Ladang Salak, Padi, dan Sengonnya Dikubur Muntahan Lava Pijar Semeru, Sumarto: Semua Habis

Kamis, 03 Desember 2020 - 20:19 WIB
Besuk Kobokan yang selama ini menjadi lokasi penambangan pasir dan batu, dengan kedalaman dari permukiman warga sekitar 30 meter, kini telah rata. Jurang sedalam 30 meter itu telah hilang berganti tumpukan material vulkanik yang masih mengepulkan asap panas hingga hari ketiga usai kejadian.

(Baca juga: Jelang Coblosan, Ribuan Saksi Gibran-Teguh di Pilwalkot Solo Jalani Rapid Test )

Kepulan asap putih di tengah Besuk Kobokan, menandakan masih adanya panas di dalam tumpukan material vulkanik yang memenuhi seluruh ruang di Besuk Kobokan yang lokasinya berjarak 11 km dari kawah Gunung Semeru .

"Padi, salak, kopi, dan sengon yang kami tanam sudah ludes semuanya. Tidak tersisa sedikitpun. Sawah ladang tempat kami mencari nafkah kini sudah tidak bisa diolah lagi, semuanya berisi debu, batu, dan lava yang masih panas," ujar Sumarto.

Dia tak tahu lagi harus mengadu ke siapa, terkait nasibnya ke depan setelah sawah ladang itu tidak bisa lagi difungsikan. "Ya kami hanya bisa berharap ada bantuan pemerintah untuk membersihkan material lahar, agar sawah ladang kami bisa ditanami lagi," ungkapnya.

(Baca juga: Solo Gempar, Mobil Mewah Milik Bos Perusahaan Tekstil Ditembaki Secara Brutal )

Sumarto mengaku, lahan salak, pagi, dan sengonnya ada sekitar tiga hektare. Hampir semuanya ludes ditenggelamkan oleh material vulkanik yang dimuntahkan dari Jonggring Saloko.

"Padinya masih usia 50-60 hari. Baru saja tumbuh dan belum berbuah, kini sudah lenyap semuanya terpendam di dalam lahar. Kami belum tahu besok mau kerja apa untuk dapat penghasilan," ungkapnya.



Hal senada juga dirasakan Priyanto (55). Kedua mata petani ini nampak sembab saat tiba di pos pengungsian Kamarkajar, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. "Tanaman sengon dan salak saya habis tertimbun lahar," ungkapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More