Banjir Bandang Terjang Dua Kecamatan di Mojokerto, 2 Jembatan Putus
Senin, 28 Desember 2020 - 14:29 WIB
Zaini menuturkan, banjir ini disebabkan meluapnya aliran anak Kali Lamong. Debit air meningkat secara signifikan, setelah hujan dengan intensitas cukup tinggi, mengguyur wilayah Mojokerto dan Gresik sejak Minggu (27/12) petang.
"Hingga kini beberapa dusun yang masih tergenang, namun sebagian sudah surut. Sejauh ini kami masih melakukan pendataan. Ini masih kita lakukan kajian dan kordinasi dengan instansi terkait soal penanganan," imbuh Zaini.
Sementara itu, banjir tak hanya merendam ratusan rumah warga. Sejumlah fasilitas umum rusak akibat diterjang banjir. Salah satunya, jembatan penghubung antar dusun di Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, putus akibat tergerus air.
"Putusnya semalam. Mungkin karena derasnya air, sehingga tergerus dan putus. Padahal ini merupakan akses penghubung antar dusun di desa ini," kata Sadi, warga Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Sadi menuturkan, jembatan yang putus tersebut merupakan jembatan penghubung antar dusun. Akibatnya, warga harus memutar sejauh 4 kilometer untuk bisa keluar dari dusun tersebut. Sebab, jembatan tak bisa dilintasi kendati hanya berjalan kaki.
"Karena jembatannya putus, warga terpaksa harus memutar, cukup jauh. Tetap bisa keluar dusun, tapi Jatirowo, Warugunung. Jaraknya sekitar kurang lebih 4 kilometer," terang pria berusia 53 tahun ini.
Selain di Dusun/Desa Suru, jalan dan jembatan penghubung antar dusun di Desa Banyulegi, juga rusak tersapu derasnya air. Bahkan, akses tersebut saat ini tidak bisa dilintasi warga. Lantaran sebagian badan jalan amblas akibat tergerus air.
"Ini akibat banjir semalam. Memang semalam air cukup deras, meskipun durasi waktunya hanya sekitar dua jam," kata Suripto, salah seorang warga.
Sejauh ini, BPDB Kabupaten Mojokerto belum bisa menyimpulkan kerugian akibat banjir yang menerjang dua kecamatan di Kabupaten Mojokerto ini. Tim Reaksi Cepat (TRC) Kabupaten Mojokerto masih menginventarisir dan memberikan penanganan tanggap darurat bagi warga terdampak.
"Hingga kini beberapa dusun yang masih tergenang, namun sebagian sudah surut. Sejauh ini kami masih melakukan pendataan. Ini masih kita lakukan kajian dan kordinasi dengan instansi terkait soal penanganan," imbuh Zaini.
Sementara itu, banjir tak hanya merendam ratusan rumah warga. Sejumlah fasilitas umum rusak akibat diterjang banjir. Salah satunya, jembatan penghubung antar dusun di Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, putus akibat tergerus air.
"Putusnya semalam. Mungkin karena derasnya air, sehingga tergerus dan putus. Padahal ini merupakan akses penghubung antar dusun di desa ini," kata Sadi, warga Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Sadi menuturkan, jembatan yang putus tersebut merupakan jembatan penghubung antar dusun. Akibatnya, warga harus memutar sejauh 4 kilometer untuk bisa keluar dari dusun tersebut. Sebab, jembatan tak bisa dilintasi kendati hanya berjalan kaki.
"Karena jembatannya putus, warga terpaksa harus memutar, cukup jauh. Tetap bisa keluar dusun, tapi Jatirowo, Warugunung. Jaraknya sekitar kurang lebih 4 kilometer," terang pria berusia 53 tahun ini.
Selain di Dusun/Desa Suru, jalan dan jembatan penghubung antar dusun di Desa Banyulegi, juga rusak tersapu derasnya air. Bahkan, akses tersebut saat ini tidak bisa dilintasi warga. Lantaran sebagian badan jalan amblas akibat tergerus air.
"Ini akibat banjir semalam. Memang semalam air cukup deras, meskipun durasi waktunya hanya sekitar dua jam," kata Suripto, salah seorang warga.
Sejauh ini, BPDB Kabupaten Mojokerto belum bisa menyimpulkan kerugian akibat banjir yang menerjang dua kecamatan di Kabupaten Mojokerto ini. Tim Reaksi Cepat (TRC) Kabupaten Mojokerto masih menginventarisir dan memberikan penanganan tanggap darurat bagi warga terdampak.
tulis komentar anda