PPK Berperan Penting dalam Pengembangan Sapi Potong di Sinjai
Sabtu, 28 November 2020 - 19:29 WIB
SINJAI - Keberhasilan peternakan sapi di Kabupaten Sinjai tak lepas dari peran Petugas Peternakan Kecamatan (PPK). Mereka terus memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat.
PPK Sinjai Selatan, Kaharuddin mengungkap, kehadiran PPK di setiap kecamatan merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sinjai dalam memberi pelayanan kepada masyarakat.
Kahar sapaan akrabnya mengaku telah melakoni tugas sebagai PPK selama 20 tahun. Tahun 1999 hingga 2009, dia ditugaskan di Kecamatan Tellu Limpoe. Lalu, tahun 2010 sampai saat ini di Kecamatan Sinjai Selatan.
Suka duka dalam pelayanan peternakan telah banyak ia dapatkan. Bahkan, ia kerap bermalam di rumah peternak, karena adanya induk sapi bali yang hendak melahirkan pedet hasil Inseminasi Buatan (IB).
"Pedet (bayi sapi) pasti besar kalau hasil IB, makanya peternak harus dibantu proses kelahiran sapinya supaya bisa lahir dengan selamat," jelas Kahar, Sabtu, (28/11/2020).
Selain itu, jika ada ternak yang dilaporkan sakit atau mati mendadak, Kahar langsung terjung ke lapangan. Tak mengenal waktu. Meski larut malam. Hal itu dilakukan agar mencegah penyebaran penyakit ke ternak sapi lainnya.
Termasuk mengatur jadwal khusus untuk melakukan vaksinasi guna mencegah potensi penyakit menyerang, memberi vitamin dan obat cacing agar sapi bisa berisi.
"Jadi tidak ada jadwal kerja kami, jika dibutuhkan pasti kami turun meski tengah malah, ada kepuasan tersendiri jika mampu menyelesaikan tugas dengan baik," bebernya.
PPK Sinjai Selatan, Kaharuddin mengungkap, kehadiran PPK di setiap kecamatan merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sinjai dalam memberi pelayanan kepada masyarakat.
Kahar sapaan akrabnya mengaku telah melakoni tugas sebagai PPK selama 20 tahun. Tahun 1999 hingga 2009, dia ditugaskan di Kecamatan Tellu Limpoe. Lalu, tahun 2010 sampai saat ini di Kecamatan Sinjai Selatan.
Suka duka dalam pelayanan peternakan telah banyak ia dapatkan. Bahkan, ia kerap bermalam di rumah peternak, karena adanya induk sapi bali yang hendak melahirkan pedet hasil Inseminasi Buatan (IB).
"Pedet (bayi sapi) pasti besar kalau hasil IB, makanya peternak harus dibantu proses kelahiran sapinya supaya bisa lahir dengan selamat," jelas Kahar, Sabtu, (28/11/2020).
Selain itu, jika ada ternak yang dilaporkan sakit atau mati mendadak, Kahar langsung terjung ke lapangan. Tak mengenal waktu. Meski larut malam. Hal itu dilakukan agar mencegah penyebaran penyakit ke ternak sapi lainnya.
Termasuk mengatur jadwal khusus untuk melakukan vaksinasi guna mencegah potensi penyakit menyerang, memberi vitamin dan obat cacing agar sapi bisa berisi.
"Jadi tidak ada jadwal kerja kami, jika dibutuhkan pasti kami turun meski tengah malah, ada kepuasan tersendiri jika mampu menyelesaikan tugas dengan baik," bebernya.
tulis komentar anda