Harga Alat Kontrasepsi Mahal Selama Pandemi Corona, Permintaan Tetap Tinggi
Selasa, 12 Mei 2020 - 11:47 WIB
PALEMBANG - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel), Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, selama masa pandemi Corona alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) menjadi salah satu komoditas yang harganya naik. Meski harganya naik, namun permintaan terhadap alat kontrasepsi tetap tinggi.
"Pada bulan Maret misalnya, vitamin, pil KB, dan alat kontrasepsi mengalami kenaikan harga. Namun, tidak terlalu signifikan terdadap inflasi secara umum, yaitu sekitar 0,0002%," kata Endang Tri Wahyuningsih, Selasa (12/5/2020).
Tingginya permintaan alat kontrasepsi, selaras dengan tingkat kehamilan selama pandemi Corona (COVID-19) yang turun. Dinas Kesehatan Kota Palembang mencatat, terjadi penurunan jumlah kehamilan selama masa pandemi Corona.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr Mirza Susanty mengatakan, pada Februari kehamilan di Kota Palembang berjumlah 4.573, menurun menjadi 4.225 pada Maret 2020. Kehamilan didominasi ibu berusia 25-35 tahun.
"Sementara untuk April, masih direkap namun estimasi jumlahnya tidak jauh berubah di angka 4 ribuan," katanya.
Meski begitu, angka 4 ribuan setiap bulan itu sudah tergolong tinggi jika dibandingkan rata-rata dua tahun terakhir yang hanya berkisar 2 ribuan. Dimana total pada tahun 2018 terdapat 25 ribu kehamilan, dan meningkat menjadi 26 ribu di tahun 2019.
"Rata-rata kehamilan pada masa pandemi ini merupakan anak yang kedua dan ketiga," katanya.
Saat masa pandemi ini, kata Mirza, terdapat aturan untuk pemeriksaan kehamilan. Yakni ibu hamil hanya disarankan untuk melakukan pemeriksaan pertama di Puskesmas atau layanan kesehatan lain. Sementara untuk pemeriksaan kedua hingga keempat buku panduan.
"Hal ini untuk mencegah atau meminimalisir potensi penularan COVID-19 di masyarakat," katanya.
Namun, khusus bagi ibu yang mengalami tanda bahaya, seperti; gerakan janin yang kurang baik, darah tinggi, pandangan kabur, dan tanda penurunan kesehatan lainnya, maka disarankan agar melakukan konsultasi kepada tenaga kesehatan.
"Kemudian untuk usia kandungan delapan bulan atau menjelang kelahiran harus melakukan minimal satu kali kontrol kesehatan," pungkas.
"Pada bulan Maret misalnya, vitamin, pil KB, dan alat kontrasepsi mengalami kenaikan harga. Namun, tidak terlalu signifikan terdadap inflasi secara umum, yaitu sekitar 0,0002%," kata Endang Tri Wahyuningsih, Selasa (12/5/2020).
Tingginya permintaan alat kontrasepsi, selaras dengan tingkat kehamilan selama pandemi Corona (COVID-19) yang turun. Dinas Kesehatan Kota Palembang mencatat, terjadi penurunan jumlah kehamilan selama masa pandemi Corona.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr Mirza Susanty mengatakan, pada Februari kehamilan di Kota Palembang berjumlah 4.573, menurun menjadi 4.225 pada Maret 2020. Kehamilan didominasi ibu berusia 25-35 tahun.
"Sementara untuk April, masih direkap namun estimasi jumlahnya tidak jauh berubah di angka 4 ribuan," katanya.
Meski begitu, angka 4 ribuan setiap bulan itu sudah tergolong tinggi jika dibandingkan rata-rata dua tahun terakhir yang hanya berkisar 2 ribuan. Dimana total pada tahun 2018 terdapat 25 ribu kehamilan, dan meningkat menjadi 26 ribu di tahun 2019.
"Rata-rata kehamilan pada masa pandemi ini merupakan anak yang kedua dan ketiga," katanya.
Saat masa pandemi ini, kata Mirza, terdapat aturan untuk pemeriksaan kehamilan. Yakni ibu hamil hanya disarankan untuk melakukan pemeriksaan pertama di Puskesmas atau layanan kesehatan lain. Sementara untuk pemeriksaan kedua hingga keempat buku panduan.
"Hal ini untuk mencegah atau meminimalisir potensi penularan COVID-19 di masyarakat," katanya.
Namun, khusus bagi ibu yang mengalami tanda bahaya, seperti; gerakan janin yang kurang baik, darah tinggi, pandangan kabur, dan tanda penurunan kesehatan lainnya, maka disarankan agar melakukan konsultasi kepada tenaga kesehatan.
"Kemudian untuk usia kandungan delapan bulan atau menjelang kelahiran harus melakukan minimal satu kali kontrol kesehatan," pungkas.
(zil)
tulis komentar anda