca tidak menentu dan susah diprediksi, ketika laut sudah kembali normal, maka kerusakan akan tertutup lagi. Jika memang ada kerusakan, dalam waktu dekat kami akan menyurati pihak rekanan untuk segera diperbaiki. Sebab bangunan itu masih dalam proses pemeliharaan," tutur Gunawan.
Proyek yang bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus) APBN Tahun Anggaran (TA) 2020 sebesar Rp1,8 miliar lebih itu dikerjakan oleh CV Karya Agung Perdana, rusak di sejumlah titik pondasi akibat terkikis air laut.
Kepala Dinas Pariwisata Gunawan, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya membenarkan Proyek pembangunan talud itu baru selesai dikerjakan. "Kalau saya tidak lupa pembangunan itu dikerjakan di bulan Oktober dan selesai di bulan Desember," terangnya.
Selain menjabat sebagai Kepala Dinas, Gunawan merupakan Pengguna Anggaran (PA) serta merangkap sebagai PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Dirinya menjelaskan, dari nilai anggaran sebesar itu, ada tiga item pekerjaan yang dibangun.
Baca juga: Gempa Berpusat di Darat Bermagnitudo 5,4 Guncang Wilayah Maluku
"Dengan Anggaran hampir Rp2 miliar, ada tiga item yang dibangun. Talut abrasi sepanjang 275 meter, dengan tinggi 3 meter. Rabat beton panjang 275 meter lebar 1,5 cm dan 8 unit GRC dengan ukuran 2 kali 3 meter. Semua dikerjakan dengan perencanaan yang matang oleh konsultan serta rekanan yang profesional," lanjut Gunawan.
Baca juga: Merasa Disudutkan, Keluarga Korban Bantah Pernyataan Pelaku Pembunuhan Istri Secara Sadis
Namun, saat disinggung soal kontruksi bangunan talud yang rusak setelah satu bulan selesai dibangun, PPK berdalih itu hal wajar karena bangunan terkikis ombak.
"Karena cuaca tidak menentu dan susah diprediksi, ketika laut sudah kembali normal, maka kerusakan akan tertutup lagi. Jika memang ada kerusakan, dalam waktu dekat kami akan menyurati pihak rekanan untuk segera diperbaiki. Sebab bangunan itu masih dalam proses pemeliharaan," tutur Gunawan.
(boy)
tulis komentar anda