Bupati Jayapura Mathius Awoitauw Luncurkan Buku ‘Kembali ke Kampung Adat’
Rabu, 06 Januari 2021 - 13:23 WIB
Ditegaskan Mathius, secara filosofis, di balik kekhususan Otonomi Khusus Papua, sesungguhnya apa yang dilakukan di Kabupaten Jayapura inilah yang menjadi terjemahan terbaiknya. Apalagi jika diterjemahkan dalam wadah yang disebut dengan kampung adat, maka di sanalah terjemahan yang tepat dari filosofi kekhususan itu.
“Dalam refleksi saya selama memimpin Kabupaten Jayapura, pendekatan pembangunan politik dan pembangunan budaya ini menjadi sangat relevan ketika kita berbicara tentang Papua yang berdaya di masa depan. Papua ini kaya adat dan budayanya, dan di sanalah sebenarnya kita menemukan jawaban yang sejati dan benar tentang soal-soal yang selama ini melilit orang-orang Papua,” beber Mathius.
Mengembalikan Wajah Papua yang Hilang
Dikatakan Mathius, bahwa gagasan kampung adat adalah sebuah upaya untuk mengembalikan wajah Papua yang sudah lama hilang. Dalam catatan Mathius problem yang selama ini terjadi adalah hilangnya Wajah dan jatidiiri orang Papua. Siapa Orang Papua, saat ini tidak dikenali lagi.
“Bayangkan, kehilangan jatidiri adalah kehilangan tentang seluruh keberadaan kehidupan. Dengan hilangnya identitas, maka siapa pun tentu akan tidak kuat berdiri. Dalam kondisi tak berdaya, tentu tidak ada pilihan lain, mereka menyerah kalah, mereka tersudutkan, terpinggirkan, dan inilah situasi Papua hari-hari ini. Meretas Kampung Adat adalah meretas sebuah jalan untuk membantu anak-anak Papua menemukan jalan kembali kepada jatidiri atau identitas asali mereka; sebuah perjalanan pulang kembali pada akar, kembali menemukan Siapa Diri Mereka sebenarnya,” katanya.
Point Penting lain kata Mathius adalah Gagasan Kembali ke Kampung Adat sebenarnya menjawab Arti Merdeka Sesungguhnya. “Utamanya bagi saya, pengembangan kampung adat, yang pertama dan utama adalah jalan yang membantu masyarakat Papua kembali ke dalam rumah mereka sendiri, yaitu Rumah Jati Diri Papua. Memang, ini bukan satu-satunya cara dan jalan tetapi patut menjadi tawaran solusi di tengah pelik dan kompleksnya persoalan Papua yang seakan tak pernah tuntas."
"Sekali lagi, Papua selama ini banyak didiskusikan tetapi jarang memberi solusi. Diskusi soal Papua selalu diseret pada persoalan politik yang pelik tetapi kita lupa soal utama di depan mata, yaitu jalan budaya yang justru mengatasi segala rumit dan peliknya soal politik Papua. Bahkan jauh saya merenung, gagasan Kampung Adat yang berupaya mengembalikan identitas dan jatidiri asli anak-anak Papua sebenarnya adalah jalan menuju Kemerdekaan yang Sesungguhnya,” tegasnya.
Bagi Mathius, arti Merdeka sesungguhnya atas penemuan identitas asali, dan merdeka karena diakui harkat dan martabatnya, merdeka karena mampu menggali dari dalam akar budaya sendiri segala solusi atas masalah yang selama ini dihadapi.
“Dalam refleksi saya selama memimpin Kabupaten Jayapura, pendekatan pembangunan politik dan pembangunan budaya ini menjadi sangat relevan ketika kita berbicara tentang Papua yang berdaya di masa depan. Papua ini kaya adat dan budayanya, dan di sanalah sebenarnya kita menemukan jawaban yang sejati dan benar tentang soal-soal yang selama ini melilit orang-orang Papua,” beber Mathius.
Mengembalikan Wajah Papua yang Hilang
Dikatakan Mathius, bahwa gagasan kampung adat adalah sebuah upaya untuk mengembalikan wajah Papua yang sudah lama hilang. Dalam catatan Mathius problem yang selama ini terjadi adalah hilangnya Wajah dan jatidiiri orang Papua. Siapa Orang Papua, saat ini tidak dikenali lagi.
“Bayangkan, kehilangan jatidiri adalah kehilangan tentang seluruh keberadaan kehidupan. Dengan hilangnya identitas, maka siapa pun tentu akan tidak kuat berdiri. Dalam kondisi tak berdaya, tentu tidak ada pilihan lain, mereka menyerah kalah, mereka tersudutkan, terpinggirkan, dan inilah situasi Papua hari-hari ini. Meretas Kampung Adat adalah meretas sebuah jalan untuk membantu anak-anak Papua menemukan jalan kembali kepada jatidiri atau identitas asali mereka; sebuah perjalanan pulang kembali pada akar, kembali menemukan Siapa Diri Mereka sebenarnya,” katanya.
Point Penting lain kata Mathius adalah Gagasan Kembali ke Kampung Adat sebenarnya menjawab Arti Merdeka Sesungguhnya. “Utamanya bagi saya, pengembangan kampung adat, yang pertama dan utama adalah jalan yang membantu masyarakat Papua kembali ke dalam rumah mereka sendiri, yaitu Rumah Jati Diri Papua. Memang, ini bukan satu-satunya cara dan jalan tetapi patut menjadi tawaran solusi di tengah pelik dan kompleksnya persoalan Papua yang seakan tak pernah tuntas."
"Sekali lagi, Papua selama ini banyak didiskusikan tetapi jarang memberi solusi. Diskusi soal Papua selalu diseret pada persoalan politik yang pelik tetapi kita lupa soal utama di depan mata, yaitu jalan budaya yang justru mengatasi segala rumit dan peliknya soal politik Papua. Bahkan jauh saya merenung, gagasan Kampung Adat yang berupaya mengembalikan identitas dan jatidiri asli anak-anak Papua sebenarnya adalah jalan menuju Kemerdekaan yang Sesungguhnya,” tegasnya.
Bagi Mathius, arti Merdeka sesungguhnya atas penemuan identitas asali, dan merdeka karena diakui harkat dan martabatnya, merdeka karena mampu menggali dari dalam akar budaya sendiri segala solusi atas masalah yang selama ini dihadapi.
(ars)
tulis komentar anda