Tahapan Pilkada Belum Usai, Masyarakat Diminta Tetap Waspada COVID-19
Kamis, 10 Desember 2020 - 08:33 WIB
MAKASSAR - Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan saat Pilkada Serentak 2020 tanggal 9 Desember cukup tinggi. Meski demikian, masyarakat diminta tetap waspada, karena tahapan pilkada masih panjang dan masih ada proses yang dinilai berpotensi menimbulkan kerumunan.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, saat hari pencoblosan (9/12/2020), Satgas melakukan pemantauan pilkada melalui aplikasi Bersatu Lawan Covid (BLC) di 34 ribuan titik. Dari laporan per pukul 14.00 WITA, spesifik untuk hari pelaksanaan pilkada sudah 227.492 di 34.014 titik di 299 kabupaten/kota dari 33 provinsi terpantau.
“Kepatuhan terhadap protokol kesehatan di pilkada cukup tinggi, yakni di atas 90%. Ini laporan dari pemilih yang melaksanakan pilkada di mana perilaku menggunakan masker kepatuhannya di angka 96,59%. Menjaga jarak laporan yang kami terima kepatuhannya 91,46%,” ujarnya, saat konferensi pers, Rabu (9/12/2020).
Sementara dari data zona risiko daerah peserta pilkada terdapat 29 kabupaten/kota dengan risiko tinggi, 220 di risiko sedang, 56 risiko rendah, dan 4 pada zona hijau. “Setiap pekannya kita evaluasi. Kalau kita lihat, tidak ada perbedaan yang signifikan. Ini trennya (kasus Covid-19 ) sama antara pilkada dan nonpilkada,” tuturnya.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta agar semua pihak tidak kendur dalam menjalankan prokes. Menurutnya, sebuah prestasi jika penyelenggaraan pilkada dapat berjalan baik dan aman dari Covid-19 . “Oleh karena itu, kerja keras semua pihak kami harapkan tidak kendur. Tidak berhenti sampai dengan sekarang. Tetap mata memandang, melihat perkembangan,” ujarnya.
“Begitu ada pelanggaran, langsung diingatkan. Jangan tunggu ada pelanggaran. Sebelum ada pelanggaran, didahului peringatan-peringatan. Insya Allah, kalau ini bisa kita lakukan, semua akan berjalan baik. Berjalan lancar,” tandasnya.
Doni kembali mengingatkan, meski kepatuhan prokes di pilkada cukup baik, tidak boleh berpuas diri. Apalagi, tahapan-tahapan pilkada belum berakhir. Bahkan, proses penghitungan suara pilkada yang masih berlangsung berpotensi menimbulkan kerumunan.
"Kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerumunan masih tetap ada. Oleh karenanya, jangan lengah, jangan kendur. Kami meminta siapa pun untuk tidak segan menegur jika ada yang tidak menjalankan protokol kesehatan saat penyelenggaraan pilkada. Selalu cerewet, selalu nyinyir, selalu mengingatkan," katanya.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, saat hari pencoblosan (9/12/2020), Satgas melakukan pemantauan pilkada melalui aplikasi Bersatu Lawan Covid (BLC) di 34 ribuan titik. Dari laporan per pukul 14.00 WITA, spesifik untuk hari pelaksanaan pilkada sudah 227.492 di 34.014 titik di 299 kabupaten/kota dari 33 provinsi terpantau.
“Kepatuhan terhadap protokol kesehatan di pilkada cukup tinggi, yakni di atas 90%. Ini laporan dari pemilih yang melaksanakan pilkada di mana perilaku menggunakan masker kepatuhannya di angka 96,59%. Menjaga jarak laporan yang kami terima kepatuhannya 91,46%,” ujarnya, saat konferensi pers, Rabu (9/12/2020).
Sementara dari data zona risiko daerah peserta pilkada terdapat 29 kabupaten/kota dengan risiko tinggi, 220 di risiko sedang, 56 risiko rendah, dan 4 pada zona hijau. “Setiap pekannya kita evaluasi. Kalau kita lihat, tidak ada perbedaan yang signifikan. Ini trennya (kasus Covid-19 ) sama antara pilkada dan nonpilkada,” tuturnya.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta agar semua pihak tidak kendur dalam menjalankan prokes. Menurutnya, sebuah prestasi jika penyelenggaraan pilkada dapat berjalan baik dan aman dari Covid-19 . “Oleh karena itu, kerja keras semua pihak kami harapkan tidak kendur. Tidak berhenti sampai dengan sekarang. Tetap mata memandang, melihat perkembangan,” ujarnya.
“Begitu ada pelanggaran, langsung diingatkan. Jangan tunggu ada pelanggaran. Sebelum ada pelanggaran, didahului peringatan-peringatan. Insya Allah, kalau ini bisa kita lakukan, semua akan berjalan baik. Berjalan lancar,” tandasnya.
Doni kembali mengingatkan, meski kepatuhan prokes di pilkada cukup baik, tidak boleh berpuas diri. Apalagi, tahapan-tahapan pilkada belum berakhir. Bahkan, proses penghitungan suara pilkada yang masih berlangsung berpotensi menimbulkan kerumunan.
"Kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerumunan masih tetap ada. Oleh karenanya, jangan lengah, jangan kendur. Kami meminta siapa pun untuk tidak segan menegur jika ada yang tidak menjalankan protokol kesehatan saat penyelenggaraan pilkada. Selalu cerewet, selalu nyinyir, selalu mengingatkan," katanya.
(agn)
tulis komentar anda