Pemkab KBB Ubah Masjid Jadi Ruang Isolasi Pasien COVID-19 Berstandar Rumah Sakit

Jum'at, 15 Mei 2020 - 21:40 WIB
Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna meninjau ruang isolasi di Aula Masjid Ash-Shiddiq, Kompleks Pemda KBB, Jumat (15/5/2020). SINDOnews/Adi Haryanto
BANDUNG BARAT - Ruang isolasi bagi penanganan pasien COVID-19 di aula Masjid Ash-Shiddiq, Kompleks Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) , sudah mulai bisa digunakan, Jumat (15/5/2020). Ruangan ini khusus untuk mengisolasi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 hasil swab test positif atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Ruang isolasi ini bagi pasien OTG COVID-19, kapasitasnya ada 27 tempat tidur yang semuanya representatif layaknya rumah sakit," kata Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna seusai meresmikan ruang isolasi ini kepada wartawan, Jumat (15/5/2020). (Baca juga; Kasus Corona di Majalengka Mulai Melambat )

Dia ingin fasilitas ruang isolasi ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, walaupun harapannya tidak ada masyarakat KBB yang diisolasi karena terpapar COVID-19. Ruang isolasi ini didesain dengan nyaman dan dilengkapi dengan fasilitas memadai termasuk bagi kebutuhan dasar kamar mandi. Ada juga jaringan internet 24 jam, tenaga medis serta tenaga kebersihan.



Sejauh ini, kata dia, berdasarkan hasil swab test ada 49 OTG di KBB yang terdeteksi positif COVID-19. Mereka nantinya disarankan diisolasi di tempat ini, agar kesehatannya bisa terus terpantau selama 14 hari ke depan. Sedangkan sisanya disebar di tiga rumah sakit umum daerah (RSUD) yang menjadi rujukan di KBB yakni RSUD Cililin, Cikalongwetan, dan Lembang, total ada 80 tempat tidur.

"Sekarang kan swab test masih berlangsung, nah jika ada yang terindikasi positif maka nanti akan ditampung di ruang isolasi di sini (Ash-Shiddiq) dan tiga RSUD itu. Jadi kami juga akan kebut penyelesaian ruang isolasi di RSUD tersebut," ucapnya. (Baca juga; Iuran BPJS Kesehatan Naik, Ini Suara Minor Warga hingga Bupati di Bandung Barat )

Sementara Kepala Labkesda, KBB, dr Maisara SR Hanif yang bertugas di Masjid Ash Shiddiq menyebutkan, selama empat hari pelaksanaan swab test dan hingga hari terakhir ini, warga yang melakukan swab test masih berdatangan. Mereka adalah yang sudah terdaftar di situs Pikobar Jabar, ODP, OTG, alim ulama, masyarakat pasar, tokoh masyarakat, dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas.

"Kalau untuk animo warga yang swab test kebanyakan dari tenaga medis, karena mereka yang selama ini selalu kontak langsung dalam penanganan COVID-19. Kalau dari unsur masyarakat relatif sedikit bahkan banyak yang tidak datang, di sini saja yang swab test 30%-nya adalah tenaga medis," terangnya.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content