Muka Tanah Turun 6 Cm Per Tahun, Pekalongan Bisa Tenggelam di 2036
Rabu, 20 Januari 2021 - 17:29 WIB
BANDUNG - Badan Geologi Kementerian ESDM melansir terjadi penurunan muka tanah (land subsidence) sebesar 6 cm per tahun di pesisir Pekalongan , Jawa Tengah. Penurunan muka tanah ini dikhawatirkan akan semakin parah tanpa ada penanganan tepat dari pemerintah daerah setempat.
Penelitian Badan Geologi dilakukan selama periode Maret hingga September 2020. Pada periode Maret hingga Juli 2020, Badan Geologi mencatat penurunan ketinggian 1,3 cm. Kemudian Juli hingga Agustus 2,3 cm, dan Agustus ke September sebesar 2,7 cm. Sehingga total penurunan selama periode Maret hingga September sebanyak 6 cm.
Berdasarkan data yang dihimpun, saat ini Pekalongan berada pada ketinggian sekitar 100 cm di atas permukaan laut. Bila setiap tahun Pekalongan rata rata mengalami penurunan muka tanah 6 cm, maka diprediksi tahun 2036 Pekalongan akan terendam air.
"Itu juga tidak merata (penurunan muka tanah). Bisa ada yang lebih cepat dan lebih lambat. Tergantung kondisi geologi tanahnya," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Leluno melalui aplikasi Zoom, Rabu (20/1/2021).
Dia menjelaskan, ada beberapa perbedaan hasil penelitian atas fenomena penurunan muka tanah di Pekalongan. Di mana, ada yang menyebut penurunan muka tanah di Pekalongan antara 8-10 cm per tahun. Namun hal itu tidak menjadi persoalan, yang terpenting adakah antisipasi dan pencegahan.
Menurut dia, penurunan tanah ini merupakan salah satu ancaman bencana yang terjadi dalam waktu yang relatif lama (silent killer), namun berdampak cukup luas yang umumnya terjadi di wilayah-wilayah perkotaan, industri, dan pemukiman padat. Sebagian besar wilayah yang mengalami dan yang berpotensi mengalami penurunan tanah sebagian besar berada di wilayah-wilayah pesisir.
Kepala Pusat Air Tanah Geologi Tata Lingkungan, Andiani menambahkan, penurunan muka tanah di Pekalongan bukan karena masifnya penyerapan air. Tetapi karena kondisi tanah lunak di kawasan tersebut dengan ketebalan mencapai 40 meter. Juga bukan disebabkan aktivitas tektonik.
Lihat Juga: Hadiri Majelis Sholawat Hari Santri Nasional, Ahmad Luthfi: Saya Juga Santri, Pencalonan Ini Ikhtiar
Penelitian Badan Geologi dilakukan selama periode Maret hingga September 2020. Pada periode Maret hingga Juli 2020, Badan Geologi mencatat penurunan ketinggian 1,3 cm. Kemudian Juli hingga Agustus 2,3 cm, dan Agustus ke September sebesar 2,7 cm. Sehingga total penurunan selama periode Maret hingga September sebanyak 6 cm.
Baca Juga
Berdasarkan data yang dihimpun, saat ini Pekalongan berada pada ketinggian sekitar 100 cm di atas permukaan laut. Bila setiap tahun Pekalongan rata rata mengalami penurunan muka tanah 6 cm, maka diprediksi tahun 2036 Pekalongan akan terendam air.
"Itu juga tidak merata (penurunan muka tanah). Bisa ada yang lebih cepat dan lebih lambat. Tergantung kondisi geologi tanahnya," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Leluno melalui aplikasi Zoom, Rabu (20/1/2021).
Dia menjelaskan, ada beberapa perbedaan hasil penelitian atas fenomena penurunan muka tanah di Pekalongan. Di mana, ada yang menyebut penurunan muka tanah di Pekalongan antara 8-10 cm per tahun. Namun hal itu tidak menjadi persoalan, yang terpenting adakah antisipasi dan pencegahan.
Menurut dia, penurunan tanah ini merupakan salah satu ancaman bencana yang terjadi dalam waktu yang relatif lama (silent killer), namun berdampak cukup luas yang umumnya terjadi di wilayah-wilayah perkotaan, industri, dan pemukiman padat. Sebagian besar wilayah yang mengalami dan yang berpotensi mengalami penurunan tanah sebagian besar berada di wilayah-wilayah pesisir.
Kepala Pusat Air Tanah Geologi Tata Lingkungan, Andiani menambahkan, penurunan muka tanah di Pekalongan bukan karena masifnya penyerapan air. Tetapi karena kondisi tanah lunak di kawasan tersebut dengan ketebalan mencapai 40 meter. Juga bukan disebabkan aktivitas tektonik.
Lihat Juga: Hadiri Majelis Sholawat Hari Santri Nasional, Ahmad Luthfi: Saya Juga Santri, Pencalonan Ini Ikhtiar
(shf)
tulis komentar anda