Bupati Jayapura Mathius Awoitauw Luncurkan Buku ‘Kembali ke Kampung Adat’

Rabu, 06 Januari 2021 - 13:23 WIB
Dalam kaca mata masyarakat adat, kata Mathius, kehidupan sosial, politik, dan ekonomi akan tetap berkelanjutan jika seluruh masyarakat merawat alam dan lingkungannya. "Dengan kata lain gagasan tentang kesatuan manusia dengan alam lingkungannya sangat relevan dengan masalah ekologi, termasuk di Papua. Gagasan ini menyadarkan manusia untuk menaruh hormat pada alam lingkungan dan melestarikannya," tukas Mathius.

Menurutnya, prinsip ini berlawanan dengan watak teknologis yang selama ini mendominasi pembangunan, termasuk di Papua, yang telah menguras sumber alam secara kasar, serakah, dan membahayakan kelestarian lingkungan hidup. "Dan di sinilah peran masyarakat adat itu sangat besar dan luar biasa,” katanya.

Terkait pembangunan yang selama ini berjalan di Papua kata dia, di tengah ambisi pemerintah untuk memajukan tanah Papua, terdapat masyarakat adat Papua yang terpinggirkan, serta alam yang rusak parah. Bukan hanya itu, proyek-proyek penebangan kayu, perkebunan skala besar, pertambangan, dan berbagai proyek di Papua hanya menguntungkan segelintir orang, yakni pemilik modal dan para birokrat.

“Karena itu, gagasan mengembangkan kampung adat ini adalah bagian dari upaya saya mengembalikan jati diri masyarakat adat di seluruh Papua. Solusi untuk Papua adalah solusi budaya yaitu mengembalikan jatidiri masyarakat adat. Ini jauh lebih penting dari semua solusi yang lain,” tegasnya.

Kembali ke Kampung Adat

Bagian penting lain dari buku ini dijelaskan Mathius adalah idenya untuk menggali ke dalam akar budaya segala macam soal yang selama ini melilit orang-orang Papua. Bagi Mathius, gagasan kampung adat sebagai gerakan pembangunan di tanah Papua merupakan jalan budaya yang harus dilakukan di seluruh Papua, sekaligus sebagai antitesis dari berbagai pembangunan yang selama ini sudah dilakukan di Papua.

“Dengan kata lain pembangunan fisik maupun sosial budaya orang asli Papua di tanah Papua seharusnya disesuaikan dengan nilai budaya, hukum adat, norma, dan aturan budaya orang Papua agar rencana pembangunan tersebut dapat didukung dengan potensi alam dan kondisi sosial budaya masyarakat asli Papua,” jelasnya.

Bukan hanya itu budaya juga bisa menjadi jalan bagi pengelolaan konflik yang tepat karena bisa mencegah agresi sosial sebagai akibat dari pelbagai keluhan yang terakumulasi sekian puluh tahun. Dengan jalan budaya, kata dia ada cukup ruang berkembang bagi penduduk asli Papua di tingkat akar rumput dan bagian lainnya dari masyarakat madani di Papua.

“Dan bagi saya, kampung adat memungkinkan semua upaya-upaya ini bisa dilakukan, karena dalam ruang adat itu masyarakat bisa berbicara secara jujur tentang dirinya, dan dari sana mereka memiliki kepercayaan diri akan nilai-nilainya sendiri untuk hidup,” ungkapnya.

Terjemahan terbaik Otsus
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content