Efikasi 65,3%, Ini Keunggulan Lain Vaksin Sinovac Menurut Pakar Epidemiologi
Kamis, 14 Januari 2021 - 10:11 WIB
Vaksin Sinovac juga relatif mudah disimpan maupun logistiknya tidak membutuhkan cold chain atau rantai dingin yang canggih seperti vaksin Pfizer yang membutuhkan penyimpanan minus 70 derajat. Yakni, dengan disimpan di dalam kulkas biasa saja masih dapat memungkinkan.
Atok juga menuturkan, dikelurkannya izin pakai darurat oleh BPOM sebagai jalan keluar ketika suatu vaksin atau obat yang baru selesai dilakukan uji klinis harus segera digunakan, baik itu secara komersil atau secara program oleh pemerintah.
Hal tersebut dilakukan karena melihat semakin banyak korban COVID-19 berjatuhan, sementara waktu ideal yang dibutuhkan adalah enam bulan untuk pemantauan agar mengetahui efek samping pasca uji klinis dilakukan.
“Jadi, uji klinis fase 3-nya sudah selesai, sehingga data-data yang dicatat selama pelaksanaan uji klinis hasilnya bisa diperoleh dan dianalisis. Uji klinis sudah selesai hanya versi pemantauan pasca uji-nya itu yang kemudian kita tunggu dengan pertimbangan bahwa selama uji mulai ke-1 sampai ke-3 laporan terkait dengan keamanan dan efikasi sudah didapatkan,” katanya.
Bagi Atok, vaksin berbeda dengan obat. Kalau obat untuk mengobati orang sakit. Sementara vaksin untuk mencegah yang sehat agar tidak sakit. “Sehingga vaksin itu harus diberikan kepada orang yang masih sehat. Kalau sudah sakit bukan menjadi target dari vaksin karena yang bersangkutan sementara sudah punya antibodi alami yang mungkin memang akan terdegradasi seiring waktu,” ucapnya.
Atok juga menuturkan, dikelurkannya izin pakai darurat oleh BPOM sebagai jalan keluar ketika suatu vaksin atau obat yang baru selesai dilakukan uji klinis harus segera digunakan, baik itu secara komersil atau secara program oleh pemerintah.
Hal tersebut dilakukan karena melihat semakin banyak korban COVID-19 berjatuhan, sementara waktu ideal yang dibutuhkan adalah enam bulan untuk pemantauan agar mengetahui efek samping pasca uji klinis dilakukan.
“Jadi, uji klinis fase 3-nya sudah selesai, sehingga data-data yang dicatat selama pelaksanaan uji klinis hasilnya bisa diperoleh dan dianalisis. Uji klinis sudah selesai hanya versi pemantauan pasca uji-nya itu yang kemudian kita tunggu dengan pertimbangan bahwa selama uji mulai ke-1 sampai ke-3 laporan terkait dengan keamanan dan efikasi sudah didapatkan,” katanya.
Bagi Atok, vaksin berbeda dengan obat. Kalau obat untuk mengobati orang sakit. Sementara vaksin untuk mencegah yang sehat agar tidak sakit. “Sehingga vaksin itu harus diberikan kepada orang yang masih sehat. Kalau sudah sakit bukan menjadi target dari vaksin karena yang bersangkutan sementara sudah punya antibodi alami yang mungkin memang akan terdegradasi seiring waktu,” ucapnya.
(msd)
tulis komentar anda